Chapter 5

40 7 1
                                    

Salmaa Fressia : Lex gue mau ngomong sama lo!

Dengan bingung, gue pum mencoba seramah mungkin sama Salmaa.

Nasyifa Alexis : iya ngomong aja, Maa

Ada masalah apa nih? Pikirku.

Tak lama.

Salmaa Fressia : kita ketemu di cafe Cleocake

Cleocake? Okey.

Tapi, gue capek banget lagi...

Baru aja pulang dari sekolah.

Nasyifa Alexis : jam berapa Maa?

Salmaa Fressia : jam 7

Huuuuh.... ada apa sih sebenernya.

Dengan berat hati akupun bersiap siap untuk pergi menemui Salmaa.

Setelah siap. Aku pun berangkat ke cafe Cleocake dengan sepeda ku.

Cafe Cleocake memang dekat dari rumahku. Hanya melewati jalan raya sebentar.

Daripada lama nungguin harus manasin mobil dulu, males ah, paling ini cuma sebentar pikirku.

Setelah beberapa lama mengayuh sepeda gunung ini, akhirnya sampai juga. Aku memarkirkan sepeda ku.

Aku melihat dari luar Cafe yang transparan, ada seorang cewek cantik berkulit putih, dan berambut hitam lekat dengan panjang sebahu duduk sendirian disana dengan kacamata berbingkai hitam mengait dikedua telinganya.

Yap! Itu Salmaa.

Aku pun menghampirinya.

"Maa, maaf ya gue telat" kataku sambil mulai duduk.

"Iya nggapapa" katanya sambil menatapku. "Lex!" Salmaa menarik pergelangan tanganku keras.

"Aw!" Aku teriak kesakitan.

"Sorry, Lex" kata Salmaa.

Aku merasa ada yang aneh dengan Salmaa. Dia kasar. Nggak seperti biasanya yang lemah lembut.

Ada apa sih sama Salmaa? Batinku.

"Gue mau tanya sama lo!" Kata Salmaa agak membentak.

"Tanya apa?" Kataku masih lembut, karena kupikir mungkin dia ada masalah yang membuatnya jadi kasar seperti ini.

"Lo ada hubungan apa sama kak Dimas?" Tanyanya tanpa pikir panjang.

"Hah?!" Aku terkejut dengan pertanyaan yang dilontarkan Salmaa yang terkenal dengan kepolosan dan keanggunannya itu.

"Nggak ada hubungan apa apa" jelasku.

Wajah Salmaa yang biasanya ceria itu, kini berubah jadi merah padam seperti sedang menahan amarah. Dia mengangkat sebelah alisnya, "yakin?" Tanya nya seolah tidak percaya oleh sahabatnya ini.

Sumpah aku kaget lihat Salmaa yang seperti ini, aku tak dapat berkata apa apa. Hanya diam dan heran lihat ekspresi wajahnya yang terlihat sangat marah itu.

"Iya bener kok" jawabku singkat.

"Kalo nggak ada hubungan apa apa, kok lo tadi akrab banget sama kak Dimas? Sampe rangkul rangkulan segala..." katanya memutar bola matanya tanda sangat kesal padaku.

Aku mengangkat kedua alisku.

Kok dia tau? Batinku.

"Gausah kaget gitu kalii" katanya sedikit meremehkanku mungkin karena dia menganggapku malu karena ketahuan.

Apple BlossomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang