Bagian 4

357 17 5
                                    

Bangian 4

Duuuk..

Sebuah bungkusan dia letakkan dan kemudian dia lari lagi ke pojokan. Wajah pucat napasnya menderu, Meskipun jauh tapi aku bisa melihat itu, bahu nya naik turun dengan cepat.

" mas Bima harus makan-makanan yang bergizi..." dia berkata sangat lirih, tapi aku bisa membaca gerak bibirnya.

Aku menatapnya lekat, dan juga bungkusan itu, dia kemudian berlalu meninggalkan ku. Aku membuka bungkusan itu, sepotong ayam goreng, dan juga sayuran, dan ada satu kotak susu didalam bungkusan itu. Awalnya aku heran, Aku menatap piring makan ku. Senyum ku mengembang dan hati ku menghangat.

Dia pasti mengira kalau keadaan ku sangat menyedihkan. Makan di warteg dengan lauk tempe dan juga ikan asin. Padahal sebenarnya aku tidak semenyedihkan yang dia bayangkan, kalau aku mau aku masih bisa makan di Cafe. Tapi aku ke sini karena ingin membujuk mas Yoga, ini warung langganannya.

" beruntung banget Loe.. Meskipun brengsek masih ada saja yang perhatian sama Loe.." mas yoga berkata sambil melahap nasinya.

" mungkin dia tahu kalau gue sebenarnya baik hati..." kata ku, mas Yoga mencibir ku.

" gimana mas... Mas mau kan...?? Kirana sudah menyanggupinya.... Meski bukan Cherisa aku rasa kirana cukup bagus kok mas..." kata ku membujuknya untuk menyutradarai drama baru ku.

" okee lah... " katanya, dan aku langsung memeluk nya.

" makasih mas... " kata ku, mas yoga melepaskan pelukkan ku, dia risih,

" gue masih normal Bima ,,, jauh-jauh dari gue..." katanya jijik. Aku tersenyum menunjukkan gigi-gigi ku.

" sebenarnya... Kalau bukan karena Tika sebenarnya gue malas..." kata mas Yoga.

" dari dulu,, Gue heran sama si Tika, setiap lihat Loe dia langsung kabur... Yah meskipun kalau bicara sama gue dia juga jaga jarak,, sampai 2 meter gitu.... Cuma gue heran ajah.. Makanya iseng gue nanya sama dia.. Loe itu seperti apa sih orang nya ?? Berharap dia maki-maki Loe, jadi gue bisa tahu kalau mungkin Loe berbuat sesuatu yang jelek sama dia..." kata mas Yoga panjang lebar,

" terus... Jawabannya apa mas..??" aku penasaran.

" dia bilangan meski Loe nakal, tapi Loe gak pernah main-main kalau itu soal PH Loe..." kata Yoga, aku sebenarnya kaget mendengar itu.

" lucu memang saat dengar itu dari mulut Tika yang kalau lihat Loe seperti Lihat hantu.. Tapi gue pikir dia bener... Makanya gue mau jadi sutradara Loe lagi... Tapi ingat jangan lagi bawa artis macam Dira... Gue bisa darah tinggi.." kata mas Yoga menyulut Rokoknya dalam.

Flashback OFF

Sebenarnya sejak saat itu, bukan hanya mas yoga tapi aku juga merasa heran dengan jawaban Tika. Semua orang selalu menduga kalau aku tidak serius dengan bisnis ku, aku terlalu mengandalkan Raiyan, aku suka main-main. Tapi tidak ada yang tahu aku serius dengan PH ku, aku tidak pernah main-main. Jika aku mengandalkan Raiyan, itu hanya soal masalah strategi-strategi yang bagus, dan peluang yang menjanjikan. Kerana aku memang lemah untuk menganalisisi sesuatu.

Tidak pernah ku duga kalau orang yang mengerti aku adalah Tika. Kartika putri.

Mulai saat itu aku jatuh cinta padanya, aku pindah ke gedung apartemen yang sama dengan nya. Aku memilih menyimpan BMW kesayangan ku. Aku ingin melihat dari dekat kehidupan nya.

***BSr***

Pertama kali bertemu di apartemen itu, dia masih saja menghindari ku. Saat dia melihat ku di lift dia tidak akan mau masuk ke lift yang sama dengan ku. Aku menungunya di lobby, tapi dia tidak kunjung datang, sampai aku melihatnya keluar dari tangga darurat.

Cinta Dalam Karma ( Catatan Hati Bima Sang Cassanova)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang