Penyakit

133 9 0
                                    

"Guys, kan kita udah kumpul, nih. Sekarang, siapa dulu yang mau mulai?" Tanya James.
"Aku..aku dulu" Jessy mengangkat tangannya setinggi mungkin.
"Yups, sekarang terserah kamu" kata James.

"Please..jangan kasih yang berat-berat dong, yang mudah aja ya... misalnya nyatuin hati kamu dan hati aku..." Hans mulai menggoda Jessy dengan senyumnya yang menawan itu.
"Ah...lo gombal! Aku cuma mau tanya kok. Apa yang akan kamu lakukan kalau ada cewek yang suka sama lo?"

Aku sangat mengerti tentang pertanyaan Jessy itu. Dia pasti mau nyindir James karena udah mulai acuhin dia.
"Sekarang jawaab!"
"Hmm..kalau aku sih..pertama aku pasti menghargainya..tapi kalau di hatiku tidak ada rasa cinta..ya, aku hanya menganggapnya sebagai teman aja" jelas James panjang lebar.

"Ha? Apakah semua laki-laki di dunia ini sama? Kenapa kalian tidak memperhatikan perasaan wanita?" Jessy berlari meninggalkan kami bertiga.
"Whats wrong? I have a mistake?" Hans tidak tau kenapa Jessy bertingkah seperti itu.

"Mendingan lo nyusul dia, pergi sana" James mengusir sepupunya.
"Iya..tapi santai aja dong"
Hans mengejar Jessy..

Ketika aku berjalan meninggalkan James, dia mencegahku..
"Hei, apa yang kanu lakukan? Aku mau mengejar sahabatku!"
"Kamu tak boleh melakukan itu! Kamu harus tetap disisiku"
"James..a..aku..pu..pusing..banget"

BRAKK!!...

"Aku dimana?" kepalaku terasa sangat berat.
"Kamu..kamu di rumah sakit, Cla" suara James.

♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡

Ketika aku mulai membuka mata....
"Lho? James!! Kok hitam semua? Kamu gak kelihatan..aduh mataku!"
Aku khawatir dan takut kalau aku menderita penyakit mata yang berbahaya atau jangan-jangan

Aku Buta!!!!!!!!!!!!

"Kamu serius kan, Cla? Jangan bercanda dong please gak lucu tau"
James mulai khawatir dengan keadaanku.
"Oke..akan aku telpon ibumu dan Jenny..oke? Kamu sabar dulu ya.."

Aku tak tau harus berbuat apa.. hanya bisa berdiam diri. Sementara dari luar, aku mendengar suara James berteriak memanggil dokter.

Ah, sepertinya ada sesuatu yang menusuk lenganku. Dan, aku mulai tertidur kembali.

Ketika aku sadar, aku mendengar suara berisik dan riuh, sepertinya ada banyak orang dan...
"Dok, gimana keadaannya?" Suara itu...Jessy!
"Dia masih kritis..mungkin sebentar lagi dia akan bangun"

"J..jessy..kamu dimana?" Aku mulai meraba-raba.
"Clara..kamu kenapa? Apa yang terjadi padamu? Kenapa kamu seperti ini? Hiks..hiks..aku sangat mengkhawatirkanmu"

Jessy memelukku, aku bisa merasakan air matanya jatuh di lengan kiriku.
"Sudah..kamu nmjangan nangis gitu dongm...dimana Jessy yang dulu yang ceria?"
Ternyata aku menangis juga.

"Btw..ibuku ada dimana? Dia tidak datang?"
"Hmm..ibu kamu di rawat di rumah sakit ini juga, dia sangat terkejut ketika mendengar kabar kalau kamu masuk rumah sakit..apalagi dengan kondisi yang seperti ini. Jadi, sakit jantungnya kambuh lagi"
"Hiks..hiks..kenapa jadi seperti ini? Aku gak mau ibu sakit, Jes"

"Iya, sekarang mending kamu jaga kesehatan kamu. Soalnya bentar lagi, James sama Hans mau datang jenguk kamu"

Ting...tong...ting...tong...

"Nah, itu dia mereka datang"
"Ah, mereka sudah datang? Cepet amat"
"Hei, Cla sayang. Gimana keadaanmu?" Tanya Hans.
"Sayang..sayang mukelu. Enak aja manggil Clara dengan sayang" sewot James sambil memukul tangan kanan Hans.
"Suka hati aku dong" Hans tak kalah sewotnya.

"Udah..udah. Kalian jangan berantem..kasihan Clara"
"Oh..iya..aku lupa" Hans langsung menghampiri Clara dan mengusap kepalanya. Dia tersenyum kepada Clara. Sebenarnya, Hans belum tau tentang penyakit Clara.

"Lho, kamu kok nggak balas senyumku? Aku gak tampan lagi ya" goda Hans.
Tiba-tiba suasana jadi hening.
Ternyata, James menceritakan semua hal tentang penyakitku.

"Oh, I am sorry..guys..I dont know what happened with you"
"No problem, Hans.."
"Okee..aku sama Jessy mau cari makan dulu ya? Bentar aja kok" Hans menarik tangan Jessy hingga mereka tak kelihatan lagi badannya.

Tinggal aku sama James..

Berduaa...-_-

"Kamu udah makan obat?"
"Belum"
"Udah sarapan?"
"Belum"
"Udah mandi? Pasti belum.."
"Emang belum"
"Hahahahahahahaha" terdengar tawa kami yang serentak.

"Wisuda kita tinggal 2 minggu lagi. Kamu mau jawab sekarang atau nanti?"
"Ya..nantilah. Kan aku udah bilang kalau waktu wisuda aku bilang ke kamu"
"Ok..gak masalah kok"

♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡

Tanganku meraba-raba dan mencari sesuatu, tidak sengaja tersentuh olehku seperti kepala seseorang, ada suaranya, sepertinya James..

Ternyata James ketiduran...

"Ah..aku gak mungkin bangunin dia..cuma karena mau ambilin minum. Aku gak boleh egois"
Aku mencoba meraba kembali..akhirnya aku bisa menemukan lokasinya..sebuah gelas kosong yang belum berisi.
"Aduuh..mana ceretnya ya.."

KLENTANG!!!..KLING!!...

Gelasnya pecah..airnya tumpah..
"Ah!!"
Oh tidak, apa yang kulakukan.
Aku berteriak..

Dan James terbangun..

"Clara..kenapa kamu gak minta tolong sama aku?" James merendahkan suaranya.
"Aku..aku..gak mau bangunin kamu"

Aku masih ketakutan sekali. Selimutku kulingkarkan ke tubuhku. "Sudah, jangan takut. Aku ada disini kok..aku akan terus menjagamu sampai akhir nafasku"
Mendengar kata-kata James tersebut..sekujur tubuhku bergetar, darahku mengalir dengan sangat cepat.

Deg..deg..deg..deg..deg..deg..deg.....

James memelukku. Aku tak bisa pungkiri, dari diriku mulai timbul suatu perasaan. Perasaan yang selalu membuatku nyaman jika berada di sampingnya. Atau mungkin...sekarang..

Aku sudah menyukainya...

Aku segera melepaskan pelukan James...maafkan aku...James..

James mendekat ke arahku..dia membisikkan sesuatu..

I love you..

Guys..tolong vote ya kalau suka sama cerita ini..






The Secret Of FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang