chapter 6: bitch-chan

43 4 0
                                    

Entah mengapa aku bisa berbuat baik pada Kenji. Buat apa aku menolongnya? Seharusnya aku biarkan dia babak belur oleh 2 siswa tahun pertama itu..

Akhirnya festival musim semi pun usai. Kami pun tidak mendapatkan satu pun anggota baru. Aku pulang sedikit terlalu malam karena harus membantu Shizuku mengurus ruangan club kami yang masih berantakan.

Aku pun pulang melewati tengah kota karena nenek memesanku untuk membeli beberapa bahan dapur di supermarket.

Ketika aku menuju ke supermarket, aku melihat ayahku dari kejauhan. Ia seperti akan menuju ke suatu tempat.
Aku pun berfikir untuk mengikutinya diam-diam.

Dan aku terkaget ketika ayah memasuki suatu tempat prostitusi. Aku pun mengikutinya hingga masuk ke gedung prostitusi itu.

Tiba-tiba ada yang menepok pundakku dan menyapaku dari belakang.
"Haru apa yang kau lakukan di tempat ini? Apa kau butuh kepuasan? Hahah"

Dia adalah teman sekelasku yaitu Natsume Asako. Ia mendapat julukan bitch-chan oleh teman-temannya karena ibunya adalah pengusaha tempat prostitusi. Dandannya yang sedikit mencolok dan buah dadanya yang besar pun membuat semua laki-laki di sekolah mengejar-ngejarnya. Ia tidak mempunyai teman karena sosoknya yang membuat gadis-gadis di sekolah tidak menyukainya. Tetapi tetap saja ia populer di antara kaum laki-laki.

Aku dengan sedikit terkejut berkata, " aa-anu aku hanya penasaran dengan tempat ini. Apakah ini adalah tempat prostitusi ibumu?"

"Iya benar, apakah kau datang hanya untuk mengejek ku?", ia berkata dengan ekspresi sedih.

"Bukan begitu, bisakah kita berbicara di luar saja." Aku pun mengajaknya untuk duduk di taman kota yang tidak jauh dari tempat prostitusi itu.

"Sebaiknya jika kau pergi ke tempat seperti itu jangan menggunakan seragam sekolah." Ujarnya sambil sedikit tertawa.

"Dasar bodoh aku tidak bermaksut melakukan hal yang aneh!" Seruku.

"Jadi mengapa kau datang ke tempat itu?"

Aku tidak bisa menjelaskan tujuanku pergi ke tempat itu. Aku menjawab, "ini rahasia, bukan urusanmu."

Tiba-tiba ia mendorongku dengan pelan sehingga ia membuatku dalam posisi tertidur di kursi taman itu. Ia berada diatasku seakan kita akan melakukan hal mesum.

Ia berkata, "apakah kau mau melakukannya denganku?" Ia pun perlahan mendekati wajahku dan siap mincium bibirku. Aku pun pasrah dan mataku terpejam.

"HAHAHAHA! lihat wajah bodohmu itu." Tiba-tiba ia tertawa dan tidak jadi menciumku.

Aku berfikir aku dikerjainya. "Sial kau."

"Ternyata kamu memang tidak berpengalaman, wajah bodohmu itu membuatku tertawa." Lanjutnya.

"Keseharianku memang di tempat prostitusi tetapi aku tidak bisa memberikan ciumanku ke sembarang orang apalagi keperawananku.", ujarnya.

" lha kamu mengapa jadi curhat ke aku? Memang aku akan peduli?" Kataku.

"Haru-kun sepertinya kau adalah orang yang baik meskipun orang-orang menakutimu." Balasnya.

"Oh iya aku dengar kau bergabung di volunteer club? Apakah club itu asyik? Bisa kah aku bergabung dengan club itu? Apakah ada syarat tertentu? Aku sangat kesepian di sekolah, mendengar kau gabung di club itu aku ingin bergabung juga." Lanjutnya dengan penuh semangat.

"kau sangat cerewet. Jika kau ingin gabung, datanglah seusai sekolah ke ruangan club kami."

Tiba-tiba aku teringat pesan nenekku. "Aku harus segera kembali, kau membuang-buang waktuku saja."

"Hahah galak sekali Haru-kun, selamat malam sampai jumpa di sekolah", ia mengatakan dengan sok imut.

Aku pun berjalan meninggalkannya. Sejenak aku melupakan mengapa ayahku pergi ke tempat prostitusi milik ibunya asako. Bodoh aku tidak perlu mimikirkan hal yang tidak penting lagi.

Volunteer Club (bahasa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang