•O.N.E•

117K 1.6K 173
                                    

"Kau kenapa selalu pulang malam?!"

"Memangnya kenapa?! Ini bukan urusanmu!"

"Tentu saja ini urusanku! aku ini suamimu!"

"Hahh... terserah kau saja aku ingin pergi, bye!"

"Kau-- Arrgghhhh!"


Aku yang berada di balik pintu kamarku bisa mendengar suara ribut yang berada di luar. Ayah uh-- maksudku Ayah tiriku dan Ibuku bertengkar. Ini sudah hampir sebulan mereka bertengkar. Entah, ada hal apa yang membuat mereka bertengkar seperti ini. Luke (ayah tiriku) tidak mau memberitahuku apa yang terjadi, tetapi ia mengatakan yang memulai semua ini adalah Ibu.

Kudengar mereka sudah tidak bertengkar lagi dan Ibu mengatakan dia ingin pergi meninggalkan aku dan juga Luke. Kenapa ibu harus meninggalkanku dan juga Luke? Kenapa aku tidak diajak olehnya? apa ibu sudah melupakanku?

Dan tak terasa air mataku jatuh kembali. Aku pun menghapusnya dengan cepat sampai aku mendengar suara ketukan pintu. Itu pasti Luke.

"Lia?" panggil Luke dari luar. Aku pun berdiri lalu membukakan pintu itu untuk Luke. Ketika aku melihat Luke, kulihat mata dan juga hidungnya memerah sama sepertiku, dia habis menangis.

Luke pun mendekatiku lalu memelukku. Aku pun membalas pelukannya itu dan kembali menangis dipelukannya.

"Lia, apapun yang terjadi, aku akan tetap menjadi ayahmu."

Aku hanya bisa mengangguk lalu melepaskan pelukanku padanya lalu menatap mata birunya yang selalu kuinginkan itu, matanya begitu indah. Mataku memang berwarna biru tetapi biru gelap bukan sepertinya biru seperti lautan.

"Mum pergi lagi?" tanyaku. Dan ya, ini bukan hanya sekali saja ibu pergi, tetapi sering dan bisa sampai berminggu-minggu dan jika pulang pasti pada malam hari ketika aku tertidur atau pagi hari ketika aku berada di sekolah.

Luke pun mengangguk, "Ya, maafkan kalau kita sering bertengkar. Kau tahu? aku sedang berusaha agar keluarga kita kembali lagi menjadi seperti dulu, menjadi bahagia lagi." dan tak terasa air mataku kembali jatuh lalu dengan cepat Luke menghapusnya dengan jari jempolnya itu.

"Jangan menangis, Lia. Sekarang kau tidur, okay?" Luke pun membawaku ke tempat tidur lalu merebahkanku dan menyelimutiku.

"I love you, baby girl."

Luke selalu memanggilku dengan itu ketika aku berusia 11 tahun dan itu selalu membuatku nyaman ketika di panggil seperti itu olehnya.

"I love you too, Daddy."

Luke pun mencium keningku lalu mematikan lampu tidur yang berada di atas nakas setelah itu ia berjalan meninggalkan kamarku dengan pintu yang ia tutup sedikit karena Luke tahu aku tidak bisa tidur dengan keadaan gelap, jadinya dia menutup pintu itu sedikit agar celah cahaya dari luar masuk ke kamarku.

Dan tak terasa mataku menjadi berat menandakan aku akan segera tertidur. Aku pun mengubah posisiku menjadi lebih nyaman dan berharap kalau ini hanyalah mimpi dan ketika aku terbangun nanti semuanya baik-baik saja tidak ada pertengkaran lagi.

➡➡➡➡➡


"Lia?"

Aku merasa seseorang mengguncang tubuhku pelan dan memanggilku berkali-kali. Ini terpaksa membuat mataku yang berat ini untuk terbuka. Ketika aku sudah membuka mataku dengan pelan, aku bertemu dengan mata indah itu, mata biru yang yang selalu kulihat setiap hari.

"Errrhhh.. ada apa, Luke?" aku pun mengerang dari tidurku lalu meregangkan otot-otot tanganku yang agak pegal ini.

"Kau memanggilku apa tadi?" tanya Luke tiba-tiba dan itu membuatku spontan melihat ke arahnya kembali. Oh Astaga, aku tidak sengaja memanggil namanya. Astaga, kenapa kau bodoh, Lea?

DADDY 》l.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang