Part 3 ~ Cafe D'Lizious

48.5K 1.4K 11
                                    

Chrish POV

"Lex, nanti kamu aja yang jemput Erika? Ada urusan sore ini" aku sedang menelepon Alex.

"........."

"Ok, tapi nanti malam mau kumpul dengan sepupuku dari Portland datang ke Jakarta lex jadi pulangnya telat dan kasih Erika makan."

"........."

"Ya betul, dia datang ke sini dengan calon istrinya ku dengar sih seperti itu."

"........"

"Ok, hati-hati. Bye Lex". Aku langsung mematikan ponsel untuk mengakhiri percakapan tadi.

Aku masing berkutink dengan urusan kantor mengatasi proyek yang akan dibuat sore itu. Waktu tak terasa sudah terasa gelap langit, terlihat dari kaca kantorku.

Aku mengingat ada janji dengan seseorang malam ini di café d'lizious, ya itu café usaha sampinganku yang diurus oleh Pak Iwan selama ini.

"Selamat malam Pak Chrish, tempat anda sudah disiapkan. Dan sudah lama sekali anda tidak berkunjung ke café ini." Pak Iwan menyambutku dengan berjabat tangan dan diiringi senyuman yang membuat kerutan diwajahnya terlihat jelas.

'Berapa umurnya sekarang dia terlihat kurus sekali.' Bisik dalam hatiku penasaran dengan kondisi Pak Iwan yang terlihat ada masalah.

"Terima kasih Pak, bagaimana kabar anda? Dan bagaimana dengan café ini apa ada kemajuan?"

"Ya, saya baik. Pak Chrish bisa lihat sendiri kan selalu ramai pada malam hari."

Aku melihat café ini memang setiap malam selalu ramai dengan anak-anak muda, banyak kemajuan café ini.

"Tapi aku melihat sepertinya ada masalah dalam diri anda?" aku bertanya tapi dengan sikap dinginku terhadap karyawan. Walapun aku suka perhatian dengan karyawanku yang sudah lama bekerja untuku.

"Café tidak ada masalah apapun Pak." Wajah Pak Iwan terlihat menutupi masalah yang ada pada dirinya.

"Ok, kalau begitu ku harap semua akan baik-baik saja apabila dirimu sedang ada masalah."

"Oh, hahaha terima kasih atas perhatianmu nak seperti biasa kau memang selalu perhatian dengan orang tua sepertiku." Pak Iwan akhirnya tertawa lepas mendengar ucapanku yang penuh perhatian dengannya. Aku merasa senang bisa menghibur dia.

"Kau mau makan apa nak?" tanya Pak Iwan

"Seperti biasa Pak Iwan." Pak Iwan kembali akhirnya.

Beberapa menit kemudian ponselku bergetar di atas meja dengan suara musik lagu Cold Play-Caounting Star mengalun. Aku mengecek dari siapa panggilan itu. Oh ya, dari sepupuku yang aku tunggu sejak tadi.

"Ya, hallo. Kau dimana sekarang?" aku bertanya sedikit kesal.

"........."

"Aku di lantai atas aku pilih tempat di outdoor agar bisa merasakan angin malam"

"........"

"Ok, ya aku disini kau bisa melihatnya kan"

aku sambil melambaikan tangan melihat ke bawah melihat sepasang kekasih dengan melambaikan tangan di lantai dasar.

"......."

"Ya sudah matikan telephonenya, bodoh. Hahaha".

Kebiasaanku dengan sepupuku ini memang agak kasar.

Tak lama kemudian sepupuku dengan kekasihnya muncul di lantai atas. Kemudian dia memelukku karena sudah lama tak bertemu. Aku tau dia sakit hati dengan mantannya memutuskan untuk ke Portland untuk menghilangkan rasa sakitnya di sana. Tapi aku tak menyangka akhirnya dia bisa menemukan orang yang dia cintai dan bisa melupakan mantannya.

Romance BillionaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang