Chapter 2

72 9 0
                                    

Setelah kejadian itu, aku dan Genta kini semakin dekat, layaknya seorang sahabat. Tapi kami lebih sering berhubungan lewat LINE atau media sosial lainnya daripada ketemu langsung disekolah.


Genta Yudha : Lex, gue punya tebak tebakan.

Nasyifa Alexis : apa?

Genta Yudha : Apa bedanya orang sama cacing?

Nasyifa Alexis : kalo cacing kepanasan, kalo orang cacingan hahahah

Genta Yudha : salah.

Nasyifa Alexis : terus apa?

Genta Yudha : Kalau orang bisa cacingan, tapi kalau cacing nggak mungkin
keorangan, bener nggak? Hahahahaha

Nasyifa Alexis : ih apa sih lo garing banget :p

Genta Yudha : eh ada lagi

Nasyifa Alexis : nggak mau jawab kalo garing

Genta Yudha : kali ini nggak bakal garing deh, janji.

Nasyifa Alexis : yaudah apa?

Genta Yudha : Tau gak kenapa menara pisa miring ?

Nasyifa Alexis : karena pondasinya nggak sempurna.

Genta Yudha : salah

Nasyifa Alexis : kok salah? Terus apa?

Genta Yudha : Karena ketarik sama senyum indah mu.

Nasyifa Alexis : hahahahah anjir bisa aja lo

Genta Yudha : ada lagi, apa bedanya monas sama lu?

Nasyifa Alexis : kalo monas milik negara, kalo lo milikku. Hahahahah ketebak gombalan lo, Ta

Genta Yudha : yah nggak asik lu, Lex

Hari berganti hari, aku menjalani kehidupanku seperti biasa. Dan kini aku dan Genta menjadi sahabat dekat.

AppleBlossom™

"Maa, lo nggak mikir buat pacaran atau gimana gitu?" Tanya Cinta tiba-tiba.

"Nggak tau deh ya. Gue lagi ga mikir kesitu sih, yang gue pentingin sekarang....."

"Belajar, belajar, belajar, hapal gue jawaban lo, Maa" sela Cinta.

"Ya habis gimana dong ya, gue nggak pernah deket juga sama cowok manapun disekolah sebesar ini" kata Salmaa sambil terus membaca.

"Ya.. gimana mau kenal apalagi deket sama cowok, lo dikantin aja masih belajar. Cowok juga males pacaran sama lo, bisa bisa lo nanti bakal lebih perhatian sama buku lo daripada cowok lo" ejek Cinta.

"yeeh... nggak gitu juga kalee! Eeh eh tapi gue lagi suka sama satu orang cowok nih" katanya agak heboh, sambil dengan cepat menutup bukunya.

"Hah!? Sumpah lo, Maa? Akhirnya... seorang Salmaa bisa suka juga sama cowok" candaku.

Salmaa menyenggol pundakku pelan, "yeeh"

"Daripada lo, Ta. Pacaran aja kerjaan lo, bukannya belajar" timpal ku.

"Hahahaha... habis bete gue belajar" jawabnya santai.

Saat kami bertiga tengah asyik mengobrol, suara samar memanggilku.

"Lexi!"

Aku mulai mengarahkan kepalaku kesumber suara. Tapi tak ada satu orangpun yang kukenal. Aku mulai mencari cari dari mana suara itu berasal.

Apple BlossomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang