BAB [9]

11.9K 633 26
                                    

Judith tidak pernah merasakan hari terburuk dalam hidupnya, setelah Adam menciumnya di depan Luke dan Andrew. Pria itu meminta acara pernikahan dipercepat, dan memanggil Ayahnya untuk datang ke panthouse-nya. Judith masih ingat bagaimana reaksi Luke; mata pria itu seolah akan melompat keluar dari tempatnya. Sementara Mr. Sullivan atau ayahnya Judith hanya menanyakan kapan waktu yang diinginkan Adam untuk melangsungkan pernikahan.

Judith ingin melakukan protes, tapi Ayahnya tidak sekalipun melirik ke arahnya. Dan hal itu sudah memberikan Judith alasan untuk tetap diam, Ayahnya jelas tidak membutuhkan persetujuannya. Diam-diam Judith mendongakan wajah untuk menyembunyikan air mata yang terasa mulai berdesakan. Seandainya Ibunya masih hidup, Judith pikir hidupnya mungkin tidak akan semalang ini.

Dia dibesarkan oleh seorang  Ayah yang keras, sekalipun Mr. Sullivan memang terlihat sangat menyayanginya. Tapi kasih sayang itu terasa berbeda, kasih sayang seorang ayah membuat Judith harus menurut dan menjadi pribadi yang tangguh. Dia berharap kalau dirinya bisa mendapatkan kelembutan, tapi tangan seorang pria dan tangan wanita tetaplah berbeda. Judith berharap kalau dia bisa merasakan kasih sayang Ibunya lagi.

Dan malam itu menjadi malam terakhir bagi Judith untuk menikmati kebebasannya, karena sejak satu jam yang lalu dia sudah resmi menjadi istri Adam. Pria itu bahkan tidak menyinggung soal baju pengantin dan hal remeh temeh tentang pernikahan pada umumnya. Adam hanya menariknya ke hadapan seorang pastur untuk mengucapkan janji pernikahan dengan disaksika Ayah Judith, Luke dan juga Andrew.

Judith berharap kalau di luar sana tidak ada wanita lain yang bernasib sama seperti dirinya. Bahkan Adam secara terang-terangan menunjukan kepemilikannya di depan umum, dia mencium Judith dengan sangat lama. Sang pastur bahkan harus beberapa kali berpura-pura batuk untuk memperingatkan. Tapi Adam tampaknya sengaja, karena tangan kiri pria itu melingkari tubuh Judith dengan sangat erat.

"Luke...," Judith yang baru saja keluar dari ruang santai pribadinya memanggil Luke dengan suara lirih. Dia mengira pengawal pribadinya itu sudah pergi, "Apa ada sesuatu yang tertinggal?" Judith tidak bisa menyembunyikan rasa panas akibat air mata yang mengancam ingin keluar. Melihat wajah Luke yang terlihat lemah dan tidak tegas seperti biasanya... Hal itu membuat hati Judith terasa seperti dibelah.

Judith juga tidak menyangka kalau dirinya akan menemukan Luke berada di depan ruang santainya. Dia tidak ingin melihat Luke ikut menderita karena harus menyaksikan pernikahan penuh teka teki itu, Judith ingin Luke bisa bahagia seperti Ayahnya. Mr. Sullivan bahkan tidak segan menunjukan tatapan bangga saat Judith sudah resmi menjadi pasangan Adam Howard.

"Apa kau baik-baik saja, My Lady?" Luke bertanya dengan suara kaku. Sementara sorot matanya menunjukan tatapan merindu, sudut bibir Luke ditarik hingga menunjukan sebuah senyuman yang dipaksakan.

"Apakah menurutmu aku akan baik-baik saja?"

Luke kembali menunjukan senyum kaku, sementara satu tangannya terangkat untuk mengusap rambut coklat Judith yang dibiarkan tergerai. "Kau akan baik-baik saja jika bersamanya, My Lady."

"Bagaimana kau bisa tahu?" Kali ini Judith merasa marah dengan penilaian Luke.

"Adam akan menjagamu sama baiknya dengan aku, bahkan mungkin dia akan menjagamu dengan lebih baik lagi," Judith melihat Luke yang seolah menelan ludah dengan susah payah, tangan pengawal pribadinya itu saat ini sudah menggengam tangannya dengan sangat erat. "Aku tidak tahu apa yang Mr. Sullivan pikirkan, tapi demi Tuhan dia memberikan tugas yang sangat berat untukku."

Lalu Luke melepaskan tangan Judith sambil berbalik, pria yang biasanya terlihat tenang itu saat ini sudah duduk di kursi malas yang memang sengaja di letakan di setiap lorong penghubung ruangan—untuk para penjaga yang sedang beristirahat—Judith hanya mengamati Luke yang sedang menjalankan tangannya di atas rambut. Lalu jari kokoh yang biasa berurusan dengan gagang senjata itu mengusap wajah pemiliknya dengan kasar.

Wedding Conspiracy [Conspiracy Series #1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang