aku berdiri di pesisir pantai
Dengan pasir putih yang lembut
Terkadang ombak menggodaku
Diam-diam ia menyentuh kaki yang tanpa alasAku hanya ingin memejamkan mata
Lalu menikmati aroma garam yang mengusai kepalaAku merasa seolah pulang
Pada tempat kedamaian
Tak ada hiruk pikuk kendaraan
Atau perkataan yang membuat telinga sakit
Atau perkataan tanpa makna
Yang terlontar dari manusia dengan kesombongan di atas kepalaHanya aja gemuruh ombak
Yang berkali-kali ingin mengalahkan riuh di kepala
Isi kepalaku lebih ramai dari demo tahun 1998
Yang bersorak ingin menurunkan presiden
Tapi kepalaku berteriak menyebutkan satu nama.
Kamu.Seakan alam merestui isi kepalaku dan kurang ajar sekali hati tiba-tiba merasakan sesuatu yang menancap.
Sebut saja rinduMencuat bak tsunami memporak-porandakan kota.
Dasar sinting
Kamu lagi dan selalu kamu
Yang diinginkan oleh semestaku
Yang kulihat berdiri dihadapankuketika aku membuka mata
Kamu lagi dan selalu kamu
Yang aku inginkan ada disampingku untuk menikmati indahnya lautKamu lagi dan selalu kamu
Bahumu yang ingin ku jadikan tempat bersandarPantai selalu mempunyai cerita ketika aku mengunjunginya
Kamu lagi dan selalu kamu
Yang menjadi cerita itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Semestaku, kamu ( puisi )
Poetrykamu, dua kata yang membuat ribuan kata tersusun dan memiliki makna