Chapter 1

190 10 2
                                    

Tulisan yang ditebalin kaya gini itu artinya LINE Chat.

"Lex! Lo bengong mulu deh!" Tegur Cinta.

"Hah!?" Cinta memecah lamunanku.

"Mikirin apa sih lo?" Tanya Salmaa.

"Enggak mikir apa apa" jawabku sambil melanjutkan menghafal naskah drama.

"Oh iya, gue tadi liat lo lagi ngobrol sama David" kata Cinta dengan penuh roti dimulutnya.

" aa... cie cieee, ditembak ya lo sama David... " tebak Salmaa.

"Enggak. Malah gue yang nembak" jawabku santai.

"Hah!?! Serius lo? Terus dia bilang apa?" Respon Salmaa lebay.

"Biasa aja kali... ya, dia diem aja sih" kataku sambil mengunyah keripik kentang.

"Ih gila lu berani banget sih" kata Salmaa.

"Gue juga pernah tuh nembak duluan, tapi alhamdulillah ga pernah ada yang nolak" jelas Cinta.

"Ga pernah ada? Udah berapa cowok yang lo tembak?" Tanya Salmaa.

"Ya ada banyak lah..." kata Cinta santai sambil memperhatikan naskahnya.

"Wah gila juga ya lo" kataku.

Saat tengah asik mengobrol, tiba-tiba... "ayoo kumpul kumpul! Kita mulai latihannya" perintah bu Yosi.

Kamipun berkumpul dan latihan untuk pentas seni bulan July nanti.

Pentas ini semacam drama musical, jadi anak ekskul teater bergabung dengan anak ekskul vocal dan ekskul musik. Ini asik, dan tau nggak apa yang bikin lebih asik? Diekskul musik ada David. Dia mengiringi kami dengan petikan merdu gitarnya.

Tapi kali ini aku agak khawatir dia ilfeel padaku karena perkataanku tadi. Jadi saat aku berpapasan dengannya rasanya tidak terlalu senang seperti biasanya. Malah malu sekali. Tapi lega. Bayangkan saja, aku memendam ini sejak pertama aku mengenalnya. Waktu itu aku dan dia kelas 7 SMP sampai sekarang kelas 10 SMA. Sekitar 4 tahun atau lebih beberapa bulan.

Kamipun memulai latihan dengan lancar. Sedari tadi aku terus memperhatikan gerak-gerik David. Dia agak aneh. Nggak seperti biasanya. Dia disini lebih banyak diam, lebih tepatnya dia agak canggung, berada satu ruangan denganku. Padahal jarak aku dan David kini agak jauh.

AppleBlossom™

"Duuh! Susah banget sih ni PR!" Kataku sambil mengacak acak rambutku sendiri.

Aku mulai membuka ponselku. "Eh ada LINE, dari siapa nih?" Aku mengotak atik ponselku.

Genta Yudha : hai!

"Yaampun dia lagi, dia lagi" keluhku.

Nasyifa Alexis : hai! Kenapa?

Aku mencoba untuk ramah, meski aku tak suka.

Tak lama ponselku berbunyi lagi

Genta Yudha : ketemuan yuk, Lex!

Nasiyfa Alexis : gue lagi banyak PR nih, Ta! Sorry ya

Genta Yudha : please dong! Gue mau ngomong penting nih, Lex

Nasyifa Alexis : nanti sore mungkin gue bisa

Genta Yudha : okey! Jam berapa lu bisa?

Nasyifa Alexis : mungkin jam 4

Genta Yudha : okay! Gue tunggu di cafe Cleocake ya!

Nasyifa Alexis : okey!

Huuft sebenarnya ini sangat menggaguku. Tapi aku nggak tega kalau harus cuekin dia.

AppleBlossom™

Jam 4 sore lebih 19 menit, dicafe Cleocake.

"Hai, Ta! Sorry gue telat" kataku sambil mulai duduk.

"Iya nggapapa santai aja, Lex, lagian lo baru telat 19 menit kok, nggak sampr sejam" katanya.

Aku tersenyum manis. "Ohiya, lo mau ngomong apa?" Tanyaku.

"Emmm... itu... em... lo pesen minuman dulu deh" katanya gugup.

"Oh iya! Mas!" Panggilku.

"Ada yang bisa saya bantu?" Kata mas pelayan ramah.

"Saya pesen iced shaken sunset mango nya satu ya" pesanku.

"Ice shaken sunset mango satu, ada tambahan lagi?" Tanyanya ramah.

"Enggak" jawabku.

Mas pelayan itu pun mejauh dari meja ku dan Genta berada.

"Jadi gini, Lex" kata Genta terlihat sangat gugup.

"Ya?"

"Sebenernya.... guee.... guee... gue... gue sayang sama lo, Lex" kata Genta terlihat takut dan khawatir.

"Hah?!?"

Suasana sesaat menjadi sunyi dan canggung. "Em... lo seriusan, Ta?" Aku mulai bersuara.

"Iya gue serius, gue suka sama lo udah dari dulu, waktu pertama kita ketemu pas pendaftaran masuk SMA"

Hah!?!? Dari dulu apanya? Kita SMA kan baru beberapa bulan, secepat ini kah dia nyatain cintanya. Pasti ini cuma main main deh. Pikirku.

"Lo tau kan, kita selalu beda kelas, dari waktu MOS sampe sekarang, tapi gue selalu perhatiin lo dari jauh, sampe akhirnya gue bisa nyatain perasaan gue sama lo kaya sekarang, gue butuh jawaban lo, Lex" katanya panjang lebar.

Huh gombal.

"Emm... sorry, Ta, gue pikir kita cuma sebatas teman, nggak lebih" kataku.

"So? Jawaban lo apa?" Tanya nya lagi.

Duuh nggak peka banget sih nih anak.

"Ya... gue nggak bisa nerima lo, lo bisa jadi sahabat gue kok, gue suka lo baik banget sama gue, gue juga baik sama lo, tapi lo jangan salah paham sama kebaikan gue..." jelasku juga.

"Sahabat gue udah banyak, Lex... yang belum punya cuma pacar" katanya dengan raut wajah yang lucu.

"Pffftt... jadian lo sana sama anjing gue namanya Lolly hahahah"

"Yeeh... gue maunya sama pemiliknya, gimana dong?" Candanya.

"Yeeeeh... hahahhahahah" kami pun tertawa bersama.

"Jadi beneran nggak diterima nih?" Katanya memasang ekspresi sedih.

"Iya, maaf ya, Ta. Kita jadi sahabat aja kan enak, bisa bareng tiap hari tanpa ada yang tersakiti" kataku mulai sok puitis.

"Walah! Bahasa lo! Hahahahha" kata Genta sambil mengacak acak rambutku pelan.

Apple BlossomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang