Elena POV
Aku bangun melihat langit-langit kamarku, mengingat semalam aku berada di bar bersama Clara dan mengajak Joe, dan sekarang ada di kamarku. Aku melihat ke samping kananku, aku melihat ada sosok pria yang menatapku intens, mata kita saling bertemu, tapi rahangnya mengeras, dia duduk di kursi dan melihat kakinya dengan tangannya memegang dagunya sendiri. Sepertinya Alex akan marah padaku tapi mengapa sikapnya seperti bosnya.
"Morning nona, sudah baikan hah?" Dia bertanya ketus padaku.
"Pagi lex, mengapa kau bisa di sini?" aku bertanya bagaimna dia bisa disini sekarang baru pukul 05.30 pagi.
Alex memberikanku dua advil untuk menghilangkan rasa sakitku.
"Kau tak tau, ya kau memang mabuk. Mengapa kau bisa melakukan in?" Alex benar-benar marah.
"Maafkan aku lex, aku hanya ingin menemani Clara dia benar-benar menderita. Mungkin dengan ini dia bisa sedikit melupakan dan aku cukup menderita melihatnya seperti ini." Aku langsung menangis mengingat sahabatku.
"Tapi kau tak perlu seperti itu El, kau bisa membuatnya lebih tegar dengan cara lain." Alex menasehatiku sambil memelukku.
"Maafkan aku lex" pelukannya semakin erat.
"Aku tau Clara menderita karena Ayahnya jatuh sakit kan kau harusnya bisa membuatnya bisa semangat kembali." Aku heran dia tak tau kalau Clara nantinya akan menjadi Ibu.
"Tak hanya itu lex, Clara akan menjadi Ibu makanya kita minum itu adalah hal terakhir yang kita lakukan akrena tak mungkin Clara bisa minum lagi."
"Apa maksud mu Clara HAMIL?" Alex terkejut mendengar ucapannku.
"Bukan itu maksudku lex, ayahnya Clara mengangkat bayi sekitar umur 8 bulan, dia ingin Clara yang merawatnya dan menikah oleh ayahnya."
"Mengapa ayahnya seperti itu?"
"Ayahnya memiliki Alzhaimer, ia takut lupa dengan oraang tua bayi itu. Ayahnya telah menulis surat wasiat untuk Clara dan bayi itu. Clara di minta menjadi Ibu dari bayi itu. Clara tak ingin menikah pada saat ini. Kalau pun ingin mungkin dengan orang benar-benar mencintainya." Ujarku seperti itu. Alex mendengarkan itu tak percaya.
"Semoga saja Clara bisa menghadapi dengan tabah."
"Ya mau tak mau seperti itu."
"Lalu, bayi itu ada di mana?" alex bertanya padaku.
"Bayi itu sedang di rawat oleh suster selama ayahnya di Rumah sakit. Ayahnya mencantumkan asuransi rawat pada bayi itu."
"Lalu kenapa bayi itu tidak di rawat di sana saja, mengapa mesti Clara?"
"Entahlah lex, aku juga tak tau dengan ayahnya. Mungkin efek karena sakitnya"
"Oh seperti itu, ya sudah aku sekarang yang giliran tidur."
"Kau belum tidur lex dari aku pulang bersamamu?"
"Tentu saja belum, sebelum kau menceritakan apa yang terjadi padamu."
Alex langsung tidur di sampingku, aku ingin bangun dari tempat tidur tetapi alex menari tanganku dan aku terhempas di sampingnya, alex merangkulku samapi aku melakukan perlawanan tapi ia sangat kuat aku tak bisa berbuat apa-apa selain tidur di sampingnya.
Clara POV
Kepalaku terasa sakit dan perutku seperti tertarik ke tenggorokan. Rasanya ingin memuntahkan isi perutku, sangat mual.
Aku langsung berlari ke kamar mandi memuntahkan semua isi yang makan tadi malam. Kepalaku benar-benar pusing seperti di tusuk-tusuk. Aku mencari obat di lantai bawah dekat dengan pantry aku melihat sebuah kotak obat. Aku mencari advil dan mengambilnya langsungku minum.
![](https://img.wattpad.com/cover/49344331-288-k982076.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Romance Billionaire
RomanceClara Fabiano merupakan anak semata wayang dari keluarga yang sederhana, Ketika beranjak usia 24 tahun dia menjadi sosok wanita yang tertutup dan pendiam. Dia sekarang bekerja sebagai pelayan di sebuah café D'lizious di daerah Jakarta. Kegiatannya s...