Clara POV
Beberapa tahun setelah melewati masa sulit hingga saat ini aku masih merasa sedih atas perceraian orang tuaku yang sulit disatukan kembali hanya untuk saling bertemu berdiskusi tentangku. Aku kini berumur 24 tahun, kehidupan pribadiku juga sulit hingga saat ini aku belum pernah berpacaran.
'Oh no, ini jumat malam café akan larut sampai malam' aku mengeluh dalam hati, café menjadi ramai dimalam jumat ini karena orang yang memiliki pasangan datang ke café. Café ini memiliki interior yang nyaman sehingga muda mudi akan betah sampai larut malam.
'Aku takut membuka hati untuk pria karena perceraian orang tuaku' merasa kesedihanku datang kembali yang disesali akibat perceraian orang tuaku.
"Clara,,, kenapa kau melamun terus bantu aku melayani tamu, kau tahukan ini malam apa!" kesal Elena yang melihatku melamun. Elena juga bekerja di café itu bersamaku. Alasan kami bekerja di café ini hanya karena pekerjaan sampingan sebagai seorang penari. "Iya el, aku tau. Maafkan aku honey". Sambil mencium Elena. Aku kemudian melayani para tamu.
Café akhirnya tutup jam 1 pagi. Pekerjaanku dan Elena akhirnya berakhir dan esok bisa menikmati kegiatan lainnya. Mereka berdua akhirnya pulang bersama. Elena bertanya kepadaku "Ra, apa yang kau lamunin saat kita kerja tadi?". Elena penasaran denganku yang suka melamun. "Ya tadi aku lihat banyak sekali pasangan yang datang ke café aku cuma ingat kedua orang tuaku, mungkin mereka dulu pernah menjadi pasangan yang romantis seperti itu kan, and kau tau kan?" tegasku sambil menahan mataku yang perih takut jatuh air mataku. "Iya aku tau baby, tapi kau harus tau dengan cara ini mereka bisa bahagia". Elena sambil memeluk Clara. "Ya kau benar el, aku bahagia apabila mereka bahagia". Air mataku tak tertahan akibat pelukan Elena yang aku rasa kenyamanan dengannya untuk membahas keluargaku.
"El, bolehkan aku menginap di kostanmu? Aku ga mau ganggu tante Reni dan keluarganya yang sudah nyenyak" tanyaku yang berharap walau tanpa izin dari dirinya aku bisa menginap di tempatnya.
"Kau ini bicara apa, tanpa izin dariku kau bisa menginap tau!!" sambil melototiku.
"iya sayang, makasih. Mmmuuacch" sambil memeluk dan mencium pipi El.
"Clarrrraaa...." Teriak El.
"What?" Tanyaku merasa bingung.
"Kau kira kita apa? Aku masih normal tau, jangan menciumku nanti tak ada pria yang ingin dekat denganku melihat kita seperti ini". El risih dengan pelukan dan ciumanku sebagai sahabat.
"Hahaha,, masa bodo biar saja kita tak laku karna cuma kau saja sahabat yang paling berharga" aku terus memeluknya sepanjang jalan ke kostan El.
Sesampai di kostan El. Aku segera mandi sedangkan El terbaring di tempat tidur sambil mendengarkan dan mencari music yang akan digunakan untuk latihan besok.
"Clarrraaaa" panggil El setengah terlelap tidup.
"hmmm??" gumamku sambil melemparkan tubuhku di samping El tanpa sengaja rambut El tertarik oleh badanku.
"aduhhh Ra,, rambutku. Ra besok jadi latihan kan? Aku denger ada anak baru yang gabung dengan club kita". El membalikan badan ke arahku sambil tersenyum.
"Lalu kenapa? Biar saja anak baru itu gabung." Sahutku
"katanya sih dia pria Ra, Claarrrraaa!!!" teriak dia karena aku merasa lelah sampai tertidur mendengar celotehan dia.
"kamvrreeettt clara, malah aku ditinggal tidur, huft" kesal El, aku hanya tersenyum mendengar kesalnya dia.
Chrish POV
KAMU SEDANG MEMBACA
Romance Billionaire
RomanceClara Fabiano merupakan anak semata wayang dari keluarga yang sederhana, Ketika beranjak usia 24 tahun dia menjadi sosok wanita yang tertutup dan pendiam. Dia sekarang bekerja sebagai pelayan di sebuah café D'lizious di daerah Jakarta. Kegiatannya s...