•E.I.G.H.T•

59.6K 1K 30
                                    

Habis baca ini baca author note ya ;)



"No, Luke. I want to get out of here." ujar Lia lalu tiba-tiba saja ia memelukku dan ini membuatku membalas pelukannya.

"Where do you wanna go?" tanyaku dan hampir seperti berbisik. "Home. I want to go home with you and cuddling in your bed." ini membuatku tersenyum. Aku pun melepas pelukannya lalu menatapnya, "Ok Let's go, baby."

Aku pun membawa Lia keluar dari Club ini dan menuju mobilku yang terparkir di sini lalu membawa masuk Lia ke dalam mobil dan ketika aku sudah masuk ke dalam mobil tiba-tiba saja Lia memanggilku, "Daddy..."

Aku pun menoleh dan mengelus rambut blonde nya itu, "Yes, baby?"

"May i kiss you?"

Aku pun mendekat padanya lalu mencium bibir tipisnya itu untuk kedua kalinya. Lia pun membalasnya dengan lembut dan aku melakukan hal yang sama agar tidak menyakitinya.

Tak berapa lama aku pun melepas ciuman kami lalu menatap wajah Lia. Aku bisa lihat dia begitu lelah dengan semua ini.

"Promise me when all of this done, you'll be mine and we will living together." bisikku lalu setelah itu aku pun menjalankan mobilku menuju rumah.

➡➡➡➡➡

Aku langsung menggendong Lia menuju kamarnya lalu merebahkannya diatas kasurnya. Setelah itu aku pun mengecup keningnya lalu keluar dari kamarnya dan menuju kamarku yang tepat bersebelahan dengan kamarnya.

Ketika aku baru masuk ke dalam kamar tiba-tiba saja handphone yang berada di dalam saku celanaku berbunyi menandakan adanya telepon masuk. Aku pun mengambil handphoneku lalu melihat siapa si penelpon tersebut dan ternyata itu adalah dari pihak pengadilan yang mengurus perceraianku dan juga Sarah.

Aku pun dengan cepat mengangkatnya, "Hallo?" ucapku sambil melihat-lihat isi dalam kamarku ini sambil berbicara dengan pihak pengadilan. Begitu banyak foto dan kenangan di sini bersama Sarah dan juga Lia dan aku harus melupakannya sekarang.

Ketika aku sedang mengamati foto keluarga, aku pun mengerutkan kening karena pihak pengadilan banyak sekali menyuruhku untuk mengurusi surat peceraian dan lain sebagainya.

Dan sekitar 7 menit aku pun selesai berbincang melalui telepon bersama pihak pengadilan.

Aku menghela nafas lega lalu menaruh handphoneku ke atas nakas. Aku pun melihat kembali isi kamar ini yang dipenuhi dengan banyak memori ini. Sepertinya foto-foto ini harus sudah dimasukan ke dalam gudang. Semuanya sudah tidak berguna lagi.

Aku pun membuka lemari pakaianku lalu mengambil sebuah kardus kosong diatas sana dan ketika kumengambilnya tiba-tiba ada sebuah benda kecil yang jatuh dan ketika kulihat itu seperti kotak perhiasan. Aku pun mengambilnya lalu membuka kotak itu dan ternyata itu adalah sebuah kalung emas dan kalung tersebut terdapat nama, yaitu 'Liana.'

Aku pun mengerutkan kening ketika mendapat nama itu di kalung ini. Apa ini untuk Lia? jika iya, kenapa namanya Liana bukan Lia? setahuku nama asli Lia adalah Lia bukan Liana. Akan kutanyakan ini pada Lia nanti.

Sekarang waktunya untuk membersihkan semua memori yang berada di kamar ini. Aku sudah tidak mau lagi mengingatnya.

➡➡➡➡➡

Lia's pov

Aku terbangun dari tidurku dan merasa kalau kepalaku sakit sekali. "Daddy...." panggilku pada Luke. Aku benar-benar tidak sadar apa yang terjadi. Setahuku aku berada di Club bersama Michael tapi ketika aku bangun aku sudah berada di kamarku.

Tak lama Luke datang dan membawakan ku segelas air putih dan juga advil untuk sakit kepalaku. Aku pun menerima gelas dan obat itu dan langsung meminumnya dan setelah itu aku kembali berbaring dan melihat ke arahnya. Aku yakin pasti Luke akan marah padaku karena pastinya kalian tahu.

"Well, Aku tidak akan memarahimu karena kondisimu seperti ini. Aku tidak tega tahu.?" aku yang mendengar itu pun agak terkejut lalu mengerutkan kening padanya.

"Anyway, ini sudah waktunya untuk makan malam. Kau mau makan?"

Ketika Luke menwariku makan tiba-tiba saja perutku berbunyi menandakan minta diisi. Aku pun memegang perutku lalu melihat Luke lagi dan mengangguk padanya. Entah mengapa aku begitu malas untuk berucap.

Luke pun pergi dari kamarku untuk mengambilkan makan malam gesanku. Aku pun memperbaiki posisiku menjadi duduk dan bersandar dikepala kasur dan menunggu Luke untuk membawakanku makanan.

Dan tak berapa lama Luke kembali dengan nampan yang disana terdapat burger dan kentang goreng yang disana tertulis McDonald's. Hei, Luke memesan ini? aku kira dia akan memasak sendiri.

"Kau memesan McDonald's?" tanyaku ketika Luke menaruh nampan itu di atas pahaku dan aku memulai memakannya dan kulihat Luke mengangguk. "Kau tahukan aku tidak bisa memasak?" aku yang mendengar itu pun terkekeh dan lupa kalau Luke tidak bisa memasak.

"I'm so sorry." ucapku sambil terkekeh dan melanjutkan makanku. Luke hanya tersenyum saja lalu mengelus rambutku dan setelah itu kulihat Luke seperti merogoh sesuatu di dalam kantungnya dan ternyata itu adalah sebuah kotak perhiasan dan aku tidak tahu jenis perhiasan apa di dalam sana.

"Umm, aku menemukan ini di kamar dan sepertinya ini punyamu, Lia." ucap Luke sambil membuka kotak itu dan menjukan perhiasan itu yang ternyata adalah sebuah kalung yang disitu berbandul nama seseorang, yaitu 'Liana' tunggu, kenapa Luke berpikir itu punyaku? namaku adalah Lia bukan Liana.

"Umm, it's not mine. You know, my name is Lia not Liana and where you got that?" tanyaku bingung dan Luke pun mengerutkan kening sambil melihat kalung itu, "On top in my wardrobe, but this is beautiful, Lia. You need to wear this necklace. It's gonna make you more beautiful."

"I'm not beautiful like this necklace and like i said, i'm not Liana." ujarku dan melanjutkan memakan makananku, tetapi sepertinya Luke akan tetap memaksaku untuk memakai kalung itu.

"Come on. Wear this for me." see? dia memaksaku.

"No."

"Pleaseeeeee..."

"Just sell that."

"No, i'm not going to sale this because i know this is yours and this is special."

"But my name... ugh, alright, alright..."

Aku pun mengalah pada Luke karena wajahnya yang ia ikuti seakan-akan mirip anak anjing dan itu membuatku kasihan padanya. Kulihat Luke senang sekali aku mengalah lalu dengan segera dia memasang kalung itu padaku.

"See? you look more beautiful."

Aku pun memutar mataku, "Shut up and let me eat."

➡➡➡➡➡➡➡

A/n

YA ALLAH.... UDAH BERAPA LAMA GUE UDAH GA UPDATE?? KEKNYA UDAH BERDEBU BANGET :') wkwk

Guys, sumpah gue minta maaf banget klo gue ga bisa ngelanjutin ff kaya dulu,kek tiap hari. Sumpah, bukan karena sekolah atau apa tapi ya you know yang sering dialami author... stuck

Gue tau, seharusnya dengan kembalinya gue ini gue seharusnya ngasih part yang panjang, tapi apa daya otakku ini tidak bisa berpikir :') so gue minta tolong sama kalian untuk ngasih gue saran atau ide untuk menulis part 9 dan seterusnya, u can comment or contact me on line id: rusitadev

Dan terakhir, gue maunanya dialognya bagus pake bhs indo atau inggirs?

Comment ya babiessss...

Lots of love,
February14th

DADDY 》l.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang