Sebuah awal yang cukup baik untukku walaupun ada beberapa hal yang seharusnya kualami walaupun sudah sewajarnya kualami diusia seperti sekarang. Pagi ini aku duduk dikafetaria bersama secangkir teh hangat yang sudah mulai mendingin karena sekiranya sudah 30 menit aku duduk disini sambil memandang kosong kearah taman LSU lewat jendela besar disamping kananku ini.
Carly, perempuan ini berjanji untuk menemuiku pukul 08.00 tetapi ini sudah lewat 30 menit dan dia tak kunjung menampkan batang hidungnya yang mancung dan sempurna itu. Menyebalkan? Tentu saja.
"Anderson!" akhirnya aku mendengar suara yang sedari tadi kutunggu. Seorang perempuan berambut pirang bermata biru jernih berjalan kearahku sambil mengambit sebatang nikotin diantara jari telunjuk dan jari tengahnya. Aku tidak tau bahwa Carly merokok.
Aku berdeham. "Kau merokok?"
"Ya. Apa kau tidak mau berteman denganku karena aku merokok seperti ini?" Carly mengepulkan asap rokoknya didepan wajahku.
"Tidak, Carly. Aku tidak bermaksud untuk—"
"Anderson, aku hanya bercanda. Jangan terlalu serius, Ok?" aku tidak keberatan jika Carly merokok bahkan bercinta denga pria yang bahkan bukan kekasihnya. Hanya saja, aku belum terbiasa dengan lingkungkan bebas seperti ini.
Saat disekolah menengah akhir, aku hanyalah gadis yang selalu patuh dengan guru dan setiap mata pelajaran bahkan aku selalu berangkat dan pulang tepat waktu karena Ibuku yang selalu khawatir padaku. Aku masih ingat, Ibuku pernah memarahiku karena aku terlambat pulang kerumah karena pergi ketoko CD.
**
Hari ini aku hanya perlu menghadiri kelas mata kuliah literatur inggirs yang berlangsung empat jam non-stop disiang hari dan sangat disayangkan, Carly tidak mengikuti kelas ini dan hal ini membuatku harus pergi sendirian kedalam kelas tanpa teman untuk mengobrol.
Memasuki kelas, aku langsung melebarkan pandanganku untuk mencari meja yang kosong dan sialnya, semua meja sudah hampir penuh.
"Key, disini!" Jason. Ia melambaikan tangannya dan menepuk-nepuk kursi disebelahnya seraya memintaku duduk disana. Apa boleh buat dikelas ini aku hanya mengenalnya sekalipun aku masih tidak nyaman atas keberadaanya.
Dengan enggan, aku berjalan kearahnya dan duduk tepat dibarisan depannya. Kulihat, Jason duduk bersama pria berambut coklat gelap dan ikal yang sedang sibuk memainkan ponselnya sedangkan dua pria lain dibelakang sedang sibuk berbincang-bincang dengan Jason. Aku duduk dan berusaha keras untuk berkonsentrasi dengan materi yang diberikan Mrs. Lynn walau terkadang fokusku terkecoh karena ocehan-ocehan Jason dan teman-temannya dibelakang.
"Jadi kalian biasa menentukan karya sastra apa yang akan kalian jelaskan. Baiklah, kurasa cukup untuk hari ini dan bersiaplah untuk kuis materi dasar." Mrs. Lynn berlenggang keluar kelas dengan membawa buku sastra tebal ditangannya. Akhirnya mata kuliah ini selesai dan aku sudah tidak sabar untuk menjumpai Carly yang sudah menungguku dikafetaria sedari tadi.
Kakiku melesat membawaku keluar kelas berjalan kearah kafetaria sampai ada suara yang membuatku menghentikan langkahku sehingga sepatuku berdecit. "Anderson, kenapa jalanmu cepat sekali?"
"Aku ingin menemui Carly. Ada perlu apa?"
Jason memegangi tengkuknya yang kutahu tidak gatal itu. "Aku ingin kau datang kepestaku malam ini dan kumohon ajaklah Carly."
"Tapi aku tidak—"
"Kumohon tidak ada penolakan! Aku berjanji akan menyambut kalian dengan sangat baik dan hangat diapartemenku nanti." Entah setan macam apa yang merasukiku sehingga aku dengan begitu mudah menganggukan kepalaku dan menandakan aku setuju dengan undangan Jason. Sial!
KAMU SEDANG MEMBACA
TEARS | COMPLETED
FanfictionKey Anderson is just a poor girl who met with a nice guy named Louis Tomlinson and then she fell in love with him and Harry Styles is an asshole and a jerk who accidentally fell in love with Key. How come it be so complicated like that? [ Disclaimer...