BAB [7]

11.3K 621 10
                                    

Judith menatap orang-orang yang belalu lalang di bawahnya, saat ini dia tengah berdiri di ruangan dengan jendela kaca yang memperlihatkan ballroom tempat acara digelar dengan sangat jelas, Adam menempatkannya di ruangan tersebut setengah jam yang lalu. Pria itu belum menemuinya sejak kepulangan mereka semalam.

Judith yakin kalau dari bawah tempat acara berlangsung, semua orang tidak akan ada yang bisa melihatnya, pasti dari luar kaca itu terlihat gelap pikirnya. Judith sudah meminta seseorang untuk mencarikan Luke, tapi wanita yang disuruh Adam untuk menjemputnya menolak melakukan hal tersebut.

Judith dijemput dari panthouse dengan dikawal oleh seorang wanita dan dua orang pria. Judith ingin Luke ada di sisinya, tapi sampai saat ini pengawal pribadinya itu seolah menghilang. Dan itu membuat Judith khawatir, dia harus tampil di depan umum, di hadapan semua orang asing yang tidak dikenalnya. Jika Luke tidak ada di sana untuk mendampinginya, Judith yakin kalau dirinya bisa mengotori jas Adam dengan muntahan—akibat perutnya yang sulit untuk diajak bekerja sama.

"Aku tidak suka ini," desahnya saat dia melihat kerumunan tamu yang datang semakin banyak, wanita dan pria hadir dengan busana mewah serta acsesoris bermerek. Jika bukan karena ruangan didominasi oleh warna pastel dari bunga lavender, serta warna putih dari bunga lily of  the valey yang ditempatkan di vas kristal yang mencolok, mungkin saat ini Judith sudah melarikan diri.

Bunga-bunga tersebut diletakan di setiap meja yang dilapisi kain linen warna putih, beberapa sajian sudah tertata di setiap sudut ruangan. Mulai dari kudapan ringan hingga menu utama dan buah-buahan sudah tersaji semua. Dan pemandangan tersebut memberi sedikit penghiburan bagi Judith. Sementara para pelayan yang mengenakan kemeja putih dan dilapisi rompi hitam sudah berjalan kesana kemari.

Pelayan pria mengenakan celana bahan warna hitam, sementara pelayan perempuan memakai rok selutu dengan dilapisi stocking yang menutupi kaki, mereka semua sudah berpecar untuk menawarkan wine dalam gelas kaca pada para tamu undangan. Tubuh Judith menegang saat matanya yang kebetulan melirik ke arah pintu masuk, dia mendapati Ian datang dengan dikawal segerombolan pria berbaju hitam, yang orang bodoh saja pasti tahu kalau pria-pria itu adalah pengawalnya.

"Aku rasa sudah saatnya untuk kita turun," suara berat dan kasar milik seseorang membuat Judith berbalik sambil memutar mata. Tubuhnya seperti terkena sesuatu yang membuatnya tidak dapat bergerak, Adam berdiri di pintu masuk dalam balutan stelan formal warna hitam, tuksedo dengan dasi kupu-kupu membalut tubuhnya dengan pas, seolah tubuh itu memang diciptakan untuk sebuah keanggunan dan kemewahan.

Rambut gelap Adam yang dipotong rapi terlihat mengkilat, mungkin pria itu memakai minyak rambut pikir Judith. Ke dua tangannya dimasukan ke dalam kantung celana bahan, sementara sisi tubuhnya yang sebelah kiri bersandar pada daun pintu. Well, malam ini Adam terlihat luar biasa... Lezat?

Oh, Judith hentikan pikiranmu itu!

Judith menggelengkan kepala saat pikiran tidak senonoh itu menyusup ke dalam kepalanya. Adam tetap Adam, pria aroga dengan sikap semena-mena serta aura menyeramkan yang mampu membuat semua orang menjadi beku. Sampai kapanpun pria itu tidak akan pernah bisa menjadi seperti sosok yang diinginkan oleh Judith. Setidaknya seperti itulah penilaian Judith terhadap calon suaminya itu. Dan Judith tidak yakin apakah dia akan hidup dengan baik, atau dirinya akan mati berdiri setelah upacara pemberkatan nikah selesai dilakukan.

"Dimana Luke?" Judith menegakan bahu sambil mendongakan wajah, dia menatap Adam dengan tatapan angkuh. Dia ingin meyakinkan Adam kalau dirinya tidak mudah untuk diintimidasi.

"Dia sudah ada di bawah," Adam mengulurkan tangan, "Sebaiknya kita segera keluar sebelum Buchanan gila itu menambahkan bualannya."

Judith menatap tangan Adam untuk beberapa saat, untuk sejenak dia ragu dan berpikir untuk berjalan ke ballroom sendiri. Tapi akal sehat segera mengambil alih kesadarannya, sekalipun dia tidak suka. Dirinya harus tetap turun bersama Adam, reputasinya sedang dipertaruhkan. Semua orang masih beranggapan kalau dirinya memang menjadi penyebab putusnya hubungan Ian dan Joana.

Wedding Conspiracy [Conspiracy Series #1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang