Bagian 7

216 18 3
                                    

Bagian 7

Aku melangkah dengan tergesa-gesa. 5 menit di toilet, aku keluar. Di luar tanpa sengaja aku menabrak seseorang, aku menangkap orang yang aku tabrak. Seorang wanita seksi sudah ada di pelukanku. Bibir merah merekah, dada montok dan pahanya yang putih mulus cukup mengiurkan.

" pandangan pertama rahmat, kedua laknat.." bisik malaikat di hati ku. Aku pun melepaskan wanita itu dan membuatnya menjauh dari ku.

" maaf mbak.." aku menatap wajah nya. Cantik sih memang, tapi Tika lebih cantik.

" tidak apa-apa mas.. Aku juga salah kok.." katanya tersenyum mengoda. Aku pun tersenyum dan meninggalkan nya, tapi sebuah tangan menarik ku.

" mas,.. Boleh minta nomor HP nya??" wanita itu mengedipkan matanya liar.
" untuk apa mbak?? Mbak terluka ??" tanya ku menatap heran,

" untuk kenal mas lebih dekat... Aku tertarik dengan kamu.." wanita ini lagi-lagi mengoda ku, dia menyongsongkan tubuhnya ke tubuh ku. Kalau dulu sebelum pensiun mungkin aku tidak akan menyia-siakan wanita cantik nan seksi ini. Tapi sekarang aku bukanlah Bima yang dulu.

" maaf mbak.. Saya sudah punya pacar... Jadi permisi..." kata ku pergi meninggalkannya. Aku kembali ke meja teman-teman ku. Di kejauhan aku melihat mereka sedang asik menatap laptop sambil tersenyum.

" kalian lihat apa???" tanya ku mengintip laptop, tapi dengan cepat Cherisa malah menutupnya. Aku heran

" bukan apa-apa" katanya, dan Raiyan, Frans dan Radit saling tatap dan mereka tersenyum pada ku.

Wanita seksi tadi muncul dari belakang, dia tersenyum manis pada ku, dan dia juga melambaikan tangan mendekat ke meja ku. Aku sedikit takut, bagaimana kalau nanti Cherisa salah paham, dan dia jadi mengubah pikirannya. Aku menautkan kedua bibir ku keras.

" aku harus kembali Cherisa ... " katanya yang langsung disambut ciuman di kedua pipinya oleh Cherisa.

" terima kasih Lana... " Cherisa tersenyum padanya,

" sepertinya gue kurang cantik dan kurang seksi... " katanya tertawa.

" ooooh.. Loe tahu lah... Cinta bisa membutakan mata ..." Cherisa menaikkan alisnya dan tertawa.

" aahh sayang sekali... Padahal gue kira status jomblo gue bisa pecah.." Lana tertawa

" semua laki-laki disini gue yakin meneteskan air liur saat melihat Loe.. loe tinggal pilih, Kecuali yang satu ini.." Cherisa memegang bahu Raiyan, Raiyan mengangkat wajahnya dari iPad, dia tersenyum ramah pada Lana.

" Loe terlalu basa basi... " Gadis yang bernama Lana itu mengibaskan tangannya di udara.

"gue tidak basa basi..lihat dua laki-laki didepan kita.. yang satunya malah sudah meneteskan air liur.." Cherisa melirik, Frans memalingkan wajah kikuk, Radit malah menyeka sudut bibirnya. Mereka seperti kucing yang ketahuan sedang mengintai ikan diatas meja makan. Cherisa dan Lana tertawa keras...

"okee.. Tawaran yang menarik....Tapi tidak sekarang... Gue harus balik ke teater, mereka pasti sedang mencari gue.." kata Lana.

" sekali lagi terima kasih Lana... Besok gue pasti datang ke pertunjukan Loe.." Cherisa mencium kedua pipi Lana.

" gue kan tidak berhasil ..???." kata nya menatap jahil

" ooooh... Peduli amat... Gue mau lihat seberapa liarnya Loe diatas panggung..." kata Cherisa Lana tertawa.

" okee.,. Gue tunggu... Sampai ketemu Cherisa, Raiyan dan yah semuanya.." kata Lana tidak lupa mengedipkan sebelah matanya pada ku sebelum dia berlalu pergi meninggalkan kami. Aku masih heran dan berusaha mencermati apa yang terjadi.

Cinta Dalam Karma ( Catatan Hati Bima Sang Cassanova)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang