Tunangan

78 2 0
                                    

3 hari kemudian....

Jeng jeng jengjeng...

Bunyi musik pesta pertunangan siapa coba? Ya guelah! Bayangin aja guys, cuma 15 menit kenal dengan keluarga "si calon suami" langsung tunangan, kilat banget kan guys. Tiga hari guys..tiga hari lagi gue tunangan..

"Selamat ya"

"Iya, terima kasih"

Para tamu pesta pertunangan kami menyalami kami satu per satu. Ada yang bilang selamatlah, congats lah, ntah apalah pokoknya.

Aku berdiri disamping James dengan menggunakan dress panjang hingga menyentuh lantai. Sedangkan, James tampak rapi dan maskulin dengan jas dan kemeja yang serasi itu.

Aku melihat-lihat ke arah sekitarku,
Mataku tertuju oleh dua orang yang sangat kukenali.

Hans! Jessy!

"James, bukankah itu Jessy dan Hans? Ngapain mereka disini?"

"Mana?"

"Itu lho" aku menunjuk ke arah mereka.

"Ooh, kalau Hans kan sepupu aku, termasuk keluarga Licuer. Tapi, kalau si Jessy itu aku gak tau"

"Eh, James lihat! Mereka pegangan tangan!"

"Iyaa"

"Jangan-jangan..." kata kami serempak.

"Hahahahaha..." kami pun tertawa lagi bersama. Orang-orang yang melihat kami mengira kalau kami adalah sepasang kekasih yang kompak dan serasi.

Maybe!

Hans dan Jessy berjalan mendekati kami.

"Selamat ya bro!" Hans memeluk James.

"Iya. Thanks"

Jessy pun begitu. Dia memelukku dan membisikkan sesuatu.

"Huh, si pengkhianat ini udah gak buta lagi ya? Selamat ya, ngomong- ngomong gue sama Hans udah resmi pacaran. Lo gak iri kan? Kalau lo menikah dengan James nanti, gue juga akan menikah dengan Hans dan kami akan membuat pernikahan lo hancur lebur! Dan lo gak akan bisa berbuat apa-apa!"

Tubuhku menggigil mendengar bisikan Jessy.

"Hei, kalian lama amat pelukannya? Emang udah baikan?" James bertanya sambil memegang dagunya.

"Udah dong" Jessy menepuk bahuku. Tapi, tiba-tiba dia mencubitnya. Aku meringis kesakitan.

"Kami pergi dulu ya" Hans melambaikan tangannya.

"Yaps" James membalasnya.

Aku masih memikirkan omongan Jessy.

"Cla..Clara? Hello?Kamu termenung lagi?"

"Gak ah"

"Jessy tadi bilang apa?"

"Ukh..gak ada kok"

"Jangan bohong!"

"Iya..beneran gak ada"

"Ya sudahlah!"

Pestanya selesai ketika jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Ibu James menawarkanku supaya menginap di rumah mereka, karena hari sudah malam. Apalagi, letak rumah ku jauh dari tempat ini.

"Nak, kamu nginap saja disini"

"Tapi, bu. Saya kan belum resmi jadi......ya begitulah" aku sedikit berbelit-belit.

"Gak papa kan bu?" James menyela dan merangkul bahuku.

"Gak papa lah. James ajak Clara ke kamarnya. Suruh bi Marta beresin dulu ya"

"Siip bu"

Aku membalikkan wajahku dari James.

"Ngambek lagi nih, si putri!"

"Gak ya"

"Iskh..kamu kegeraan ya? Emang kamu putri apa?"

Wushhh..

Tadinya aku gak terlalu marah sih sama James. Tapi, karena dengarin omongannya tadi, api kemarahan sedang bangkit di salam diriku.

"Ya udah. Aku pergi aja"

Aku berlari meninggalkan James sambil mengusap air mataku. Aku memang sensitif orangnya. James berteriak memanggilku, tapi selalu kuacuhkan. Sekarang, aku benar-benar marah padanya, 100%

Aku pergi dari villa itu dan berdiri menunggu taksi yang datang, aku juga gak yakin, apa ada taksi jam segini?

Tidak beberapa lama..sebuah taksi lewat dihadapanku. Aku segera melambaikan tangan dan memberi tanda kepada supirnya. Ketika supirnya membuka jendela, wajahnya serem banget. Aku jadi curiga kalau dia itu orang jahat. Aku masih ragu, naik atau nggak.

"Naik gak neng?" Matanya melotot padaku.

"Tidak pak. Maaf ya pak"

Itu suara James! Dia menarik tanganku. Aku berusaha untuk memberontak!

"Lepasin! Lepasin aku!"

"Gak akan! Lagian kamu ngapa sih merajuk kayak gitu? Kayak anak kecil aja"

Aku gak menyangka kalau James mau mengejarku sejauh ini. Padahal, aku sudah merasa meninggalkan villa itu sejauh mungkin.

Tik..tik..tik..cress..cress..

Ternyata hujan mulai turun, makin lama makin deras. Kami pun terpaksa berteduh di depan sebuah ruko tua. Kalau dilihat-lihat serem juga. Semua toko udah tutup, gak ada orang dan jalanan pun semakin sepi oleh kendaraan. Aku kedinginan dan susah berjalan dengan long dress ini.

Ketika hari sudah mulai redup dan hari semakin gelap, James menyalakan IPhone 6 nya sebagai penerang jalan. Melihat aku yang susah berjalan, dia menyuruhku memegang handphone nya lalu dia menggendongku.

Yang melihat kami mungkin mengira kalau kami adalah Jack and Rose di film Titanic. Sweet!!

Tapi, baru setengah perjalanan, kami dihadang oleh 3 orang pria yang jalannya oleng, sepertinya mereka mabuk.

Ketika melihat kami, mereka memecahkan botol miras yang mereka bawa. James tanpa takut berjalan melewati mereka. Tetapi, salah satu dari mereka menyentuh kaki Clara dengan sengaja. James langsung marah besar, mukanya seperti api yang membaraa..

Dia menurunkanku dan langsung memelukku.

"Kalian mau apa, ha? Biarkan kami pergi! Atau kuhabisi kalian satu persatu! Ayo maju!"

James mengepalkan salah satu tangannya dan siap menghabisi mereka. Dia cool banget! Tiga preman itu langsung mendekati James dan melayangkan senjata tajam yang dibawanya.

James menendang dan menekuk leher salah satu preman, yang satu lagi di pukul dan dan diinjak perutnya oleh James, dan yang terakhir di tinju ala kickboxing profesional gitu.

Apalagi gaya-gaya James mirip Jackie Chan. Ditambah jas dan kemejanya masih rapi melekat di tubuhnya. Seperti di kisah dongeng anak-anak, sang Pangeran menyelamatkam sang Putri dari para penculik :S

Akhirnya, James berhasil membuat ketiga preman itu kalah telak. Mereka langsung kabur entah kemana meninggalkan kami. Aku masih bengong, apa James belajar Kungfu? Wushu? Muathai? Boxing? Dan berbagai jenis bela diri lainnya?

"Ayo pulang! Aku capek banget, sorry aku gak bisa gendong kamu lagi"

"Gak papa kok. Lagian ini semua salah aku"

"Udah, gak usah dipikirin. Nih, pakai aja jasku. Kamu pasti kedinginan kan?"

James menyodorkan jasnya padaku. Wah, dia benar-benar laki-laki sejati.

Kami pun pulang ke villa tersebut. Ayah dan ibu James sangat khawatir dengan kami. Ketika kami sampai, mereka langsung menyuruh kami pergi ke kamar masing-masing untuk menghangatkan diri.

Thanks James. You always keep dan save me..({})

The Secret Of FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang