Bab [1]

21.7K 1.1K 27
                                    

Adam Bryan Howard tidak pernah sekalipun memikirkan tentang pernikahan, baginya hal seperti itu hanya diperuntukan bagi laki-laki lemah. Sementara dirinya terlalu tangguh dan tidak ada waktu untuk mengurusi keruwetan rumah tangga dan seorang wanita yang harus diurusnya.

Tapi kali ini semua pemikiran tentang tidak akan pernah menikah harus dibuangnya, dia terpaksa harus menikahi Judith Abbigail Sullivan, meskipun dirinya tidak ingin wanita itu masuk ke dalam hidupnya, tapi suatu hal membuat Adam terjebak dengan keadaan.

Dia tidak menginginkan Judith untuk menjadi Istrinya, tapi dia hanya ingin melihat kalau orang-orang yang seharusnya menjadi miliknya bersikap patuh. Begitupula dengan Ayah gadis itu, Adam sempat melihat keraguan saat pria paruh baya itu memasuki ruang kerjanya, tapi Adam tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

Mr. Sullivan sudah berjanji akan memberikan Judith sebagai imbalan atas apa yang sudah Adam lakukan, meskipun baginya penawaran pria itu terdengar konyol. Tapi jika dilihat dari situasi yang tengah terjadi, satu-satunya hal berharga yang dimiliki pria itu hanyalah Putri semata wayangnya.

Adam terkenal dengan sikapnya yang kasar dan tanpa belas kasihan, apapun yang dia lakukan harus mendapatkan balasan setimpal. Untuk alasan yang tidak jelas, Adam mengambil resiko dengan mengiyakan penawaran laki-laki itu.

"Apa Anakmu tahu kalau kau akan memberikan dia padaku?" Suara Adam yang terdengar berat dan kasar membuat Mr. Sullialvan mengerjap untuk beberapa saat, tapi pria itu berhasil memulihkan diri dengan cepat.

"Jaga ucapanmu, Howard! Aku tidak memberikan Putriku padamu, tapi aku menikahkan Anak malang itu dengan bajingan sepertimu. Dan kau harus menjaganya." Adam hanya menunjukan tatapan menusuk, dia tidak berniat untuk tersenyum ataupun menyeringai.

Garis rahangnya yang tegas dengan raut wajah kokoh membuatnya tampak mengintimidasi, Mr. Sullivan sudah bertemu dengan banyak karakter manusia dalam hidupnya. Selama ini dia selalu mampu bersikap tenang dan mengintimidasi, tapi sejak pertama kali dirinya bertemu dengan Adam. Laki-laki itu terlihat sangat kasar namun akan melindungi apapun yang menjadi miliknya.

"Terserah," Adam membawa tubuhnya mengitari rak di sisi kanan ruangan, tidak banyak yang dapat dilihat dari ruangan bernuansa coklat tua tersebut, di sana hanya ada satu meja kerja yang terbuat dari kayu mahoni lengkap dengan kursinya, satu set sofa beludru warna merah bata, serta rak buku yang dipenuhi dokumen serta beberapa buku tebal yang sepertinya lebih dari 900 halaman.

"Aku ingin bertemu calon pengantinku," kata Adam secara terang-terangan.

"Tidak, kau tidak boleh bertemu dengannya hari ini," Mr. Sullivan tidak menutupi kekesalan dalam suaranya, "Kalian harus bertemu besok dan saat ini ada hal penting yang harus kita bahas."

Satu alis Adam terangkat, sementara matanya menatap Mr. Sullivan dengan intens. "Apa bajingan itu menghubungimu lagi?" Tanyanya penuh selidik.

"Ya tadi pagi dia menghubungiku, dan sepertinya dia akan muncul sebentar lagi," tepat setelah Mr. Sullivan menyelesaikan perkataannya, pintu ruangan diketuk lalu terbuka sambil menampilkan wajah Ramsey; tangan kanan Mr. Sullivan.

"Sir," pria dengan perawakan berisi dan tinggi badan 180 itu menatap Mr. Sullivan, sorot matanya meminta persetujuan sang Tuan.

"Suruh dia menunggu di bawah," Kata Mr. Sullivan setelah menyadari kalau bajingan yang sedang ditunggunya sudah datang. Ramsey mengangguk lalu berbalik sambil menutup pintu.

"Well, mari kita temui anak manis itu." Adam berkata sinis, keyakinan serta rasa tidak sabar memenuhi hatinya. Dia ingin segera melihat wajah Ian Buchanan yang memerah karena marah dan rasa malu, Adam tidak sabar ingin menyaksikan bajingan tidak tahu diri itu memohon maaf padanya. Meskipun dia yakin kalau kata maaf akan menjadi hal terakhir yang ada dalam kepala bajingan itu.

Wedding Conspiracy [Conspiracy Series #1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang