Chris POV
Pagi-pagi sebelum Clara aku terlebih dahulu bangun dan aku pergi ke balkon menghubungi Pak Dim dia merupakan kaki tanganku dalam mengurusi semua yang ku inginkan.
"Hallo Pak" Aku memanggilnya, aku tahu dia sedang mengurus sesuatu di luar dari kemarin.
"..........."
"Bagaimana, sudah beres semua?"
"..........."
"Ok, nanti siapkan perlengkapan semua untuk baby itu dan bawa ke sini sebelum Clara bangun." Aku meminta Pak Dim mengurus semua itu bersama anak buahnya.
".........."
"Pak Dim, Emm Terima kasih" Aku jarang sekalli mengucapkan kata terima kasih pada abak buahku, mungkin ini adalah rasa senangku berterima kasih padanya karena Clara setuju dengan syarat itu.
Aku mematikan ponselku.
Beberapa menit kemudian ada yang datang aku melihat pintu itu terbuka, aku melihat Pak Dim. Ya hanya dia, aku dan Alex yang tau sandi appartementku. Dia membawa baby itu beserta anak buahnya yang membawa perlengkapan baby. Aku ingin tertawa melihat Pak Dim menggendong baby itu sangat cocok sekali menjadi kakek.
"Sir, barang-barang ini saya letakan dimana?" tanya salah satu anak buah Pak Dim padaku.
"Emmm,, tak ada kamar kosong lagi, aku lupa memikirkan itu," aku bodoh sekali tak memikirkan itu.
"Apa saya bisa menyuruh Alex untuk tinggal di rumah saya saja." Pak Dim menawarkan itu, tapi mendadak aku masih butuh Alex tiba-tiba.
"Tidak Pak, aku masih membutuhkannya. Bawa perlengkapan itu ke kamarku saja". Pak Dim tersenyum dan menahan tawa mendengarku mengucapkan itu. Anak buah itu langsung ke atas, menaruh perlengkan baby itu dan kembali ke ruangan kerja mereka di lantai bawah. Meninggalkan aku dan Pak Dim serta baby itu.
"Lalu baby ini mau aku letakan dimana, nak? Lumayan berat badannya" keluh Pak Dim sambil tersenyum pada baby itu yang sedang menggigit jarinya. Aku memperhatikan baby itu.
"Boleh aku gendong Pak?" Pak Dim terkejut aku meminta baby itu. Pak Dim memberikanku baby itu.
"Kalau begitu aku kembali ke ruangan kerjaku Chrish." Aku menganggukan kepala, Pak Dim tertawa melihatku.
"Jangan tertawa kau, Dim." Aku sedikit malu sebenarnya tapi aku tutupi dengan emosiku.
"Kau memeng pantas sekarang menjadi ayah, Chrish." Pak Dim meninggalkan ku.
Sial apa aku terlihat tua karena baby ini. Oh no. aku duduk di sofa ruang tv. Aku sedang memperhatikan baby ini kulitnya sangat putih bersih matanya coklat sama dengan rambutnya. Baby ini laki-laki sangat montok dilihat dari pipinya yang gembil. Baby itu tertawa melihat tatapanku. Baby itu sangat ramah terhadap orang baru tidak dengan baby lain yang suka menangis. Aku mengangkat baby itu ke atas, entah baby itu senang atau apa dia tertawa terus menerus.
Clara POV
Aku terbangun menginggat semalam aku dan Chrish bertengkar memegang pipiku yang sudah kering dari air mata. Aku melihat Erika masih tertidur pulas, melihat Erika tertidur saja sangat manis apalagi kalau dia bangun dengan sifat, sikap dan tingkah lakunya pasti sangat lucu.
Aku mendengar suara baby tertawa dan mendengar pria dewasa yang tertawa keras beberapa kali. Aku penasaran siapa yang tertawa lepas, aku keluar dari kamar, suaranya terdapat di lantai bawah apartement chrish, aku memutuskan ke lantai bawah.
Aku melihat Chrish sedang melihat Chrish sedang bercanda dengan baby laki-laki itu. Aku tersenyum melihat Chrish tertawa lepas, ternyata MONSTER API bisa tertawa juga. Aku menghampiri mereka, Chrish tidak menyadari aku datang.
![](https://img.wattpad.com/cover/49344331-288-k982076.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Romance Billionaire
Любовные романыClara Fabiano merupakan anak semata wayang dari keluarga yang sederhana, Ketika beranjak usia 24 tahun dia menjadi sosok wanita yang tertutup dan pendiam. Dia sekarang bekerja sebagai pelayan di sebuah café D'lizious di daerah Jakarta. Kegiatannya s...