7. Pillow Talk [ Kumpulan Cerpen Santhy Agatha]

21.8K 842 29
                                    

Bandung, 28 Februari 2011 ( Pada Suatu Malam )

Perempuan itu memasuki kamar yang temaram, ranjang berseprei putih terhampar rapi. Seorang laki-laki berbaring disana dalam diam, matanya menatap kedatangan perempuan itu.

Perempuan itu menatap ke arah ranjang dan menghela nafas, lalu melangkah melewati ranjang, duduk di depan cermin meja riasnya. Dengan hati-hati dioleskannya krim malam ke seluruh wajahnya, matanya menatap pantulan dirinya di kaca, tampak sedih.

Si Lelaki bangkit dari ranjang, dan berdiri di belakang perempuan itu, mengawasi wajah perempuan itu di kaca,

“Kau tampak cantik, bahkan ketika kau sedang lelah dan sedih…”

Si Perempuan mendesah, lalu berdiri dan membalikkan badan, menatap ke arah ranjang dengan ragu-ragu.

Lelaki itu berdiri di sampingnya,

“Tidakkah kau merindukanku Nina? Merindukan kita disana?”, bisiknya menggoda.

Nina terpaku. Lalu mendesah lagi.

Dengan galau Nina duduk di tepi ranjang, lalu menelusurkan tangannya pada kelembutan sprei itu. Pelan-pelan Nina membaringkan tubuhnya di ranjang itu. Nina berbaring terlentang, tangannya terlipat rapi di dada, matanya menatap langit-langit kamar,

Lelaki itu menyusul naik ke ranjang, mereka berdua sama-sama berbaring terlentang dalam keheningan,

“Berbaring tapi tak bisa tidur…. “, Lelaki itu menolehkan kepalanya kepada Nina dan tersenyum lembut,

“Kau tahu betapa aku merindukan saat-saat kita mengisi keheningan ini dengan kemesraan yang….”

“Aku tahu kau selingkuh Fer…

”Wajah Ferry langsung pucat pasi, menatap kaget kepada Nina.

“Apa….?”

“Aku tahu kau selingkuh Fer, aku sudah tahu sejak lama….”, air mata bening bergulir dari sudut mata Nina.

“Kau tidak pernah menunjukkan kalau kau mengetahui tentang hal itu…”

“Aku selalu ingin mengatakan padamu kalau aku tahu… tapi semua itu tertahan di bibirku…Kau selalu pulang dengan senyum bahagia dan menawan, dengan kasih sayang yang sama… dan aku takut … kalau aku mengatakannya, aku akan kehilanganmu…. “

“Bagaimana kau bisa tahu?”

“Kau tahu tidak Fer? Rasanya menyakitkan sekali ketika kebenaran itu datang menghampiriku… sebenarnya aku sudah bertanya-tanya sejak lama… sejak dua bulan lalu kau mulai sering pulang terlambat, sejak dua bulan lalu kau mulai sering melewatkan makan malam di rumah…. Aku bertanya-tanya, tapi setiap pikiran buruk itu datang, setiap kali pula aku berusaha menghapuskannya. Aku takut kalau pikiran burukku itu menjadi nyata, bahwa kau ternyata benar-benar mengkhianatiku, setelah hampir sepuluh tahun masa pernihakan yang begitu membahagiakan bagiku……”, Nina mendesah sedih lalu mengusap air mata yang mengalir di pipinya.

“Lalu aku menemukan kertas itu ketika mencuci celana panjangmu….. bon hotel bertanggalkan 24 Januari, aku ingat sekali saat itu kau sedang dinas ke Surabaya selama seminggu. Tapi bon hotel itu berlokasi di Jakarta, dan atas namamu….”,

Wajah Ferry menggelap penuh kesedihan,

“Ya Tuhan, Nina… Nina, kenapa kau tidak pernah menanyakannya kepadaku?.. Ah Nina, sayangku, maafkan aku…”, Ferry memiringkan tubuh, berusaha meraih tubuh Nina, tetapi isterinya itu  membalikkan badan memunggunginya, tangisnya semakin dalam.

Kumpulan Cerpen Santhy AgathaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang