Chapter 8

34 5 0
                                    

"Ini seriusan?!"

"Hahahahaha!" Cinta tertawa lepas.

Aku memasang wajah cemberutku.

"Mampus lo Lex! Ha ha ha ha!" Ejek Cinta tertawa jahat.

"Uuuh... gimana caranya jadi Bella? Gue nggak bisa dipegang lehernya, nanti pas adegan gue diubah jadi vampirnya gimana doong, Taaa?" Rengekku.

"Masih untung lo jadi Bella, daripada jadi Sisi, ntar gue susah nyariin Digo nya"

"Yeeeh... ih serius nih gue Taaa!" Rengekku.

Tiba tiba.. pintu ruang teater terbuka perlahan.

"Maaf bu saya terlambat" ucap cewek cantik dengan kacamata yang membingkai matanya.

Salmaa.

Aku mulai khawatir.

Dia pasti bakal ngejauhin gue deh pikirku.

Kata kata yang sempat menerorku itu mulai terngiang lagi dikepalaku.

Aku menutup mataku. Mencoba untuk menghilangkan semua memori yang tidak asik itu.

"Ya masuk!" Kata bu Yosi membuyarkan pikiranku.

Aku membuka mataku.

Aku melihat Salmaa bergegas menghampiri kami berdua.

"Haii!" Sapanya pelan karena memang diruangan ini sedang sunyi.

"Hai!"

"Haa...aaiii!" Aku ragu, kupikir itu untuk Cinta saja.

Salmaa terlihat bersikap seolah tak terjadi apapun.

"Maa, sono lo ambil peran lo!" Kata Cinta.

"Oh iya" katanya lalu pergi kepanggung teater untuk mengambil perannya.

Tak lama Salmaa kembali dengan wajah aneh.

"Gue dapet peran apaan nih?!" Protesnya pelan.

"Hahahahahaha..." kami tertawa lepas setelah melihat tulisan diatas kertas yang dibawa Salmaa.

"Loh loh wait gurls!" Kataku menghentikan tawa. "Ini sebenernya cerita apa sih? Kok di drama twilight ada Cinderella juga? Bingung guee" keluhku.

"Ha?! Drama twilight? Emang lo jadi apa Lex?" Tanya Salmaa terheran heran.

Emm... jadi pertanyaan itu buat gue?

"Gue jadii..."

"Lexi jadi Bella, hahahahahahaha.... tampang kaya lo cocoknya jadi pembantunya Bella bego lu hahahaha" katanya mengejek.

"Babi emang lo Ta!" Balasku sambil setengah tertawa juga.

"Hahahahahahahahaha....." dia masih tertawa tapi kini Salmaa juga ikut menertawakanku.

"Heh! Ta ambil sono peran looo!!" Teriakku ditelinganya karena ia masih sibuk menertawaiku.

Iapun bangkit dari duduknya lalu masuk kepanggung teater masih dengan tertawaan kecilnya.

"Maa..." panggilku takut takut.

"Hhmm?" Tanyanya ramah.

"Lo..."

"Lupain aja Lex, gue udah ngerti sekarang, lo itu nggak tau, coba kalo gue kasih tau lo dari dulu, nggak bakal gini jadinya kan? Bay de wey, lo mau kan bantuin gue buat deketin kak Dimas?" Jelasnya dengan senyum manis mengiringi setiap kata katanya.

Aku hanya tersenyum sambil mengangguk.

Tak lama Cinta kembali dengan wajah tak enak.

"Yaaah.... masak gue jadi Bawang Merah???" Wajahnya cemberut.

Apple BlossomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang