Chapter 4

53 7 3
                                    

"Maa, liat deh tuh si Cinta, pacar nya kok ganti ganti ya? Minggu kemaren si Yudha, terus sekarang udah ganti jadi si Fian" kataku sambil memperhatikan Cinta yang sedang bermesraan dengan seorang cowok bernama Fian dari kelas sepuluh tujuh.

Salmaa memalingkan pandangannya sebentar kearah Cinta, "iya ya, Lex, miris hati gue liat anak itu" kata Salmaa membenarkan kacamatanya yang mulai turun karena menunduk membaca.

"Kita kan sahabatnya nih, gimana kalo kita bantu dia?" Kataku.

"Bantu gimana?" Tanya Salmaa.

"Eem... gue juga belom tau sih" kataku sambil meletakan jari telunjukku dikepalaku, tanda berpikir.

Salmaa diam, sambil memperhatikanku. Lalu memalingkan wajahnya lagi kearah buku yang sedang dibacanya.

Setelah beberapa lama berpikir...

"Maa!! Gue punya idee!!!" Seruku.

Salmaa tersentak lalu membanting bukunya secara spontan ke meja.

"Duuh! Lexii!!! Lo ngaggetin gue ajaaa!!!" Omel Salmaa.

"Gue punya ide, Maaa!!" Ulangku heboh.

"Apa? Ide apa?" Tanya Salmaa tenang.

"Gini, lo tau kan kalo Genta itu orangnya baik?" Tanyaku.

"Iyaa... terus hubungannya sama Cinta apa?" Tanya Salmaa.

"Sssst!" Aku meletakan jari telunjukku didepan mulutku. "Dengerin gue dulu" aku memberi jeda. "Gue mau deketin Genta sama Cinta, Genta pasti bisa merubah sifat jelek Cinta" jelasku.

"Wah ide lo bagus juga tuh!" Kata Salmaa.

"Yaiyalah" kataku sambil tersenyum bangga.

Kami diam sejenak, Salmaa melanjutkan acara baca membacanya. Sedangkan aku, hanya duduk disebelah Salmaa sambil melihat lihat sekitar.

Siapa tau ketemu Genta disini batinku.

Tak lama...

"Nah! Itu!" Seruku sambil berlalu pergi menjauh dari Salmaa.

Lagi lagi Salmaa membanting bukunya karena kaget. "Hastagaaah..." kata Salmaa mengelus dada sambil memperhatikan punggung ku yang semakin lama menjauh.

"Gentaaa!" Panggilku sambil bergelayut dilengannya.

Genta tersentak kaget. "Eh elo Lex, ngaggetin aja lu" katanya.

"Ta, Ta! Gue mau minta bantuan nih sama loo" kataku dengan ekspresi wajah manja.

Btw, gue nggak pernah loh bergelayut manja di lengan cowok kaya gini. Tapi mungkin karena gue udah deket banget sama Genta, jadi ya santai aja, nggak ada rasa degdegan atau apapun itu, nggak kayak pas lagi dideketin sama Dimas.

Ke cerita lagi okey.

"Bantuin apa?" Tanya Genta dengan wajah serius.

"Weee... biasa aja kali mukanya!" Protesku.

"Heh mau bantuin apa dulu?" Tanyanya lagi makin serius sambil melepaskan tanganku.

Aku menatapnya.

Dengan tatapan heran.

"Lexiii! Cantiiik!!" Panggil Genta lembut sambil melambai lambaikan tangannya didepan wajahku.

Dia membuyarkan lamunanku.

Aku mengedip ngedipkan mataku.

"Kenapa tangan gue dilepasin?" Tanyaku. "Lo nggak suka ya gue gitu? Gue pikir kita sahabat, Ta. Dari dulu ini yang gue impi impikan" jelasku memasang wajah cemberut.

Apple BlossomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang