Bagian 3

205 15 4
                                    

Bagian 3

Setelah keluar dari rumah sakit aku menjalankan aktivitas kantor ku kembali, dan tentu saja hobby favorite ku, mengecengi artis dilokasi syuting. Asik mengedarkan pandangan kesekitar, mataku bertemu menatap sebuah sosok, aku memicingkan mata ku, seorang gadis berkacamata dengan rambut di kuncir dua. Aku penasaran dengan sosok itu, aku seperti mengenalinya.

Aku mengikuti sosok itu, dia sedang asik membereskan baju-baju. Aku mendekatinya, hingga jarak 10 meter akhirnya aku yakin. Itu gadis yang sama dengan gadis malam itu. Kartika atau Tika.

" hai.." aku menepuk bahunya, dia berbalik, kaget dan gemetar, dia menjatuhkan semua baju. Tanpa tunggu lama dia berlari meninggalkan ku yang binggung akan sikapnya.

" Heeeeeiiiiiiii..." teriak ku, aku akan menyusulnya, tapi langkah ku tertahan. Cherisa sudah ada didepan ku berdiri melipat tangannya di dada. Dia menghalangi jalan ku.

" itu cewek malam itu kan??" tanya ku

" ya.." jawab Cherisa dingin.

" dia bukannya sudah pulang kampung???" tanya ku lagi, ada nada senang dari kalimat ku, dan aku tidak menyadarinya. Cherisa mengernyitkan dahi.

" dia berjanji akan mengabdikan dirinya pada gue seumur hidup " kata Cherisa.

" Loe memperbudak dia..???" ada kemarahan di kalimat itu, lagi-lagi tanpa sadar, sedangkan Cherisa makin menautkan kedua alisnya.

" Mas Bima sayang.. Aku tidak memperbudak dia kok, dia cuma memohon pada ku untuk menjadikannya assisten ku yang baru.. mas senang kan ?? Dari pada pulang kampung??" kata Cherisa, sebelum aku sempat mengangguk setuju, dia mengelayut manja dan merebahkan kepalanya dibahu ku.

Seketika jantung ku berdetak kencang, tentu saja bukan karena aku tergoda pada senyuman dan sikap manja gadis cantik disamping ku. Aku melihat ke kiri dan ke kanan. Darah ku berdesir, tiba-tiba aku teringat bagaimana Cherisa memecahkan kepala ku dan tentu saja aku ingat bagaimana Raiyan menghajar ku habis-habisan. Aku masih ingin hidup.

" jangan pernah sentuh dia lagi yah Bima sayang.. Dia bukan lawan mas.." Cherisa tersenyum dengan manisnya, dia mengelus bahu ku.

Dan pengecut nya aku bahkan tidak berani bergerak apalagi menolaknya. Aku melihat senyum miring, Cherisa menyerigai, dan aku makin merinding. Keringat sudah mengalir basah di pelipis dan tubuh ku. Senyuman itu aku tahu artinya, mulai hari ini dia akan menjadikan ku mainannya, dan aku pasti tidak akan bisa menolaknya. Sial.

***BSr***

Sejak itu aku selalu menghindari Cherisa, sebisa mungkin aku tidak bertemu dengannya, padahal aku masih penasaran dengan gadis bernama Tika. Tapi demi keselamatan ku, aku menahan diri ku.

Suatu hari aku mendengar kabar kalau Cherisa telah resmi berpacaran dengan seorang aktor tampan bernama Alfis Sandy. Aku bahagia mendengarnya, karena pasti Cherisa tidak akan mengusik ku lagi sekarang. Walaupun aku tahu sahabat ku pasti sekarang sedang berduka. Raiyan sungguh hebat dia bisa menahan perasaan dan emosinya saat melihat kemesraan Cherisa dan Alfis, padahal aku tahu hatinya sedang porak poranda, kilatan matanya yang makin kelam adalah buktinya.

Tapi Raiyan mengesalkan bukan?? Dia pilih kasih, kenapa saat aku yang menyentuh Cherisa dia akan menghajar ku habis-habisan tapi kenapa Alfis tidak??. Bahkan Frans juga bebas mengelus kepala dan memeluk Cherisa, Aku merasa diperlakukan tidak adil. Tapi aku tidak berani Protes, sejak Cherisa pacaran dengan Alfis mood Raiyan sangat buruk, bertanya berarti siap dihajar. Lebih baik diam.

***BSr***

Dugaan ku salah soal Cherisa, dia tetap saja menempel pada ku, dia bahkan tidak peduli dengan kekasihnya. Dan sialnya lagi Tika selalu saja lari saat melihat ku, aku seperti hantu baginya. Aku tidak tahu apa penyebabnya. (Di Bima bego' banget #lol -__-" )

Cinta Dalam Karma ( Catatan Hati Bima Sang Cassanova)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang