Chapter I

3.4K 132 0
                                    

2009.
Hyejin POV
Langit Nampak begitu cerah hari ini. Aku berjalan sambil menikmati angin musim gugur menuju sekolahku. Musim gugur memang menyenangkan. Aku suka musim gugur. Bukan hanya aku yang berjalan ke sekolah tapi sebagaian murid sekolah berjalan kaki menuju sekolah tapi ada juga yang menggunakan sepeda dan bis. Sekolahku hanya sekolah biasa, bukan sekolah seperti yang ada di drama-drama korea yang di tayangan di televisi. Tidak ada mobil mewah maupun murid-murid yang menggunakan pakaian yang super mewah. Sangat sederhana tapi jangan salah sekolah sering mendapatkan penghargaan baik di bidang akademik maupun seni. Di sekolah terdapat beberapa club ekstrakulikuler seperti, club sains, club sejarah, club basket, club bela diri, club dance, dan juga club musik. Murid-murid di sekolah tidak mesti mengikuti seluruh ektrakulikuler tersebut, cukup satu saja sesuai hobimu tapi jika kau tidak ingin sama sekali mengikuti ekstrakulikuler tersebut, tidak apa-apa, kalian di bebaskan untuk memilih atau tidak.
Aku sendiri memasuk ke dalam club musik. Kenapa aku memilih musik? Karena aku suka mendengar musik. Musik bisa membuatku merasa lebih tenang saat sedang gelisah maupun sedih. Sebenarnya bukan hanya karena itu, aku sedang tergila-gila dengan seseorang yang berada di club musik itu. Dia adalah Park Chanyeol, ketua club musik. Banyak hal yang membuatku menyukainya dan tergila-gila padanya. Selain dia tampan, tinggi dan juga pintar, dia sangat piawai memainkan alat musik seperti drum dan gitar. Yang paling aku suka yaitu saat dia memainkan gitar. Tingkat ketampanannya meningkat lebih tinggi saat diamulai bermain gitar dan bernyanyi dengan suaranya yang bass itu.
Dia berada satu tahun di atasku. Dia seniorku di sekolah. Aku mulai tertarik dengannya sejak aku pertama masuk sekolah. Saat itu, aku bosan tinggal di kelas karena guru kim sedang sakit dan tidak mengajar hari ini. Untuk menghilangkan kebosananku aku berjalan-jalan menuju ruang club-club berada. Sambil menghilangkan kebosanan aku juga sedang memikirkan club apa yang harus aku masuki. Saat aku berjalan-jalan, tanpa sengaja aku mendengar suara petikkan gitar dari ruang club musik. Karena penasaran, aku berjalan menuju ruang club musik. Aku melihat dia sedang duduk di kursi sambil memetik gitarnya. Tampan pikirku saat pertama kali melihatnya. Suara gitarnya juga sangat indah mengalun di telingaku. Sungguh, dia bagaikan seorang pangeran tampan saat itu. Mulai dari situlah aku menyukainya dan memutuskan untuk masuk ke club musik. Setiap sabtu, aku akan bertemu dengannya di ruang club musik. Mendengarnya bercerita tentang pengalamannya bermusik dan juga mendengar dia memainkan gitarnya. Dia sangat lucu saat bercerita. Ada saja ceritanya yang membuat kami tertawa. Dia juga sangat baik, dia tidak segan-segan mengajarkan kami bermain alat musik. Dan itulah yang membuatku semakin hari semakin menyukainya.
"Shin Hye jin!!!". Aku menoleh saat mendengar seseorang memanggil namaku.
Ternyata dia Kim Jong in, sahabatku sejak SMP. Dia menghampiriku dan mengajak rambutku kasar. Aku memukulnya dengan bertubi-tubi dan berhasil membuat dia berteriak kesaiktan. Aku paling tidak suka kalau rambutku di acak-acak seperti itu. Tapi itu tidak berlangsung lama karena setelah itu kami akan tertawa bersama dan berjalan bersama menuju kelas.
###
"jangan lupa kerjakan tugas kalian dan kumpulkan minggu depan". Ucap guru Lee sebelum meninggalkan kelas.
Semua murid-murid di kelasku mengeluh mendengar ucapan guru Lee tadi. Kami di beri tugas matematika yang sangat susah. Aku merasa Jong in menghela nafas malas di sebelahku. Aku hanya memandangnya datar lalu memasukkan buku dan kotak pensilku ke dalam tas. Pelajaran hari ini telah selesai dan waktunya pulang. Tidak ada yang lebih menyenangkan bagi seorang siswa selain pulang sekolah. Satu persatu teman-temanku keluar dari kelas dan meninggalkan aku berdua dengan Jong In. aku melangkah cepat meninggalkan Jong In di belakangku.
"kenapa kau sangat terburu-buru?" Tanya Jong In membuatku berhenti melangkah. Aku berbalik sambil tersenyum.
"hari ini, Chanyeol sunbae tampil di festival musim gugur. Aku ingin menontonnya". Kataku antusias sedangkan Jong In hanya mendengus malas. Selalu saja begitu jika aku bercerita tentang Chanyeol sunbae padanya.
"selalu saja tentang Chanyeol sunbae. Kau tahu, otakmu itu hanya dipenuhi oleh Park Chanyeol. Aku sampai bosan mendengar kau terus-terusan menyebut namanya". Kata Jong in tepat di hadapanku tapi aku hanya tersenyum karena aku sudah terbiasa mendengar kata-kata sinis Jong In. Jong In berjalan mendahuluiku. Karena langkahnya yang lebar itu aku agak kesusahan untuk menyusulnya. Mentang-mentang dia mempunyai kaki yang panjang. Dengan berlari kecil akhirnya aku dapat menyusul Jong In.
"Jong In-ah. Kau tidak mau ikut denganku?". Ajakku padanya. Dia diam sejenak lalu tersenyum penuh arti padaku membuatku bingung. Ada apa dengannya?.
"maaf. Aku tidak bisa. Hari ini aku ada janji dengan Soojung". Katanya sambil tersenyum bahagia. Astaga, sepertinya sahabatku ini sedang jatuh cinta. Lihat saja senyumnya, seperti orang gila.
"kau berkencan dengan Jung Soojung? Aigo... sahabatku ternyata sedang jatuh cinta". Godaku. Wajah Jong in seketika berubah menjadi merah. Kemarin-kemarin dia yang selalu menggodaku tentang Chanyeol sunbae sekarang giliranku menggodanya balik. Kena kau Kim Jong in.
"ne...." katanya malu-malu. Ternyata melihat muka seseorang yang sedang jatuh cinta sangat menjijikkan, pantas Jong in selalu memasang muka jijik saat aku bercerita tentang Chanyeol sunbae. Jong in melirik jam tangannya dan menatapku sendu.
"maaf. Sepertinya aku harus berangkat sekarang. Sepertinya Soojung sudah menungguku. Annyeong".
Aku menatap Jong in yang sedang berlari kencang keluar dari halaman sekolah. Aku tidak menyangka sahabatku itu bisa jatuh cinta juga. Aku pikir dia tidak akan jatuh cinta karena jika aku perhatikan dia tidak pernah mengungkit-ungkit tentang gadis yang dia sukai padaku dan juga wajahnya itu sangat menyeramkan. Dia tidak pernah tersenyum kecuali dengan ku, teman-teman club dance dan juga keluarganya. Intinya dia akan bersikap dingin pada orang yang baru dia kenal tapi setelah mengenalnya dia akan berubah menjadi sosok yang sangat ramah dan meyenangkan. Itulah sahabatku Kim Jong in.
Aku memandang ke sekelilingku ternyata sekolah sudah sepi. Aku melirik jam tanganku. Astaga, tenyata sudah hampir jam 4 sore, sebentar lagi Chanyeol sunbae tampil. Aku harus cepat-cepat ke festival. Ini semua gara-gara Kim Jong in dengan kisah cintanya, aku jadi lupa dengan Chanyeol sunbae. Tunggu aku sunbae. Dengan cepatku berlari meninggalkan sekolahan. Aku tidak ingin terlambat.
###

My BestFriend My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang