Dua belas

19.5K 635 12
                                    

September 2013.

Minggu pagi. Jam dinding menunjukkan pukul lima. Aku sudah bersiap untuk joging ke taman depan kompleks. Semula aku ingin mengajak Kak Jodi dan Klara, tapi begitu pintu kamar mereka kugedor, Kak Jodi keluar dengan tangan terkepal menunjuk ke arahku seraya berkata...
"Gangguin orang aja lo!" serunya dengan muka kusut.
"Yee maap.." kataku nyengir sambil ngeloyor pergi. Dasar pengantin baru! Eh, udah berapa bulan masa' masih baru juga?

Akhirnya terpaksa aku joging sendirian. Di tengah perjalanan ada yang menyamai lari kecilku. Aku menoleh ke sebelahku. Kaget. Spontan aku berhenti.

"Lho kenapa berhenti, An?"

Aku memaksakan diri untuk tersenyum.

"Kamu keberatan joging sama aku?"

"Nggak kok, Za." kataku sambil meneruskan jogingku. Masih dengan detak jantung tak berirama, bukan karena capek, tapi karena Reza.

"An, tak bisakah kita mulai semuanya dari awal lagi?" tanya Reza saat kami beristirahat di taman kompleks.

Aku menatap aneh ke arahnya.

"Maksudnya..?"

"Selama enam tahun ini, aku berusaha lupain kamu tapi aku nggak bisa, An. Nggak ada cewek lain di pikiranku selain kamu."

Aku terkejut. Reza juga merasakan hal yang sama denganku?

"Aku... aku terlanjur jatuh cinta sama kamu, An..."

Aku kembali terkejut.

Reza meraih tanganku. Aku benar-benar gugup, tak berani menatapnya matanya.

"Be my everything, An.. kalau kamu juga merasakan hal yang sama denganku."

Aku menunduk. Reza meraih daguku, membuatku harus melihat tatapannya.

"Aku juga cinta kamu, Za.."

Reza langsung tersenyum.

"Jadi kamu mau married sama aku, An?"

"Married??!"

Aku kaget. Seingatku tadi dia nggak bilang married..

"Ya! Buat apa kita tunda-tunda? Biar aku nggak diledek terus kalau kakak kamu cerita gimana enaknya married."

"Hah??!"

Reza kembali menggenggam tanganku.

"Anya, kita menikah ya?"

Aku hanya bisa tersenyum dan mengangguk. Reza pun memelukku erat.

Mungkin butuh waktu yang lama bagi kami menyadari perasaan masing-masing. Namun tak ada kata terlambat untuk mengungkapkan apa yangdirasakan.

+++


End

AKU BUKAN KLARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang