chapter 8: Girl's Problem (part 2)

29 4 0
                                    

"Gaaaaah... akhirnya akhir pekan, aku tidak perlu repot-repot mikirkan urusan sekolah dan club gila itu untuk sementara."

"Haru mengapa kau berbicara sendiri?", nenek mendengar keluhanku.

Hari ini kedai ramen nenek sedang libur. Aku sedang bermalas-malasan di sofa sambil membaca manga favoritku.

"Haru mau kah kau menolong nenek membelikan bahan-bahan dapur di supermarket?", perintah neneku.

"Oh dengan senang hati nenek.", kataku sedikit terpaksa.

Aku pun berjalan menuju kota. Cuaca masih saja panas, terik matahari membuat ketiakku dibasahi keringat.

Setiba di supermarket, aku mengeluarkan catatan apa saja yang harus dibeli.

"Cabai.. sudah, tempura sudah...", aku hampir melengkapi semua yang ada di catatan.

Tiba-tiba dari belakangku ada yang memanggil namaku.

"Haru-kun???"

"Shizuku? Apa yang lakukan di sini?", tanyaku.

"Wooow Haru yang sangar sedang berbelanja kebutuhan dapur hahahaha kau sangat tidak cocok melakukannya.", ucap Shizuku sambil melihat-lihat isi belanjaanku.

"Diam kau, aku hanya menuruti perintah nenek."

"Waah anak yang manis.", ucapnya.

Wajahku memerah. Sungguh tidak penting dia mengatakan hal itu.

"Oh iya, apakah kau mempunyai waktu sebentar sehabis ini? Ada yang perlu kita bicarakan.", Shizuku mengajakku untuk mengobrol ke suatu cafe.

Sepertinya aku tahu apa yang ingin dibicarakan Shizuku. Pasti tentang Asako.

Kami pun memesan minuman di cafe itu. Dan Shizuku memulai perbincangan.

"Haru, mengapa kau bersama Asako ke ruang club kemarin? Jangan bilang kau mau mengajak Asako untuk bergabung ke dalam club kita."

"Bukan aku yang mengajaknya, tetapi dia menginginkannya sendiri. Aku hanya membantunya.", jawabku.

"Mengapa kau tidak membicarakannya padaku terlebih dahulu? Hubunganku dengan Asako tidak baik."

"Cukup Shizuku! Mengapa kau membuatnya meminta maaf terhadap kesalahan yang bukan ia lakukan! Kau sungguh keterlaluan."

"Tetapi.."

Lanjutku, "Apakah kau tidak melihat betapa sedihnya ia kemarin? Dia masih mengharapkan untuk dapat berteman denganmu lagi."

Entah apa yang merasukiku sehingga aku bisa mengatakan hal bijak seperti ini.

Aku pun pergi meninggalkan Shizuku dan kembali ke rumah.

Akhirnya malam tiba, aku pun bersiap-siap di depan televisi untuk menonton acara gulat kesukaanku.

Tiba-tiba handphoneku berdering. Ada panggilan dari nomor yang tidak aku kenal. Aku mengangkatnya.

"Haru senpai, maaf menggangu, ini aku Kenji."

Wow anak bodoh ini berani sekali menelponku. Tetapi dari mana dia mendapatkan nomorku.

"Mengapa telpon malam-malam begini? Aku tidak punya waktu untuk berbicara dengan orang bodoh sepertimu.", jawabku.

"Haru senpai aku mohon dengarkan aku kali ini saja, mohon bantu aku untuk membujuk Shizuku senpai ke lapangan pinggir sungai dekat kuil demi mempertemukan Asako senpai dan Shizuku senpai untuk menyelesaikan masalah diantara mereka berdua.", ucap Kenji dengan meyakinkanku.

"HAHA kau mau menjadi pahlawan anak bodoh?"

"Sebenarnya yang merencanakan ini adalah Asako senpai. Karena besok adalah hari ulang tahunnya Shizuku senpai, Asako senpai ingin sekali bisa memberikan sesuatu yang spesial di haru ulang tahun Shizuku senpai.", ucap Kenji.

"Ok aku akan mengusahakannya, tunggu saja besok.", jawabku.

"Terima kasih Haru senpai!"

Aku menutup telponnya. Mengapa hatiku tergerak untuk membantu agar Asako baikan dengan Shizuku? Aku berfikir apa emang ini harus aku lakukan untuk membuat Asako dan Shizuku kembali berteman.

Hari minggu pun tiba, aku mencoba untuk menghubungi Shizuku dan membujuknya untuk pergi bersamaku ke tempat yang diberitahu Kenji.

Aku dan Shizuku berjalan menuju tempat itu. Setibanya di sana, Asako dan Kenji sudah berada di sana. Shizuku pun terkejut.

"Haru apakah kau sengaja melakukan ini??", seru Shizuku.

"Aku hanya melakukan perintah anak bodoh itu (Kenji).", jawabku.

"Shizuku, aku mohon jangan pergi lagi, dengarkan aku, aku waktu itu benar-benar dijebak oleh Hanzaki senpai, aku seharusnya tidak membantunya mencarikan hadiah untukmu, sungguh maafkan aku Shizuku.", ucap Asako sambil mengeluarkan air mata.

"Apakah itu benar?", tanya Shizuku dengan muka bersalah kepada Asako.

"Aku sungguh-sungguh dijebak, percayalah padaku.", jawab asako.

Asako terduduk ditanah dan menangis.

"Asako maafkan aku, kau tidak perlu meminta maaf, aku yang seharusnya meminta maaf. Maaf sudah membuatmu seperti ini. Maafkan kebodohanku. Pasti kau sangat sedih.", shizuku berkata sambil memeluk Asako.

"Aku sangat merindukanmu Shizuku, bisa kah kita seperti dulu lagi?"

"Tentu. Sekarang aku akan mempercayaimu sepenuhnya.", ucap Shizuku.

Mereka berpelukan.

"Shizuku bisakah kau menutup matamu sebentar.", perintah Asako.

Ketika Shizuku menutup matanya, Asako memakaikan Shizuku sebuah kalung. Kemudian Asako dan Kenji bernyanyi,

"Happy Birthday Shizuku, Happy Birthday Shizuku....."

Aku ikut menyanyikannya dengan nada yang sangat rendah.

Shizuku pun sangat terkejut dan terharu dengan linangan air di matanya.

"Wow kalung ini sangat indah, terima kasih Asako!"

"Lihat aku juga memakainya, mulai sekarang kita akan menjadi sahabat selamanya.", ucap Asako.

Mereka pun berpelukan lagi dan matahari hampir terbenam.

"Aku merasa mual melihat kalian hoekkk..."

"Diam kau Haru.", Shizuku mengatakannya sambil tersenyum.

"Sepertinya aku tidak dibutuhkan lagi, aku akan pulang bye."

"Tunggu Haru, aku ingin meneraktir kalian ice cream dalam rangka hari ulang tahunku dan hari baikanku dengan Asako", Shizuku mengajaku.

"Waaaah ice cream.", ucap Kenji.

Shizuku pun menggandengku, "ayolah Haru, kau sudah membujuku, skarang kau harus mendengarkanku."

Wajahku memerah, "baiklah kali ini saja."

"Hahahaha kau tidak perlu malu malu seperti itu, Haru.", ucap Asako.

Akhirnya kami ber empat pergi ke kedai ice cream. Dan mendengar obrolan kenangan-kenangan manis Asako dan Shizuku yang membuatku mual.

Aku merasakan kalau sekarang aku mempunyai teman. Sebenarnya aku tidak terlalu mengharapkannya tetapi aku merasakan perubahan dalam diriku setelah bertemu mereka.

Volunteer Club (bahasa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang