Uwoooo.... masih adakah yang membaca "Bayangan"? hoho... kayaknya terlalu lama hibernasi. Nggak punya ide, banya tugas, banyak kuis, banyaaaaaak banget kayaknya persoalan hidup saya wkwkwk. Ya pokoknya dibaca aja deh :)) Happy Reading!!!
Puluhan majalah bisnis dari perusahaan yang berbeda menampilkan headline yang sama. 'Pernikahan Radit Tranggana dan Clarissa Lowell'. Sebuah judul yang sangat menarik perhatian masyarakat luas, terutama dari kalangan pebisinis.
Tanpa bisa Clara maupun Radit untuk protes, Presdir Lowell yang mengajukan ide itu langsung mendapat persetujuan dari Presdir Tranggana, Ayah Radit.
Panik bukan main tidak hanya dilanda Clara dan Radit, Moza ikut panik karena mengetahui jelas orang yang akan dinikahi oleh Radit itu bukanlah Clarissa. Meskipun dalam wujud Clarissa, tentu saja dia bukan Clarissa.
Farid geram melihat berita besar itu. Kedua keluarga itu akan segera bersatu, dan itu akan mempersulit rencana utamanya. Menghancurkan keluarga Tranggana.
Dendam membara di hatinya bergejolak. Sejak kecil, ia selalu mengingat dendam ini. Akan ia balaskan semua perbuatan yang membuat dirinya dikucilkan. Dibenci sebesar itu dan dibuang tanpa kasih sayang.
"Bunuh dia sekarang!" perintahnya dengan nada dingin dan kasar pada salah satu anak buah kepercayaannya di seberang telfon. "Jangan mengulur waktu lagi."
***
Sura indah mengalun dari biola yang dimainkan oleh pemusik cantik berumur di awal dua puluhan. Dia bisa memainkan biola di depan seluruh tamu undangan yang ada di hadapannya merupakan sebuah anugerah. Selain karena dia hanyalah anak termuda dari seorang direktur di Wiraga Hospital.
Tepuk tangan meriah dari semua tamu yang datang segera mengisi ruangan saat ia selesai memainkan biolanya dengan mulus. Ia menunduk memberi hormat dan menebar senyum manisnya.
"Audy!"
Gadis itu menoleh dan mendapati kakak tersayangnya sedang menghampirinya dengan langkah panjang. Di belakangnya, seseorang berdiri dengan canggung.
"Kak Daniel!!" serunya gembira dan langsung memeluk kakaknya.
Saat mendengar berita kebakaran di rumah sakit tempat kakaknya bekerja itu, ia panik bukan main. Namun mengetahui kakaknya selamat dan berkata akan pulang seminggu lagi, membuatnya tenang.
Daniel melepaskan pelukan eratnya dengan Audy. Ia menatap rindu pada adiknya. Lelah sebenarnya, hanya saja ia tak bisa menunjukkannya pada Audy. Ia akan menanggung misi ini sendirian dan menuntaskannya dengan cepat.
"Siapa?" tanya Audy saat melihat orang di belakang Daniel.
Laki-laki itu memiliki tubuh tegap dan tinggi. Wajahnya terlihat sangat serius dan kedua matanya yang tajam sudah pasti membunuh orang-orang di sekitarnya. Ia terlihat tenang, namun Audy tahu jelas bahwa laki-laki itu sama sekali tidak tenang di dalam pikiran dan hatinya.
"Ini teman Kakak. Namanya Angga. Anggada." Daniel memperkenalkan sahabat dekatnya pada Audy. Seulas senyum muncul di wajahnya saat melihat Audy mengernyitkan keningnya. Ia tahu, Audy orang yang sangat penasaran terhadap orang lain.
"Udah itu aja?" Salah satu alis Audy terangkat.
Tepat seperti tebakan Daniel. Adiknya pasti bertanya macam-macam karena ia hanya menyebutkan sepotong nama seperti tadi.
Kemudian Audy mendekatkan wajahnya pada Angga yang sedang menatapnya dingin. "Ah, aku nggak boleh sebut nama keluarganya ya?" bisiknya pelan. "Anggada Filbert?"
Kedua mata Angga sontak semakin menajam. Diiringi dengan rasa keterkejutannya pada gadis manis di hadapannya. Gadis yang mungkin berbeda sepuluh tahun dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayangan
RomansaKecelakaan besar itu membuat Radit melupakan segalanya. Seharusnya ia ingat pada rencananya untuk mencari orang di balik kecelakaan tunangannya, Clarissa. Namun kecelakaan itu membuatnya mengalami amnesia dan terpaksa mencari jati dirinya lagi di an...