•T.W.O•

86.8K 1.4K 93
                                    

-Luke's pov

"Errgh..." Aku mengerang dari tidurku dan merasakan kepalaku sangat sakit sekali. Aku pun memijit keningku dan dengan terpaksa aku membuka mataku dan melihat sekitarku. Aku berada di dalam kamarku. Astaga, apa yang terjadi? perasaan aku berada di dapur. Astaga, pasti karena Vodka itu aku menjadi mabuk dan tak mengingat apa-apa.

Aku pun mengubah posisiku menjadi duduk dan melihat jam dinding yang berada di depanku. Sudah jam 6 sore dan sebentar lagi makan malam. Aku harus menyiapkan makan malam untukku dan juga Lia.

Aku pun bangkit dari tempat tidurku lalu berjalan keluar dari kamarku untuk menuju ke dapur, tetapi ketika aku ingin melewati kamar Lea, tiba-tiba saja aku mendengar suara isakan tangis. Astaga, itu pasti Lia.

Aku panik dan langsung membuka pintu kamarnya, tetapi apa yang kulihat? dia tidak ada. Aku pun menajamkan pendengaranku dan suara isakan tangis Lia kembali lagi terdengar dan dia menggumamkan Sarah, istriku sekaligus juga ibunya. Tangisan itu semakin jelas dan itu berasal dari kamar mandinya. Astaga, Sudah berapa lama Lia mengurungkan dirinya di dalam kamar mandi?!

"Lia?!" Aku meneriakinya sambil menggedor pintu kamar mandi yang ia kunci itu. Sialan, perasaanku menjadi tidak enak.

Tidak ada cara lain, aku terpaksa harus mendobrak pintu kamar mandinya ini.

Brak

"Lia! Astaga!" Seruku ketika melihat Lia berada di dalam Bathup dengan menekuk kedua kakinya sambil menangis dan dia juga menyalakan showernya sehingga seluruh tubuhnya basah.

Aku pun dengan cepat mematikan shower itu lalu memeluknya. Aku tidak peduli aku ikutan basah yang terpenting adalah Lea.

"Lia, please jangan seperti ini." ucapku pelan dan Lia masih saja terisak.

Ini semua salah Sarah. Sarah yang membuat Lia seperti ini dan juga dia yang membuat keluarga ini tidak harmonis seperti dulu lagi. Ternyata Sarah menikahiku hanya karena uangku dan fasilitasku saja. Sialan.

Tiba-tiba saja aku melihat darah yang mengalir di bathup dan itu berasal dari tangan Lia. Aku pun langsung melihat tangannya itu dan betapa terkejutnya aku melihat banyak goresan karena benda tajam di sana.

"Lia! kenapa kau melakukan ini, huh?!" ucapku marah dan Lia hanya diam saja. Aku tidak tahu lagi harus bagaimana, ini membuatku stress. Aku pun menggendong Lia untuk keluar dari dalam bathup itu lalu kududukan dia di closet. Aku langsung menutupi tubuhnya itu menggunakan handuk dan kembali aku mencari kotak P3K di laci kamar mandi ini.

Setelah aku mendapatkannya aku langsung mengobati tangannya itu perlahan. "Aww..." erangnya karena perih. Aku pun melihat ke arahnya dan kulihat dia menahan sakit sambil mengigit bibir bawahnya itu.

"Kenapa kau melakukan ini, hm?" tanyaku dan kali ini suaraku melembut dan aku melanjutkan mengobatinya.

"Aku hanya lelah, dengan semua ini. Mum pergi entah ke mana. Mum seperti tidak menganggapku lagi." Aku yang mendengar itu membuat hatiku sakit. Lia menjadi seperti ini gara-gara Sarah.

Dulu, sebelum pertengkaran ini terjadi, Lia selalu tersenyum, selalu terbuka padaku dan juga Sarah, aku sama sekali tidak pernah melihatnya menangis selama aku menikahi Sarah. Tapi sekarang? Lia menangis dan selalu mengunci dirinya di kamarnya.

"Nah, selesai. Sekarang kau ganti bajumu, okay? aku akan memasak untuk makan malam kita nanti." ucapku dan Lia malam mengerutkan keningnya lalu terkekeh, "Dad, kau kan tidak bisa memasak tanpa aku yang membantumu."

Aku melihat senyuman Lia lagi, tetapi aku tahu senyuman itu hanya sementara saja. Tapi aku janji aku akan mengembalikan Lea seperti dulu lagi. Aku merindukannya yang seperti dulu.

DADDY 》l.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang