Agnes masih terbaring lemas pada Obgyn Bed. Dokter tidak mengizinkan Nyonya Agnes untuk melahirkan dalam kondisi normal. Kondisi kesehatan wanita itu bisa membawa resiko yang cukup serius. Ranjang berbahan Epoxy Duco Finished Steel itu mengunakan bahan busa yang di lapisi cover kulit Oscar vinyl yang nyaman untuk ranjang periksa pasien atau ranjang persalinan. Agnes berbaring di atas Gynecology Bed yang kedua ruas ranjang dapat diadjustable. Ranjang baru itu tak mampu menyerap rasa cemas yang ada pada benaknya.
Adam masih ada di dekat istrinya. Disebuah ruang pavilum no.5 Rumah sakit Jakarta. Adam terlihat sedang berbicara dengan dokter dan melihat hasil rekam medis istrinya. Ada sebuncah rasa berat dalam perasaan Adam sebagai suami, saat memikirkan istrinya yang sebentar lagi akan melahirkan calon bayi perempuan yang telah lama di nantinya.
Adam hanya pasrah. Terus berdoa dan bertawakal. Pria itu yakin bahwa selalu ada pertolongan bagi orang-orang yang sabar. Agnes bahkan sudah terlihat lebih tenang dan matanya mulai terlihat mengantuk. Suntikan obat sudah mulai bereaksi. Adam dan dokter masih berbincang-bincang untuk proses kelahiran anaknya di ruangan yang lain.
Tok..tok..tok..
"Iya, masuk" kata Dokter
"Sudah siap semua dokter, tinggal membawa pasien keruang operasi" Seorang perawat memasuki ruangan dan melapor pada sang dokter.
Sang dokter menganggukkan kepalanya. Kemudian perhatiannya kembali fokus pada Adam.
"Baik, saya permisi dulu pak Adam, ada pasien yang mau melahirkan." Pamit sang Dokter.
"Silahkan dokter." Adam mengikuti langkah dokter keluar ruangan.
"Nanti akan saya lihat kembali kondisi Bu Agnes untuk memastikan proses selanjutnya"
"Baik dokter. Terima kasih. " sambil bersalaman, Adam meninggalkan sang dokter.
Dokter berjalan bersama perawat menuju lorong yang berbelok ke kanan.
****
Seorang perawat memeriksa sejumlah bayi yang baru di lahirkan dii ruang perawatan bayi Rumah sakit Ibu dan Anak Rosiva. Di rumah sakit tersebut, sebanyak 25 bayi, dua diantaranya dilahirkan kembar. Kedua bayi itu memakai selimut pink bergambar Hello Kitty. Keduanya lahir sehat dengan tangis memecah keheningan di ruang bayi itu.
Hawa melahirkan bayi kembar perempuan. Melahirkan sendiri karena suaminya mendapat tugas keluar kota. Rumah sakit bukan tempat asing baginya, suaminya juga seorang yang bekerja di sana.
Hawa menamakan anaknya Angela dan Angelia. Angela lebih berat 0,5 kg dari ukuran badan Angelia. Hawa senang melihat bayinya sehat. Baby cot standar rumah sakit dengan cover kulit Oscar yang mudah di bersihkan. Tempat tidur bayi juga di lengkapi roda castor sebanyak 4 buah.
Hawa menempati sebuah ruang no.6 sebelah kiri kamar Bu Agnes. Keduanya melahirkan dengan rentang waktu hanya beberapa jam saja.
"Bu Hawa tolong kasih ASI dulu yaa anaknya," Seorang suster mendorong baby cot kearah ranjang Hawa.
Suster mengangkat Angela dan menyerahkan kepada Ibunya. Hawa mendekap Angela dalam gendongannya sambil mengarahkan susu ke anaknya.
"Sus, ASI saya belum keluar juga," Hawa mencoba menyusui Angela. Bibir Angela sangat kecil dan gerakannya lebih terlihat lincah di bandingkan Angelia.
"Coba dipancing lagi bu, nanti pasti keluar,"ucap Suster yang mengendong Angelia. Beberapa menit kemudian Hawa sudah bisa menyusui kedua anaknya sampai kenyang.
Suster-pun kembali mendorong roda castor menuju bangsal kamar bayi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Wishes Vs The Shoes
Romance"Bukankah cinta itu seperti sepasang sepatu, tak bisa berjalan jika hanya ada satu" Peter jatuh cinta kepada saudara kandungnya, Angel. Cinta tak selalu membuat rindu tapi membingkai sebuah harapan angan mendamba hidup bersama sebagai kekasih buka...