[12] Pengakuan

107 10 0
                                    

Hai, really sorry karena baru update. My harddisk had broken and all my files are gone. Include all my stories. So, maybe I will make some changes to my story....

Dan ini diaaa... happy reading all :)


Baru pertama kalinya Bagas bertatap muka dengan Direktur Utama di Wiraga Distribution yang dikenal juga sebagai pewaris utama Wiraga Group. Sesuai dengan gosip yang beredar, Radit terlihat begitu sangat menawan sekaligus menakutkan. Tatapan matanya langsung membuat orang-orang tunduk kepadanya.

Di samping Radit, tentu saja, ada Clarissa. Duduk dengan posisi agak menjauh dengan Radit. Seakan memberikan tanda bahwa hubungan mereka berdua sama sekali tidak romantis seperti yang diberitakan.

"Nah, Kak Bagas,"

Kak...? Radit mengernyit dengan kedua mata melirik Clara. Sumpah demi apa pun, dia memanggil orang lain dengan sebutan „Kak‟ sementara kepada suaminya sendiri memanggil „Pak‟? Apa dia tidak keterlaluan?

"Pa-" Clara melirik Radit dan Bagas bergantian. Menyadari bahwa dirinya hampir keceplosan. "Mas Radit mau meminta Kakak secara khusus untuk membantu dia menangani perusahaan."

Radit tersenyum puas mendengar panggilan Clara untuk dirinya. Jadi, dia harus sering-sering di depan orang lain untuk mendengar panggilan itu?

Bagas tersenyum canggung. "Saya?"

Clara mengangguk dengan yakin. "Kak Bagas satu-satunya yang bisa aku percaya,"

ungkapnya. "Kak Bagas pasti udah tau apa yang terjadi dengan keluarga Filbert, kan‟?"

Bagas mengangguk pelan. Masih merasa canggung dipanggil „Kak‟ oleh seorang

Clarissa, istri dari atasannya.

"Satu hal lagi yang belum Kak Bagas ketahui," ucapnya. "Tentang Kak Angga." Clara menatap Bagas dengan kedua mata berubah sendu. "Dia masih hidup."

Terkejut. Bagas melebarkan kedua matanya. Dari semua informasi yang ia terima, ia hanya menemukan fakta bahwa Clara meninggal karena cairan kimia berbahaya, bukan karena kecelakaan. Kecelakaan itu hanya membuatnya koma sementara. Lalu meninggalnya Azura, kekasihnya, karena tabrak lari seseorang yang ditutupi hingga sekarang. Sedangkan


Angga, ia hanya tahu bahwa adik Azura itu dijebak oleh orang dengan puluhan bungkus narkoba.

Bagas sudah yakin dengan meninggalnya Angga karena kebakaran. Tapi tak menyangka bahwa ternyata laki-laki itu masih hidup sampai sekarang.

"Di mana... Angga sekarang?"

"Bersama Dokter Daniel. Beliau adalah anak dari Direktur di Rumah Sakit Wiraga." Katanya menjelaskan. "Dan... tugas pertama Kak Bagas adalah meyakinkan Kak Angga bahwa Farid Tranggana dan Mas Radit, tidak memiliki hubungan yang erat, kecuali hubungan darah."

***

Presdir Tranggana memandang langit dari balkon kamarnya. Mengingat pertemuannya dengan Clarissa sesaat sebelum perempuan itu mengalami kecelakaan dan koma. Bagaimana perempuan itu selalu bersikap ceria di depannya dan tanpa sungkan memeluknya. Menganggapnya sebagai ayahnya sendiri.

Dan sebuah permintaan yang tak pernah ia lupakan sampai sekarang membuatnya seakan ragu melihat Clarissa yang sekarang. Perempuan itu tak seceria dulu, dan juga tidak menanyakan tentang permintaannya kala itu.

"Aku tau, Ayah menganggap hubunganku dengan Mas Radit sebagai hubungan bisnis, makanya Beliau merestui hubungan kami. Tapi Oom berbeda. Oom menganggap hubungan kami bukanlah sebagai hubungan bisnis, tapi karena rasa cinta yang sesungguhnya."Kedua mata Clarissa berkaca-kaca. Senyum cerianya pudar saat itu. "Jadi, aku minta maaf, Oom. Aku bukan calon menantu yang baik, karena aku bukanlah Clarissa."

BayanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang