Bagian 2
Aku hanya bisa memandang miris diriku sendiri. Bukan karena terjebak dengan gadis seperti Tika. Hanya saja aku menyesali sesuatu kenyataan. Bahwa aku lah yang membuat gadis ku takut pada laki-laki.
Kalian bertanya bagaimana bisa?? Baiklah aku akan menceritakannya.
Nama ku Bima Arya. Aku tampan, kaya dan mapan. Aku anak kedua dari 3 bersaudara. Kekerasan kepala si sulung dan kemanjaan si bungsu membuat aku tersisih dan terjepit dirumah, karena itu aku lebih suka berada diluar rumah sejak kecil.
Sifat Playboy ku sudah terasah sejak aku SMP, aku tidak bisa menolak wanita, apalagi kalau itu wanita cantik
Waktu SMA aku pernah menjadi model remaja, hanya sebentar. Bukan karena aku tidak menarik, tapi aku mulai kewalahan dengan jadwal pemotretan yang sudah menyita waktu bersenang-senang ku. Prestasi akademik ku tidak terlalu baik, karena itu sejak lulus kuliah bisnis, aku memilih terjun ke bisnis entertainer. Dengan bantuan Raiyan yang baru ku temui lagi setelah lulus kuliah aku membagun Sebuah PH.
Tidak butuh waktu lama, hanya 2 tahun PH ku sudah menjadi salah satu PH yang terkenal. Harus aku akui Semua berkat Raiyan.
Bertemu dengannya tidak sengaja di sebuah Stasiun TV, aku sempat kaget karena Raiyan tertarik pada industri Hiburan ini. Aku sangat yakin jika dia dulu atau bahkan sampai detik itu dia tidak tertarik, terbukti dia bahkan tidak mengenal artis-artis yang dia temui. Tapi seperti aku bilang sebelum nya Raiyan banyak membantu ku, dan aku bersyukur dia tertarik dengan bisnis hiburan ini, tidak peduli apa alasannya.
Bergaul dengan dunia entertainer membuat ku terbiasa dengan kehidupan malam dan hura-hura. Pindah dari satu pelukan ke pelukan wanita menjadi kebanggaan ku.
Setiap malam aku bersama dua sahabat ku, Raiyan dan Frans, minus Radit karena aku tidak tahu keberadaannya setelah semester dua.
Raiyan sebagai pemilik manajemen artis, Frans sebagai SW, meski itu profesi rahasi katanya. Frans memang banyak menggeluti berbagai pekerjaan, tidak terhitung, dia bahkan pernah menjadi salles panci. Entah apa yang ada dikepala nya, saat aku bertanya dia hanya mengatakan semua itu dia lakukan untuk menunjang profesi. Entah lah IQ ku tidak sampai tiga digit jadi aku malas berpikir. Bagi ku dia hanya sok misterius.
Setiap malam kami selalu menghabiskan waktu di club malam. Tapi aku selalu saja kesal melihat tingkah mereka. Frans selalu menolak minuman, tidak sehat katanya, dia hanya duduk mengawasi orang-orang. Sedangkan Raiyan, dia hanya datang, diam dipojokkan memghisap rokok dalam. Matanya selalu mengawasi seseorang. Siapa lagi kalau bukan Cherisa.
Jujur saja aku sempat tertarik pada gadis cantik itu, aku pernah memeluknya dari belakang, mencoba mengodanya. Tapi apa yang ku dapat, hidungku patah karena amukan Cherisa. Bukan hanya itu, 3 jari ku juga patah karena amukan Raiyan. Sejak saat itu aku memutuskan untuk tidak dekat-dekat dengan Cherisa demi keselamatan ku.
Raiyan, si pria menyedihkan itu selalu datang ke club hanya untuk mengawasi Cherisa diam-diam. Tapi aku menduga kalau gadis itu tahu, dia selalu saja mengamuk. Setiap minuman beralkohol yang dia pesan selalu saja berganti dengan jus, siapa lagi yang melakukannya kalau bukan Raiyan. Terlalu bodoh kalau dia tidak tahu.
Aku selalu mencibir nya, aku tidak mau seperti Raiyan sekarat karena cinta. Lebih asik bermain-main tanpa perasaan.
***BS***
Suatu hari aku terlibat sebuah casting pemain baru untuk drama baru. Ada seorang talent yang menarik perhatian ku. Wajahnya ayu dan lembut seperti gadis keraton. Rambutnya hitam dan panjang tergerai indah. Dan yang paling menggiurkan itu adalah tubuhnya yang berisi. Aku menatapnya intens, Dia tertunduk malu, sepertinya dia gadis kampung yang masih polos.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Karma ( Catatan Hati Bima Sang Cassanova)
Romancekelanjutannya dari cerita Devil Mask cerita ini berkisah soal Bima Sang Casanova profesional, tentang bagaimana dia menemukan cintanya.. mini cerbung yang terlintas idenya karena mungkin banyak pertanyaan yang belum terjawab di Devil Mask.. semoga...