chapter 10: Stalker

23 3 0
                                    

"Sial hujan, aku tidak membawa payung."

Waktu pulang tiba. Hujan pun turun sangat deras. Akhirnya aku pergi ke ruang club karena aku tidak tahu harus kemana. Dan ternyata di dalam ruang hanya ada Kenji seorang. Padahal aku mengharapkan tidak ada siapa pun karena Shizuku hari ini tidak masuk sekolah karena sakit demam.

"Haru senpai mengapa kau tidak pulang?", tanya Kenji.

"Bukan urusanmu.", jawabku dengan sewot.

"Anuu aku tidak bisa pulang karena aku lupa membawa payung. Mungkin hanya aku satu-satunya orang bodoh di sekolah ini yang tidak membawa payung, padahal perkiraan cuaca hari ini akan hujan lebat.", kenji menjelaskan mengapa ia masih di sekolah.

"Sekarang orang bodohnya ada dua.", jawabku.

Tunggu apakah aku mengatakan kalau aku juga bodoh?

"Tidak-tidak! aku memang lupa membawanya.", aku menjelaskannya dengan sedikit kesal.

"Hahaha.", kenji tertawa.

Ternyata dia sudah mulai berani denganku.

Tiba-tiba pintu terbuka.

"Haiii Haru haiii Kenji!", Asako datang dengan penuh keceriaan.

"Teman-teman aku lupa membawa payung jadi aku datang ke sini karena tidak tahu harus menunggu dimana lagi.", ucap Asako.

"Sekarang orang bodohnya ada tiga."

Damn, aku mengucapkannya lagi. Kenji dan Asako pun tertawa.

Akhirnya kita bertiga menunggu hujan berhenti di ruang club. Kenji dan Asako bermain gunting batu kertas. Bahkan Asako mengajarkan Kenji bagaimana cara melakukan kayang. Apakah mereka kehabisan akal. Aku hanya membaca manga yang aku bawa.

"Berisiiiiik!", seruku.

"Haru bergabunglah bersama kami.", ucap Asako.

"Apakah kalian sudah gila?"

Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu dan membukanya.

"Apakah ini benar volunteer club?"

"Iya benar, ada yang bisa di bantu?", jawab Asako.

"Perkenalkan namaku Sasahara Sohei, siswa tahun pertama dari club baseball."

Asako mempersilahkan Sohei duduk.

"Jadi begini, aku merasa kalau ada yang selalu diam-diam mengikutiku, sudah aku rasakan selama 1 minggu ini. Bisakah kalian membantuku mencari siapa stalkerku karena aku merasa sangat terganggu.", Sohei memperjelas masalahnya.

"Hari ini volunteer club sedang tutup.", kataku.

"Hey Haru ini adalah client pertama kita. Kita harus melakukan terbaik untu membantunya dengan sukarela.", ucap asako dengan penuh semangat.

"Geeez."

"Jadi apa saja bukti-bukti bahwa kau merasa seperti di-ikuti?", tanya Asako kepada Sohei.

"Setiap aku selesai latihan baseball, ada seseorang yang mengintipku lalu ketika aku mendekatinya, ia menghilang. Bahkan ketika aku berangkat dan pulang sekolah pun seperti ada yang mengikutiku dari belakang dan ketika ku menoleh, ia menghilang."

"Wow stalker!", seru Kenji.

"Mungkin dia menyukaimu? Apakah ada yang mendekatimu belakangan ini?", tanya Asako.

"Sama sekali tidak ada, aku tidak berpikir ada orang yang menyukaiku."

Dilihat-lihat ia berpenampilan biasa saja, bahkan aku lebih terlihat tampan dibanding dia. HAHAHA aku terlalu percaya diri. Sungguh terlalu aneh jika ia mempunyai stalker.

Kemudian Asako bercerita pengalamannya tentang stalker.

"Aku dulu juga pernah diikuti orang. ketika aku sedang berjalan pulang kerumah ada yang mengikutiku dari belakang, aku mempercepat jalanku. Karena aku tidak fokus, aku salah mengambil jalan dan aku terjebak di jalan buntu yang sepi..."

Aku memotong ceritanya, "Tunggu- tunggu biar aku menebak cerita selanjutnya. Orang yang mengikutimu tiba- tiba memelukmu dari belakang kemudian memegang buah dadamu lalu kau berkata dengan senyum jahat: sayang sekali buah dadaku 70% palsu HAHAHAH."

Asako pun mengejarku dan memukuli kepalaku. Kenji dan Sohei pun menahan tawa.

"Aku lanjutkan ceritaku, ketika aku tidak tahu harus kemana aku pun berteriak minta tolong tetapi tidak ada yang mendengar. Kemudian ia semakin dekat dan ketika aku melihat wajahnya ternyata ia penjaga toko yang aku datangi sebelummnya dan memberiku uang kembalian yang lupa aku ambil."

"Asako senpai!!!!! Itu bukan stalker!!!", seru Kenji.

"Baiklah. Kita akan mulai menyelidiki kasusmu mulai dari hari senin karena besok sudah akhir pekan dan aku perlu memberi tahu Shizuku.", ucap Asako kepada Sohei.

"Terima kasih senpai! Semoga kau bisa membantuku menemukan pelakunya. Karena aku kawatir akan terjadi apa-apa.", jawab Sohei.

"Serahkan pada kami.", seru Kenji.

Hujan pun mulai redah. Kami pun berencana akan pulang. Tiba-tiba kenji berbicara padaku, "Haru senpai Ibu menyuruhku untuk menginap di rumah nenek pada hari minggu hingga senin. Aku disuruh ibu untuk lebih sering main ke rumah nenek."

"Geezz aku menolaknya, aku tidak sudi berbagi rumah denganmu.", jawabku.

"Maafkan aku senpai, tetapi ibu sudah memberitahu nenek."

"Damn!"

Mau bagaimana lagi aku tidak bisa menolaknya karena nenek pasti juga menunggu kedatangan kenji.

"Sepertinya ini tidak bisa tertolong. Ok hari sabtu datanglah kerumahku.", lanjutku.

"Terima kasih Haru senpai!"

"Hey hey hey bagaimana jika Sohei ikut menginap di rumah Haru agar ketika berangkat sekolah di hari senin, kalian bisa bersama-sama mengawasi Sohei ketika berangkat ke sekolah? Ide yang bagus bukan?", usul Asako.

"Apakah Haru senpai memperbolehkanku menginap juga?", tanya Sohei.

Sebenarnya itu adalah ide yang sangat bodoh. Tetapi aku memikirkan jika hanya ada aku dan Kenji pasti akan terasa awkward. Nenek pun pasti juga sibuk dengan urusannya.

"Geez baiklah, selama kalian tidak menggangguku selama menginap."

"Yeaaaaaaay seperti nya aku akan mengajak Shizuku mengunjungi rumahmu di hari Minggu. Aku medapatkan mail darinya kalau kondisinya sudah membaik", seru Asako dengan percaya diri.

"Hey hey memangnya aku memperbolehkannya?"

"Ayolah Haruuuuuu pretty please..", Asako pun merayuku dengan tingkah imutnya.

Wajahku memerah. "Baiklah.", kataku dengan terpaksa.

Kami pun pulang ke rumah kami masing-masing.

Apa yang akan terjadi jika mereka semua datang ke rumahku.

"Geeeeezz."





















Volunteer Club (bahasa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang