Kesadaran

76 3 0
                                    

"Kok bengong? Udah sampai lho"
"Beneran?"
"Iya. Ayo turun"
"Oke"

Kami pun menuju aula kampus. James selalu menggenggam tanganku, tidak pernah melepaskannya.

"Umm..James. Aku mau ke toilet bentar"
"Tapi, apa nanti kamu bisa? Maksudku..ya begitulah"
"Aku bisa kok. Lagian cuma sebentar"
"Okee..sini aku antarin"
"Iya. Tapi kamu nunggu nya di teras kelas 2C ya? Kan berhadapan. Lagian gak mungkin kalau kamu masuk ke toilet cewek. Nati kamu dituduh macem-macem lagi"
"Iya bawell"
"Hahaha"

Ketika berada di toilet, aku pergi ke wastafel. Sebenarnya, aku hanya mencuci muka saja. Aku berjalan sambil meraba dinding berharap aku tidak menabak benda apalagi orang. Tetapi, dugaanku salah.

"Hati-hati dong kalau ja..."

Aku sangat mengenal suara itu.

Jessy! Mati aku!

"Eh, ternyata si gadis buta. Kamu gak tau jalan ya?"
"Jes, kamu kok jadi kayak gini ke aku?"
"Jadi, mau kamu apa? Aku cuma bisa ngeliatin kalian berdua? Sambil nangis-nangis gitu? Sorry! Aku bukan cewek lemah!"
"Aku gak bermaksud begitu kok!"
"Jadi, maksud kamu apa? Udah deh, gak usah bohong! Lagian, aku udah gak nganggap kamu sahabat lagi kok. Oh ya, aku mau kasih tau kamu! Kalau aku masuk geng Bryan sama Helga. Dan kami, bisa buat lo perlahan-lahan hancurr!"
"Kamu kok tega sama aku, Jes? Apa salahku?"
"WOW! Kamu bertanya apa salahmu? Kamu memang gak tau diri! Munafik! Pergi! Jangan dekat-dekat denganku! Aku jijik tau!"

Jessy mendorongku dan aku terjatuh. Aku tidak mendengar suarany selain bunyi pintu dan riak air. Jessy ternyata mengambil gayung berisi air dan menyiramku tanpa rasa bersalah.

"Jessy? Kok kamu nyiam aku? Kan kita mau wisuda? Bajuku jadi basah!"
"Aku gak peduli! Kalau perlu kamu mati aja sekalian!"

Jessy pergi meninggalkanku yang masih menggigil kedinginan sekaligus ketakutan.

¤♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡¤

-James Pov-

"Kok dia lama banget ya? Acaranya padahal hampir mulai nih"

James sesekali melirik jam tangannya dan melihat pintu kamar mandi perempuan berharap Clara akan segera keluar. Beberapa saat kemudian, seorang perempuan yang wajahnya sangat familiar oleh James keluar. James memicingkan matanya supaya bisa melihat lebih jelas.

"Oh no! Big no! Itu Jessy? Kalau tadi di kamar mandi ada Jessy. Berarti Clara..."

James menggaruk-garuk kepalanya dan berjalan mondar-mandir. Orang yang melihatnya berpikiran kalau dia orang gila. Bahkan, dia tidak memperdulikan hal itu.

¤♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡¤

Tiba-tiba seorang perempuan keluar dengan wajah kusut, pakaian basah dan berjalan dengan cara meraba-raba.

Clara!

James berlari ke arah Clara yang langkahnya mulai gontai seakan-akan ingin terjatuh.

"Kamu kenapa? Kok bisa jadi kayak gini?"
"Tadi..tadi aku kepeleset dan jatuh"

Dalam hatinya, James merasa iba dengan Clara. Dia tau kalau Clara membohonginya.

"Sini! Duduk dulu, aku mau ambil pakaian ganti"
"........"
"Nih, pakai! Aku tadi bawa dua kok"
"........"
"Hei, dia malah tidur. Bangun dong!"
"........"

Ketika James memegang tangan Clara, dia tidak dapat merasakan denyut nadi Clara.

"Kamu kenapa sih, Cla? Jangan buat aku khawatir lagi, dong"
"........"

James mengolesi leher dan hidung Clara dengan minyak angin yang super hot.

"Hueek..uhuk..uhuk..James..ini bau apa?"
"Itu..minyak angin"
"Kok kamu kasih aku ini sih? Kamu gak tau kalau aku tu paling anti sama yang beginian? Apalagi ini yang super hotnya"
"Iya deh..maaf"

"Katanya tau semuanya. Masa, hal dasar seperti ini saja tidak tau?"
Aku mulai bicara sendiri.

"Pardon me? Kamu bilang apa tadi?"
"Gak ada"
"Ya udah, ganti baju sana! Ni, udah aku bawain"
"Makasih James"
"Sama-sama"

James membantu Clara untuk masuk ke kamar mandi. Tapi, kali ini James tidak menunggu di depan kelas 2C tapi tepat di depan pintu mamar mandi cewek! OMG! Pasti cewek-cewek yang mau ke kamar mandi lebih mending nunggu diluar demi menatap kakak senior mereka yang cuaakeeep binggoww itu.
Clara pun keluar dari kamar mandi.

"Udah selesai?"
"Udah"
"Oke. Ayo kita ke aula"
"Yups"

James membantuku duduk di kursi bersama mahasiswa dan mahasiswi lainnya. Sebelumnya, kami harus mendengar ceramah
sedih karena meninggalnya salah satu teman dari fakultas kami. Dan seperti biasanya.

I AM BORED!!!!

"James. Sorry, kalau aku udah banyak ngerepotin kamu. Aku sadar, kalau kamu benar-benar tulus sama aku. Dan aku memutuskan untuk nerima kamu"
"Apa? Kamu serius?"
"Ha'ah"

James melepaskan tangannya dari tanganku dan refleks berdiri dan bersorak kegirangan.

"Yeaahhhh! Akhirnyaaaaaa"

Semua orang menatap ke arah James dengan aneh, sangat aneh malah. Bayangin aja, orang lagi sedih-sedih, bukannya nangis tapi malah bersorak kegirangan. James kembali duduk dan menutup wajahnya dengan tangannya.

"Cla, aku terlalu berlebihan ya?"
"Haha..gak juga kok"

Sebenarnya dari tadi, aku menahan tawa melihat sahabat yang kucintai ini. Dia spesial bagiku!

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

Acaranya pun selesai, aku mendapat gelar Sarjana Ekonomi dan James Sarjana Hukum. Aku dan James termasuk salah satu mahasiswa dan mahasiswi cerdas dari jurusan kami masing-masing.
Nilai IPK ku adalah 3,80 sedangkan James 3,87. Kami mendapat hadiah berupa piagam dan sertifikat sebagai peraih nilai IPK tertinggi putra dan putri.

James memarkirkan mobilnya di depan rumah sakit terkenal di kota kami.
"Pak, saya James. Yang menghubungi bapak dua hari yang lalu"
"Oh..saya ingat kamu. Silahkan masuk"
"Jadi, temanmu ini yang akan dioperasi?"
"Iya pak. Saya mohon bantuan bapak supaya menyembuhkan mata pacar saya"

Langsung saja aku cubit lengan James. Dia meringis kesakitan. Syukurin! Lagian ngapain bilang-bilang kalau aku pacar dia. Apalagi pak dokternya ketawa-ketaa melihat kami berdua.

James..james..

"Jadi bisakan pak?"
"Iya. Jadwal kamu besok pagi jam 08.00 pagi ya"
"Baik, pak"

Terima kasih James, kamu membantuku untuk menemukan kembali warna-warna yang hilang dari diriku.

The Secret Of FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang