Mei 2013.
Aku mematut diri di cermin. Bisa anggun juga diriku mengenakan kebaya begini. Rambutku disanggul rapi dan make-up minimalis menghias wajahku. Siap menuju pernikahan.
Eits! Bukan pernikahanku pastinya, tapi pernikahan Kak Jodi dan Klara. Tadi pagi aku begitu terharu melihat kakakku mengucap ikrar pernikahan. Sahabatku, kini jadi kakak iparku.
Malam ini di resepsi pernikahan, mereka tampak begitu mesra dan bahagia. Tak banyak tamu undangan karena mereka tak terlalu suka kemeriahan. Cukup saudara, kerabat, rekan kerja, dan teman-teman mereka tentunya. Tak terkecuali Reza. Aku melihatnya. Dia pun sempat menatapku sekilas. Aku berusaha menghindar untuk tak bertemu atau berpapasan dengannya. Tapi rupanya niatku tak berjalan mulus.
"Hai, An. Apa kabar?" sapanya saat kami tak sengaja bertemu di meja minuman.
"Baik." jawabku menutupi kegugupanku. Aku masih saja tak bisa mengontrol diriku di hadapan Reza.
"Kamu apa kabar?"
"Baik. Udah lama ya kita nggak ketemu?"
"Ya. Enam tahun."
Aku menunduk. Kenapa aku belum bisa melupakannya?
Hening sejenak.
"Anya..?"
"Ya?" aku mendongak. Tak sengaja bertemu matanya.
Hening sejenak.
"Aku mau minta maaf soal yang dulu.."
Aku mengalihkan mataku dari tatapannya. Mencoba tersenyum.
"Itu udah berlalu, Za. Seharusnya kan aku yang minta maaf."
"Baiklah. Lupakan saja."
Aku mengangguk. Aku semakin tak nyaman dengan situasi ini. Perasaanku sungguh tak karuan. Aku harus pergi. Aku harus pergi!
"Emm... sorry, Za.. Aku mau nemuin saudara-saudaraku yang lain dulu." kataku bergegas meninggalkannya.
++