Awal Konflik

426 13 0
                                    

"Hoamm...." aku mulai membuka mataku dan menarik selimut.
"Clara, bangun! Jessy udah nunggu di bawah" ibu berteriak dari arah dapur.

"Iyaaaa, bu. Emang udah jam berapa?"
"Jam 07.15..."

"Ha? Ibu serius? Tinggal 15 menit?" Aku langsung melompat dari tempat tidurku, mengambil pakaian dari lemari dan pergi ke kamar mandi.

15 menit kemudian.....
"Lo lama amat sih"kata Jessy sedikit kesal.
"Iya, maafin gue. Gue ketiduran soalnya. Kemaren gue beg......"

"Udah lah. Dari pada gue harus dengarin cerita lo. Ayo ke kampus! Keburu telat...ehh..emang udah telat sih" Jessy menahan tawanya ketika melihatku sedikit cemberut.
"Ya lah..." kataku pasrah.

Sesampainya di kampus.....
"Fiuhh...untuk belum telat kan. Hahahah....gue senang karena Pak Petra belum datang. Jadi, gue bisa pdkt dulu dengan James" Jessy berlonjak kegirangan.

"Hahah...betul tu...tapi kerjaan gue ngapain? Lo enak ada James. Gue?" Aku agak sedih iri sih sama Jessy. Karena dia udah punya pacar, sedangkan aku belum. Padahal aku merasa kalau aku lebih cantik dari dia.
"Kenapa kalian masih diluar?" Ternyata Pak Petra yang menegur kami berdua.

"Anu..kami..tadi...dari kamar mandi, pak" kataku mencari alasan.
"I..iya pak"kata Jessy mendukung

"Bohooong pak. Mereka baru datang tuh pak" nyolot Bryan.
"Eh, lo kalau gak tau diam aja" Jessy malah ngotot belain aku.

"Sudah...sudah. Kalian cepat masuk. Sebelum dilihat pak rektor"
"Siip pak" aku dan Jessy berlonjak kegirangan.

Tapi, aku dapat melihat Bryan mengepalkan tangannya ke arah aku dan Jessy. Diam-diam dia sangat membenci kami berdua.

Ketika bel istirahat berdering....
Kami berdua dihadang oleh geng Bryan dan Helga, mereka itu sepasang kekasih yang paling kubenci. Bayangkan saja, Bryan memiliki warna kukit yang gelap, tubuh tidak terlalu tinggi, dan tampangnya pas-pas an aja. Sedangkan Helga, rambut ikal, mata sipit dan badannya sedikit berisi.

Coba deh, kalian bayangkan gimana bentuk mereka berdua. -THINKING-

"Ngapain kalian berdua halangin jalan kami? Iri ya? Karena kami dibolehkan masuk kelas sama Pak Petra. Sedangkan, kemaren kalian dijemur di lapangan kampus terus diketawain orang banyak. Kalau gue sih malu"

Jessy sih memang identik dengan ceplas ceplosnya. Itu sih ciri khasnya, bayangin aja betapa marahnya mereka berdua ketika dengar perkataan Jessy yang agak...eh..bukan agak sih..tapi emang memalukan itu.

"Eh..lo tu jangan sembarangan ya kalau bicara. Lo mau kita berantem ya" ketus Helga.
"Sabar...gak usah diladeni orang kayak mereka" Bryan coba menenangkan pacarnya itu.

Aku hanya tersenyum dan kagum sama Jessy, dia bisa melawan mereka berdua yang udah terkenal banget di kampus sebagai Vampir dan Serigala Penunggu kelas 3B.

Tapi, Jessy mendadak berubah feminim ketika James lewat dihadapan kami.
"Hai, James. Kamu mau ke kantin ya? Bareng yuk! Sama kami berdua" tawar Jessy.
"Iya,nih. Aku gak ada teman. Ayo, biar aku yang traktir kalian"

Aku hanya bisa memperhatikan tingkah sahabatku itu. Dia tiba-tiba menggandeng tangan James. Sementara aku, hanya memperhatikan mereka.

Lucu banget deh, James tingginya 180 cm sedangkan Jessy cuma 157 cm. Aku terkadang tertawa sendiri ketika melihat mereka jalan berdua.

"Lho, Clara? Kamu kok bisa dibelakang? Sini dong, bareng sama kita!" Jessy ternyata baru sadar kalau sahabatnya ini dari tadi ngekorin mereka.
"Oke..oke" aku sedikit berlari-lari kecil mengejar mereka. Aku berdiri di samping Jessy.

"Eits..tunggu bentar ya. Ada yang nelpon nih. Kalian duluan aja, nanti aku nyusul kalian kok" kata Jessy.
Ketika Jessy mulai menjauhi kami, James mendekat ke arahku. Dan menarik tanganku.

"James...tunggu! Kita mau kemana? Kantin kan di sebelah kiri! Eh..pelan-pelan dong!" Aku tak tau kemana James akan membawaku.
Tiba-tiba kami berhenti di depan gedung perpustakaan lama.

"Kecilkan suaramu!"bentak James.
"Kamu kok jadi kasar gini sama aku? Aku bilang ke Jes...."
Tiba-tiba James menutup mulutku dengan tangannya. Aku hanya bisa melototinya.

"Tolong, jangan bilang ke Jessy. Sebenarnya, aku gak suka sama dia. Aku cuma deketin dia..karena...dia...dia itu...dia itu teman kamu, Clara!" James mengatakan itu sambil menundukkan kepalanya dan melepas tangannya dari mulutku.

"Ha? Maksud kamu tu apa? Kamu gak boleh permainkan perasaan Jessy! Dia itu tulus mencintai kamu! Lagian apa hubungannya sama aku, James?"

"Sebenarnya...aku..aku suka sama kamu, Clara"
"A..apa? Kamu gak bisa. Kamu gak bisa melakukan ini sama kami! Kamu tau kan kami berdua adalah sahabat! Dengan ucapan kamu ini, kamu bisa merusak persahabatan kami yang udah lama akrab. Kamu egois!"

Aku pergi meninggalkan James yang tertunduk lesu. Aku yakin, dia pasti menyesal telah mengatakan hal itu, tapi ngomong-ngomong James suka sama aku! Oh no! Oh my god! Apa yang harus aku katakan ke Jessy?
Tuhan...bantu aku. Aku tidak ingin merusak persahabatan kami. Kalau aku bilang sekarang, Jessy nanti mengira bahwa aku sudah menghianatinya sebagai sahabat.

Tapi, kalau aku pendam kejujuan James. Dia nanti malah marah padaku, dan mengira kalau aku adalah seorang pendusta.

Aku takut kalau nanti jadi serba salah. Pada siapa aku harus menceritakan ini?

Mohon maaf kalau ceritanya kurang bagus, karena saya baru pemula. Tolong sampaikan kritik dan sarannya di kolom komentar. Mohon bantuannya teman-teman☺

The Secret Of FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang