Bar kecil itu sepi dengan nuansa pencahayaan remang-remang. alunan musik jazz mengalun lembut dari sudut ruangan. Katrin berdiri di pintu bar dan menatap ragu ke sekeliling, matanya mengernyit ketika menemukan apa yang dicarinya sedang duduk sambil termenung di sudut lain bar yang gelap. Dengan gugup Katrin membetulkan letak kacamatanya dan melangkah mendekat.
“Hai”
Rheana mendongakkan kepalanya, menatap sosok di depannya dengan teliti. Jadi inilah dia, gumamnya dalam hati. Inilah dia wanita yang juga dicintai oleh Alex.
“Hai juga”, tangannya terulur dan dengan sedikit canggung Katrin membalas jabatannya.
Rheana tidak bisa melepaskan pandangannya, pun ketika Katrin sudah duduk di hadapannya.
“Aku sudah memesan”, Rheana mengedikkan bahunya ke cangkir kopi di depannya, “Mungkin kamu ingin memesan dulu?”
Katrin mengangguk dan melambaikan tangannya memanggil pelayan lalu memesan minuman. Selama itulah Rheana memanfaatkan kesempatan untuk mengamati Katrin lagi, perempuan yang sungguh cantik. Cantik, dengan kacamatanya yang elegan dan tampak begitu feminim. Pantas Alex menganggap perempuan itu begitu berharga baginya. Dan perempuan itu memiliki Alex.
Sejenak rasa sakit menghantam dadanya, terasa menusuk sampai ke ulu hatinya. Tidak adil!. Teriaknya dalam hati, perempuan ini sudah memiliki segalanya, karier yang bagus, kecantikan wajah, masa depan yang cerah, dan dia memiliki Alex, Alexnya. Perempuan ini sudah memiliki segalanya dalam genggaman tangannya, dan dia masih juga memiliki calon suami yang sangat sempurna. Atau paling tidak, di mata Rheana, Alex adalah pasangan paling sempurna di dunia.
“Kenapa kamu ingin bertemu denganku?”, Rheana memulai pembicaraan untuk memecah keheningan.
“Kamu tahu kenapa”
“Tidak, aku tidak tahu.”
“Ini tentang Alex”
Hening yang lama dan terasa menyesakkan
“Apa hubungannya dengan aku?”, Rheana memasang wajah sedatar mungkin, menenangkan diri. Katrin tidak mungkin tahu, Rheana tahu pasti Alex sedapat mungkin merahasiakan semuanya dari Katrin. Dia mencintai calon isterinya itu dan yang pasti tidak ingin melukainya.
Untuk pertama kalinya Katrin menatap mata Rheana dengan tajam, “Kau pasti sudah tahu apa hubungan semua ini denganmu ”, desis Katrin tampak menahan diri
Hening lagi. Kali ini lebih menyesakkan.
“Darimana kamu tahu tentang aku?”, Rheana mengalihkan kegugupannya dengan meneguk kopinya.
“Bukan urusanmu darimana aku tahu tentang dirimu”, suara Katrin setajam tatapannya, tatapan sakit hati seseorang yang dikhianati, “Bukan itu tujuan aku ingin menemuimu”
“Aku sudah meluangkan waktu untuk menemuimu secara baik-baik”, Rheana tidak tahan lagi menerima hujaman tatapan Katrin yang menusuknya , kenapa harus dia yang dihakimi? Bukankah dia juga berhak marah? Alex miliknya juga kan?, “Jadi Katrin, kalau kau bersikap seperti ini lebih baik aku pergi”, Rheana mulai beranjak dari duduknya
“Jangan.”
Satu kata. Menahan gerakan Rheana. Kedua perempuan itu saling menatap, sama-sama menunggu.
“Aku tahu tentangmu dari ponsel Alex.”
Kalimat singkat itu menjawab semuanya, membuat Rheana terdiam.
“Mereka memberikan dua ponsel Alex kepadaku, setahuku Alex hanya memiliki satu ponsel, tapi ada dua yang diserahkan kepadaku...”, suara Katrin tercekat, dia berdehem pelan, lalu ketika berhasil mengumpulkan suaranya lagi, terdengar sangat tajam, “Di dalam ponsel itu, tersimpan hampir enam ribu sms kalian berdua. Sejak kalian berkenalan, dua tahun yang lalu.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerpen Santhy Agatha
RomanceKumpulan cerpen Santhy Agatha ini merupakan buah kisah pendek hasil pemikiran serius dan pendalaman karakter yang penuh warna. Cerpen di sini akan memberikan berbagai emosi di dalam jiwa, ada airmata, ada senyum kebahagiaan, ada kepedihan, ada rasa...