Bagian 8
Aku termenung menatap hiruk pikuk di lokasi syuting, sejak hari itu aku menyibukkan diri ku, berusaha melupakan rasa sakit yang aku tahu itu tidak akan pernah berhasil, karena aku sangat mencintai gadis ku, aku merindukannya.
"apa kabar mas Bima..??" sebuah suara menyapa ku, aku tahu siapa dia, aku menatapnya dengan ekor mata ku, sekilas lalu membuang muka tidak peduli.
" jangan sombong begitu dong mas.. mas tidak ingat kenangan kita dulu.." gadis bernama Dira ini sukses membuat ku jijik, bukan hanya padanya tapi pada diri ku sendiri.
"loe membuat gue jijik.." aku berkata kasar padanya,
" dulu kan mas sangat menikmatinya..." katanya lagi, sekarang dia mencondongan tubuhnya pada ku. Berusaha menggoda ku, aku mengepaskan tangannya dan menghindar.
" lepaskan gue.. jangan pernah loe menyentuh gue lagi.. kenangan gue bersama loe itu kenangan terburuk dalam hidup gue... "aku menatapnya tajam.
" aku bisa memberikan mas kenangan indah itu lagi kok kalau mas mau.. dari pada mas mengejar cewek kampungan dan sok polos seperti Tika.. aku jauh lebih baik seratus kali dari nya.." dia menatap ku percaya diri.
Dira memeluk ku erat tanpa sempat aku hindari, aku mencoba melepaskannya, tapi dia seperti lintah yang nemempel erat, dan setelah mengumpulkan tenaga, aku menghempaskannya.
Aku menatapnya dari ujung rambut sampai ujung kuku, wanita didepan ku ini sungguh menyedihkan, wajah yang ringkin dan kurus, mata yang sayu dan tidak fokus. Dan dia bahkan terlihat seperti pasien rumah sakit jiwa.
Tersenyum miring, seperti orang gila. Aku memang mendengar kabar kalau Dira menjadi pecandu alkohol, dia bahkan terjerat pada laki-laki berbeda tiap malam. Menyedihkan memeang, tapi aku tidak punya andil akan kehancuran hidupnya, dia sendiri yang menghancurkan hidupnya.
" loe dengar.. Tika sejuta kali jauh lebih baik dari loe... Loe ini Cuma cewek psikopat... yang terlalu terobsesi pada hidup Cherisa, sampai-sampai loe lupa bagaimana membuat diri loe sendiri hidup.." Bima tersenyum mengejek.
" gue hancur itu karena laki-laki berengsek seperti loe... dan juga Alfis.."dia berteriak, para crew hanya menoleh sekilas, tapi kemudian tidak peduli, mereka sudah biasa mendapati Dira yang histeris tanpa sebab.
" atas dasar apa karena gue?? Loe bahkan sudah tidak perawan lagi saat menyodorkan diri loe... karena loe sepi job??? Itu bukan karena orang lain, tapi karena ulah loe sendiri... loe tidak mau belajar memperbaiki kekurangan loe... pada akhirnya kualitas yang menentukan..." seharusnya aku tidak perlu berbicara panjang lebar padanya, tapi mungkin dengan perkataan ku dia bisa sadar dari kegilaannya.
" gue akan membalas loe Bima..Tika .. alfis juga .. kalian harus merasakannya... terutama si Cheriisaa .." dia terlihat makin histeris, sepertinya Dira tidak tersembuhkan lagi. Dia yang biasanya mampu bersandiwara menjaga image angel nya sekarang malah menunjukan sisi menyeramkan dirinya. Di depan umum, dan itu bukan hanya hari ini.
" loe lupa, kalau loe sudah mengeluarkan amunisi loe.. untuk gue, juga Cherisa... jika loe menyentuh Tika.. gue pastikan loe tidak akan pernah lagi mendapatkan job apapun meskipun Cuma jadi piguran sekali take..." kata ku menatapnya tajam,
"dan jangan lupa kalau loe menyentuh Cherisa lagi, kali ini Raiyaan tidak akan tinggal diam, dia akan melakukan hal lebih kejam dari gue.. bukan hanya tidak pernah muncul di TV atau aksis di dunia hiburan.. gue yakin loe akan segera dikirim ke penjara.." aku menatapnya makin tajam, dia mengigit bibirnya kelihatan kesal.
"soal Alfis itu terserah loe, buka urusan gue.. harusnya loe belajar dari dia.. meskipun bajingan tapi dia tetap bisa menjaga image dan eksistensinya.." kata ku mengejeknya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Karma ( Catatan Hati Bima Sang Cassanova)
Romancekelanjutannya dari cerita Devil Mask cerita ini berkisah soal Bima Sang Casanova profesional, tentang bagaimana dia menemukan cintanya.. mini cerbung yang terlintas idenya karena mungkin banyak pertanyaan yang belum terjawab di Devil Mask.. semoga...