Chapter Two : Missing (Choice 2a)

151 1 0
                                    

-krieeet

suara pintu berdecit nampak menyeramkan ketika aku membuka pintu yang mengarah ke kolam renang di belakang rumah. Suasana hening mencekam dan udara dingin menyelimuti seluruh tubuhku.

"brrr...."

aku menggigil sesaat wajar saja tanpa mengenakan jaket ataupun penghangat, keluar pada jam-jam segini memang sangatlah dingin. Cahaya lilin di tanganku perlahan mengecil hingga akhirnya padam terhembus angin malam.

"senter mana? senter... ah ini dia"

aku merogoh saku celanaku dan menemukan senter kecil yang beberapa saat yang lalu aku gunakan. memang cahaya senter itu tidaklah seterang senter ukuran besar namun untuk saat itu aku tidak punya pilihan lain.

-tap tap

-clup

Terdengar suara seperti benda jatuh di tengah kolam renang tua yang jarang di gunakan tersebut. Dengan cepat aku mengarahkan cahaya senter menuju ke kolam renang namun aku tidak menemukan sedikitpun riak ataupun bekas benda terjatuh di tempat itu.

"aneh..."

aku mempercepat langkahku untuk meninggalkan tempat tersebut. Keringat membasahi kening dan jidatku walaupun malam itu sungguh dingin. Aku merogoh saku celanaku untuk yang kedua kalinya dan mengambil sebungkus coklat dari dalamnya.

Dan akhirnya aku sampai, di tempat dimana aku yakin menjatuhkan smartphone milikku, bangunan tua. Aku mengusap jendela berdebu bangunan tersebut dan melirik ke dalamnya tapi yang aku lihat hanyalah kegelapan dan cahaya senterku pun tidak mampu menjangkau lebih dalam dari luar sini.

Aku memutuskan untuk masuk ke dalam bangunan. Dan layaknya bangunan tua yang aku sambangi tadi siang tempat ini penuh debu dan pengap. Jendela ruanganpun tidak dapat aku buka, macet sepertinya.

Tidak melupakan tujuan utamaku aku mengarahkan lampu senter milikku ke seisi ruangan, langit-langit, lantai, dan beberapa kotak besar yang bertumpuk-tumpuk di dalamnya.

"Sial dimana benda itu?" ucapku kebingungan sembari mencari smartphone milikku yang hilang

-grak

Jantungku berhenti sesaat ketika sebuah suara terdengar dari salah satu kotak yang tergeletak tidak jauh dari tempatku berdiri. A-aku ingat jelas kotak dengan motif merah bergaris yang sempat aku buka beberapa jam yang lalu itu adalah kotak yang sama dengan yang saat ini berada tepat di depanku.

"ha-halo?" ucapku sedikit terbata "pasti kucing, ya pasti" imbuhku

aku mencoba untuk mengabaikan kotak tersebut, namun pikiranku masih tertuju pada kotak yang saat ini aku belakangi dan berusaha fokus kembali mencari smartphoneku.

-grak

suara itu terdengar lagi, namun kali ini lebih kencang daripada yang pertama. Aku sontak mengarahkan lampu senter yang aku bawa ke kotak tersebut. Aku menelan ludahku, dan nafasku berhenti sesaat ketika menatap kotak yang masih juga tidak beranjak dari tempatnya tersebut.

-rrrrr

kotak tersebut bergetar sesaat kemudian berhenti, seolah-olah dia menginginkan aku untuk memeriksa isi dari kotak tersebut.

"buka aku!!"

Aku menjulurkan tanganku ke arah kotak bermotif tersebut.

"cepat"

"buka!!"

"buka!!!"

A-apa aku harus mem-membukanya?

1. Kuatkan diri dan membuka kotak bermotif tersebut.

2. Urungkan niat, dan tinggalkan gudang tua tersebut.

3. Tendang kotak tersebut.


I'm Coming for You : Midnight (Discontinued)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang