Chapter 13 : Nakamura Aiko

471 46 0
                                    

Yamamoto-san datang sangat telat dengan wajah yang masih mengantuk. Dia bahkan tertidur di pelajaran pertama. Sesuai dengan perkataannya kemarin dia datang hari ini. Sedikit aneh dia memaksakan datang hanya untuk traktiran kecil.

Saat datang ke sekolah dan berjalan di koridor, semua orang berbisik dan itu sangat menjengkelkan. Aku bertanya tentang ini ke Kumiko dan dia menjelaskan bahwa ada gosip tentang aku dan Yamamoto-san yang berkencan. Aneh saja saat mendengarnya, aku tidak mungkin menyukai Yamamoto-san. Dasar pembuat gosip aneh.

Besok adalah liburan musim panas dan itu tentu saja kami memiliki banyak tugas yang akan diberikan. Dari setiap tugas yang ada, aku paling membenci dengan sesuatu yang berbau hitung-menghitung. Bahkan tahun kemarin nilai matematikaku kurang dari nilai standar hingga aku harus mendapat kelas tambahan.

"Nakamura-san, nilaimu tidak pernah naik dalam pelajaran saya."

Siapa juga yang ingin nilainya jelek, aku hanya tidak sanggup.

Seperti biasa aku menjawab seperti tahun kemarin, "Saya akan lebih giat, sensei."

"Sensei mau kamu ikut bentuk sebuah kelompok belajar. Jangan seperti ini terus."

"Tahun kemarin saya sudah sensei tapi.." aku hanya tersenyum kecut. Sebenanya seseorang yang mengajariku dalam kelompok belajar itu sedikit kesal karena aku selalu tidak mengerti apa yang dipelajari. Dan karena itulah aku dikeluarkan. Susah sekali berteman dengan orang pintar.

"Yamamoto-san, sebaiknya kamu ajari Nakamura-san. nilaimu semakin meningkat. Lagi pula kalian duduk bersebelahan."

Yamamto-san menatapku aneh dan kembali menatap ke depan. "Kenapa harus saya sensei. Saya sibuk."

Sibuk? Manusia yang sering bermalas-malasan macam dia dibilang sibuk. Itu tidak mungkin.

"Sensei, jangan Yamamoto-san." seru murid perempuan di pojok depan.

Ya benar, jangan Yamamoto-san. Jika hal itu terjadi bisa saja kebencian murid-murid padaku membesar.

"Jangan mencari alasan. Pelajaran selesai."

Saat sensei sudah keluar dari kelas karena ada urusan di ruang guru, sebagian murid mulai berbisik dan memandangku dengan tidak suka.

"Hei Nakamura-san. Kau sungguh licik."

Ini tidak baik. Suasana kelas menjadi sangat aneh.

"Hei Temiku-san, jangan asal bicara." Bela Fujimoto-san.

"Wow ini sangat menarik. Seberapa banyak laki-laki yang kau rayu?"tambah yang lain.

"Diamlah." Seru murid perempuan yang lainnya yang merasa terganggu hanya perkara sepele.

"Aku tidak akan menerimanya. Tenang, aku akan belajar sendiri."

Keputusan ini adalah yang terbaik. Tapi aku juga ingin nilaiku bagus agar bisa menunjukkan ke Rin dan Toru bahwa aku bisa mendapat nilai bagus dalam pelajaran matematika. Mereka berdua selalu menertawaiku jika aku mendapat nilai di bawah 4. Tetap saja aku harus menolak jika orang itu Yamamoto-san. Aku akan dalam bahaya.

"Ini bukan urusan kalian." Ujar Yamamoto-san.

Wow wow ini layaknya drama. Kenapa aku juga harus menjadi pemeran disini? Rasanya sunguh aneh.

Bel berbunyi setelah ketegangan di dalam kelas sangat bisa kurasakan. Aku membenahi buku-bukuku dan memberi sinyal ke Kumiko dan Rena untuk cepat bergegas tapi Yamamoto-san memberikan kertas dan pergi begitu saja. Kulihat kertas itu.

Aku tunggu di gang di dekat toko yang waktu itu kita bertemu.

Hah, dia ingat janjinya. Padahal aku berharap dia melupakan hal itu setelah melihat situasi yang tidak wajar yang menimpaku sekarang. Mau bagaimana lagi, jika itu maunya ya sudahlah.

"Aiko, ayo."

Aku tersenyum tanpa dosa, "Maaf Kumiko, Rena, sebaiknya kalian duluan saja. aku baru ingat aku ada janji."

"Baiklah. Kalau begitu kami duluan."

Mereka berdua pergi. Aku menghampiri meja Fujimoto-san. "Arigatou, kau tadi membantuku."

"Itu memang kewajibanku." Dia melanjutkan. "Bisa ikut aku ke belakang sekolah?"

"Aku ada urusan."

"Hanya lima menit."

Yamamoto-san mungkin tidak terlalu keberatan jika menungguku sebentar.

"Baiklah."

Aku dan Fujimoto-san menyusuri koridor, turun ke lantai satu dan menuju belakang sekolah. Dari raut wajahnya yang begitu serius aku yakin dia ingin membicarakan hal yang serius. setelah sampai dia menatapku tepat di bola mataku.

"Aku menyukaimu."

"Hah?" spontan aku kaget dengan pernyataannya itu.

"Aku bilang aku menyukaimu."

Tiba-tiba saja jantungku terasa dipompa dengan cepat hingga merah wajahku tak bisa kutahan lagi.

"Kenapa kau diam? Apa kau tidak menyukaiku? Atau kau menyukai Yamamoto-san?"

"Bukan begitu. Entah kenapa kau mengatakannya terlalu mendadak."

"Jadi, kau menerimanya?"

Dengan senyum terlebar, aku menganggukan kepalaku dalam. Bagaimana aku bisa menolak, aku juga menyukainya dan dia juga menyukaiku. Ahhhh hari ini sungguh bahagia.

Dia menghela napas. "Aku kira kau akan menolakku. Maaf terlalu mendadak tapi ini mungkin waktu yang tepat untuk mengutarakannya. Jika semua orang tahu kita sudah berkencan, kau tidak akan diganggu oleh orang-orang. Jadi aku memilih situasi ini untuk mengutarakan perasaanku padamu."

Kata-katanya membuatku tersenyum lebar. Dia berusaha untuk melindungiku. Aku harus segera memberitahu kabar bahagia ini ke Kumiko dan Rena.

Ix}O1.

DistanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang