haerin pov
"plis deh huun, aku ini lagi keberatan. Bisa berhenti merhatiin aku gitu gak?? Emang belon hapal mukaku apa?" Dari keluar gerbang sekolah, sehun terus memperhatikan Aku terus. Asli itu bikin risih tau.
"iya, belum hapal muka senyumnya. Cuma hapal muka juteknya aja" Bener juga sih. Aku belum pernah senyum di depan sehun. Tapi buat apa juga senyum di depan sehun? Masa aku harus senyum senyum gak jelas gitu di depan sehun?
Sumpah tas sehun berat banget isinya apa sih?
Enak sehun cuma nyilangin tangannya sama sesekali bersiul. Jalan cepet juga gak susah.
"Hun capek" aku ng-ubah ekspresiku menjadi ekspresi memelas supaya sehun kasian dengan ku.
"Teruus?" Kenapa sehun gak peka sih. Aku kan capek ngebawain tasnya.
tiba tiba sehun jongkok didepan aku yang ngebuat aku bingung "naik ke punggungku dan mana tasku" aku langsung ngasih tasnya ke sehun.
"Cepet naik" saat aku mau bilang tidak usah, sehun sudah menarikku dan menggendongku di punggungnya.
"Kau berat, jadi kalungkan tanganmu ke leherku. Jangan hanya pegangan pada pundaku saja" tidak lama sehun langsung menarik tanganku untuk mengalung di lehernya.
Akhirnya kepalaku aku sandarkan di pundak sehun. Dia bilang aku berat. Apa dia tidak capek?
"Kau bilang aku berat, tapi kenapa tidak kau turunkan saja?" Ucapku memulai pembicaraan yang sedari tadi hening.
"Sehuun" panggilku pada sehun karena dia tidak menjawab pertanyaanku. Tapi hanya di jawab dengan deheman saja.
"Kau bilang aku ber" "kau ingin turun heem?" Sebelum merampungkan kalimatku sehun sudah memotongnya. Dia bertanya padaku dengan nada sangat lembut.
"Heh?" Aku kaget dengan cara bicaranya yang terkesan berubah itu.
Sekarang aku malah bingung harus jawab apa. Ingin turun atau tidak. Kalau boleh jujur aku ingin bilang tidak tapi itu pasti memalukan.
"Jangan turun aku nyaman dengan posisi ini" aku lihat dia tersenyum saat berkata itu. Sepersekian detik aku sadar apa yang dia maksut.
"YAAaak dasar yadong byuntae. Aku ingin turun. Cepat turunkan aku" aku merotah rontah ingin diturunkan.
"Kau mau jatuh heh?" Aku melihat mukanya serius. Dan dingin.
"ANII, tapi cepat turunkan. Heh? Yaak kau mau membawaku kemana huh?" Dia malah belok. Ini jalan menuju taman di komplek kami.
"Taman huh? Untuk apa?" Sehun mendudukan ku di kursi taman yang khusus untuk dua orang.
Sehun menyandarkan kepalanya pada pundakku. Kulihat wajahnya pucat dan matanya berair.
"Kau kenapa huh?" Tanyaku kawatir.
"Pusing. Kepalaku sakit" sekarang mata berairnya sudah mengeluarkan air mata.
"Yak kenapa kau tidak bilang? Malah tetap menggendongku sampai sini. Uljimayeo, berhentilah menangis" aku mengusap air matanya yang deras keluar dari matanya.
Tiba tiba aku ingat dengan kata orang jika ada yang pusing, cium keningnya.
Apa aku harus menciumnya? Kalau cara itu tidak berhasil bagaimana? Apa yang harus ku lakukan. Aku bisa malu kalau itu tidak berhasil.
Aku menangkup pipi sehun untuk menghadapku. Aku mulai mendekatkan bibirku pada keningnya dan..
Chu~
Aku mencium keningnya.
Sehun pov
Chu~
Dia. Dia menciumku. Haerin menciumku? Aku tidak percaya itu.
Aku membulatkan mataku. Aku benar benar tidak percaya haerin menciumku.
"Sudah mendingan?" Heh? Mwo? Aku mengerutkan keningku memberi tanda tidak mengerti.
"Pusingmu. Pusingmu sudah mendingan?" Tanya haerin gugup. Apa kecupan itu adalah obat? Atau cuma modus yeoja ini saja?
"Sudah kuat untuk jalan? Ayo pulang sekarang. Ku bawakan tas mu" Aku hanya mengganggukan kepala untuk tanda setuju.
Ps: maaf ya kalok absur.. aku juga nggk ada mood sekarang.. mood ku lagi swing. Plis. Males banget..
Terus soal fanfict collection yang aku bikin ituu, aku bingung cast selanjutnya siapa.. tolong sarannya dong chiing. ^^ .
Jangan lupa vote nya.. comment nya. Kutunggu..
엡아페페 ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
My enemy and My love
Fiksi Penggemar[COMPLETE] seseorang murid baru tiba tiba ada di idup elo dan langsung bikin elo kesel sama dia. Tapi elo juga cinta sama dia. Itulah OH SEHUN