GhoStory

1.1K 42 0
                                    

Ruangan itu masih terlihat sepi sejak dua jam yang lalu. Karena mungkin si penghuni terlalu betah bersembunyi di balik selimut tebal yang kini sudah tak jelas lagi bentuk aslinya. Ditambah dengan berbagai macam peralatan sekolah yang berserakan tak jelas di sekitar tempat tidur itu menggenapkan suasana kamar yang super berantakan.

Pasalnya, si penghuni kamar yang memang berjenis kelamin cewek itu hobi banget membuat tempat tidurnya berantakan. Apalagi kalau pas pulang sekolah, ia selalu membuang tas maupun sepatunya asal. Jadi tak diharamkan lagi kalau ia sering mendapatkan omelan dari kedua orangtuanya. Begitulah remaja zaman sekarang. Selalu hidup seenaknya sendiri.
"Via, cepetan bangun! Mama udah masakin makanan kesukaan kamu." sedetik setelah tangan orang yang berbicara tersebut membuka pintu, ia langsung menggeleng pasrah.
"Kamu tuh kebiasaan banget ya bikin kamar berantakan kalau pulang sekolah!" omel wanita paruh baya tadi seraya mengambil satu persatu benda-benda yang berserakan dan menaruhnya ke tempat benda-benda tersebut biasa disimpan. Lalu ia beralih ke tempat tidur, tepatnya ke arah selimut yang masih membalut asal seorang cewek yang masih tentram di alam mimpinya meski wanita paruh baya tadi sudah memberi omelan-omelan yang mungkin memang sering didengarnya setiap hari. Bahkan setiap detik.
"Ayo bangun, Via! Entar keburu dingin makanannya. Ayo cepetan bangun!" cewek bernama panggilan Via itu akhirnya membuka kedua matanya perlahan. Sejenak, ia memajukan bibir bawahnya ke depan.
"Masih ngantuk, Ma." rengeknya.
"Tapi kamu belum makan siang, Sayang. Lagian tidur siang itu gak perlu lama-lama, dua jam juga cukup."
"Tapi, Ma?"
"Udah cepetan bangun! Cuci muka dulu, terus makan siang. Mama tunggu di bawah." ia mendengus setelah beberapa detik pintu kamarnya ditutup oleh sang Mama.
"Gue tidur lagi ah, masih ngantuk. Lagian gak makan siang juga gak bakal mati kan?" ditariknya kembali selimut yang masih setia menutupi sebagian kakinya.
"Aawww!!!" jerit cewek tersebut tiba-tiba. Lantas ia meringis dan sedikit mengipas-ngipaskan kelima jemarinya ke dekat pipi. Perih.
"Dasar cincin sialan! Jadi perih kan pipi gue?" kesalnya kemudian setelah cincin yang belum lama ini dipakainya dengan tak sengaja menggores pipi kirinya. Lalu ia mengusap perlahan permata berwarna ungu yang terdapat di lingkaran cincin tersebut.

***

Sivia Rain. Cewek cantik yang bersifat sedikit tomboy itu keluar dari toilet dengan terpaksa. Karena tadi aksi tidur lagi untuk kedua kalinya itu gagal begitu sang Mama datang dan kembali mengomel kepadanya. Lantas ia menyambar handuk kecil dan mengelap mukanya perlahan.
"Woy, siapa loe?!" tiba-tiba Sivia melihat seseorang sedang tersenyum kepadanya di balik cermin. Ia sedikit tersentak.
"Han... han... hantuuuuu!!!" lalu Sivia berteriak kencang dan berlari ke lantai bawah setelah sosok orang yang tadi tersenyum kepadanya menghilang begitu saja.
"Mamaaaa ada hantuuuuu!!!"
"Kamu kenapa, Sayang?" tanya Mamanya heran saat Sivia memeluknya erat sambil histeris ketakutan.
"Di kamar Via ada hantu, Ma!" ujarnya. Sang Mama terkekeh seketika. Lalu ia melepaskan pelukan anaknya perlahan.
"Kamu mimpi? Mana ada hantu di siang bolong kaya gini?" Sivia mendecak.
"Tapi tadi Via bener-bener lihat hantu, Ma! Dia senyum sama Via, terus ngilang gitu aja." ungkap Sivia meyakinkan.
"Makanya jangan lama-lama kalau tidur siang. Jadi mimpiin hantu kan?"
"Ih, Mama! Via gak mimpi tau, Via bener-bener lihat hantu."
"Udah-udah! Mendingan sekarang kamu makan siang dulu. Mama mau ke dapur sebentar." kata sang Mama sembari melangkah pergi meninggalkan Sivia yang kini bertingkah aneh menurutnya.
"Masa sih gue mimpi? Tapi gue beneran lihat kok!" ucap Sivia pada diri sendiri. Ia masih heran dengan apa yang dialaminya sekarang.
"Tau ah! Ngapain juga gue ngurusin hantu? Kan belum tentu tuh hantu ngurusin gue!" kemudian Sivia duduk dan menyantap satu porsi nasi goreng yang sudah disiapkan Mamanya di meja makan tersebut.
"Nih minumnya, Sayang."
"Makasih ya, Ma!" Sivia pun langsung tersenyum ke Mamanya.
"Udah ketemu hantunya?" sang Mama menyeringai jahil ke arah anaknya.
"Mamaaaa!!!"
"Lagian kamu ada-ada aja sih. Masa jam segini ada hantu?"
"Ya mungkin aja lagi bergadang tuh si hantunya, Ma." mereka tertawa kemudian.
"Cepetan abisin makanannya! Terus bantu Mama cuci piring." Sivia mengangguk dan mencoba mempercepat gerakan makannya.

ALVIA'S STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang