Hai, saya balik lagi dengan bayangan. Setelah diteror oleh orang yang bersangkutan, akhirnya saya memutuskan untuk mem-posting cerita ini lebih awal. Jangan lupa voment :3 Happy Reading!!!
Perempuan itu merasa jengah saat ditatap begitu intens oleh Moza. Sementara Radit masih dengan sikap acuh tak acuhnya. Meskipun dirinya sepenuhnya terkejut oleh kenyataan bahwa perempuan yang ada di hadapannya, bukanlah Clarissa. Melainkan orang lain.
"Na-nama saya Clara," ucapnya takut-takut. Ia melirik Radit. Menanti reaksi marahnya, seperti biasa.
Tak seperti yang diduganya, Radit mengernyitkan keningnya. Tubuhnya mendekat. "Jadi, kamu perempuan yang waktu itu di atap?" tanyanya.
Clara mengangguk pelan dengan kedua mata yang tetap mengawasi Radit. Otaknya berpikir keras. Bagaimana bisa Radit tak mengenalinya? Tidak marah dengan kenyataan bahwa ia telah memasuki tubuh tunangannya?
"Clara," gumam Moza dengan kedua mata yang menatap lekat pada perempuan di depannya. "Berarti kamu kenal sama Radit, kan!?"
"Sedikit," Clara meringis. Mengingat bahwa ia hanya sekali bertemu dengan laki-laki itu ditambah perlakuannya yang meremehkan dirinya.
"Baiklah, gue rasa nggak ada yang perlu ditutupi kalau begini." Moza menatap Radit meminta persetujuan. Dan jawaban Radit hanya mengangguk kecil. "Dia amnesia."
Saat itulah Clara membuka mulutnya lebar. Menatap Radit dengan raut wajah terkejut. "Pak Radit lupa ingatan?"
"Aku tebak, kamu pasti bawahannya Radit?" terka Moza tepat sasaran.
Clara mengangguk. "Saya anak magang di sana. Baru dua bulan, dan baru sekali bertemu dengan Pak Radit."
Moza mendesah panjang. Cukup terkejut pula dengan kenyataan yang begitu aneh ini. "So, may I ask you...?"
Perempuan itu tahu jelas apa yang dimaksud oleh Moza. Jadi, mau tak mau, ia harus menceritakan semuanya. Tanpa menyembunyikan kenyataan bahwa pengacara kepercayaan ayahnya telah mengkhianati ayahnya. Karena bagaimana pun juga, ini menyangkut hidupnya.
Clara tersadar bahwa Clarissa juga dalam bahaya. Ia berlari menyusuri semua lorong. Menaiki setiap tangga dan mencari ruangan VIP yang berada di rumah sakit. Setelah menemukan sebuah ruangan VIP yang pintunya bertuliskan nama Clarissa Lowell, ia segera menembus pintu itu.
Kedua mata Clara terbelalak lebar saat menemukan seorang wanita yang menggunakan baju suster sedang mengeluarkan suntikan dari dalam kantung bajunya.
Otak Clara kembali berputar, memikirkan cara untuk mencegah wanita itu menyuntikkan cairan yang membuat Clarissa mati otak.
Lalu Clara berusaha mengambil ponsel yang terletak di atas meja yang berada di samping tempat tidur Clarissa. Tangannya berusaha mengambil ponsel itu. Tapi tubuhnya hanyalah sebuah roh, ia tidak bisa menyentuhnya.
Clara kembali panik, sementara wanita itu mulai mengetes jarum suntiknya.
Clara memutarkan otaknya lagi. Ia berusaha menyentuh Clarissa. Berusaha membangunkannya dengan gerakan tangannya.
"Bu Clarissa! Bangun!!!"
Ketika jemarinya menyentuh gelang yang dipakai Clarissa, tiba-tiba tubuhnya terasa melayang. Kepalanya terasa sangat pusing dan tubuhnya melemas seketika.
Kedua matanya terbuka dan langsung terbelalak lebar saat melihat wanita tadi sedang menyuntikkan cairan itu ke dalam tubuhnya.
Clara menyentakkan tangan wanita itu dan membuat tangannya tergores oleh jarum suntik yang dipegang wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayangan
RomanceKecelakaan besar itu membuat Radit melupakan segalanya. Seharusnya ia ingat pada rencananya untuk mencari orang di balik kecelakaan tunangannya, Clarissa. Namun kecelakaan itu membuatnya mengalami amnesia dan terpaksa mencari jati dirinya lagi di an...