Pagi ini aku tengah menyiapkan sarapan pagi untuk diriku dan untuk Louis. Walaupun hanya sebuah roti dan segelas susu, kurasa itu cukup untuk menenangkan cacing-cacing diperut yang sangat berisik. Aku melirik kearah sofa dan menemukan Louis sudah terbangun, semoga saja bukan karena kebisinganku dimeja makan yang membuatnya terbangun.
"Selamat pagi, Louis." sapaku sesaat ia tiba dimeja makan dan duduk tepat disebelahku.
"Pagi, Key." wajahnya terlihat muram, ia menenggak segelas susu hangat hingga setengahnya. "Key bisa kita bicara?" Tanyanya sesaat kemudian.
"Hey, ada apa denganmu, Lou?" Aku memegang tangannya yang ia letakan diatas meja.
"Aku minta maaf." ucapannya terhenti, ia menundukan kepalanya kemudian mengangkatnya kembali. "Aku tidak bermaksud melakukan itu padamu, itu terjadi begitu saja."
Aku melihat raut wajah Louis sangat sedih dan matanya mengatakan bahwa dia sangat menyesal. Aku mengelus pipinya perlahan dan ia menutup matanya sebentar kemudian kembali menatap mataku. "Lupakan. Aku tidak apa-apa." ucapku sambil menarik rambut coklatnya secara perlahan kebelakang.
Louis menarik nafas panjang mendengar ucapanku."Terima kasih, maafkan aku." ucapnya dan kembali tersenyum.
**
"Satu bulan?" Ucapku seraya menggebrakan meja makan secara dramatisir membuat piring-piring yang ada dihadapanku bergetar.
Brad akan pergi meninggalkan London menuju New York untuk mengurus pekerjaannya, sedangkan Ibu akan menemaninya kesana untuk mengurus beberapa dokumen pribadi serta menyelesaikan beberapa urusan mereka selama satu bulan. Hal itu sukses membuatku kehilangan selera makan malamku.
"Kenapa harus tiba-tiba seperti ini, Bu? Kalian tau aku belum sampai satu bulan di London dan kalian akan meninggalkanku sendirian disini?" Emosiku pecah, aku hanya mengacak-acak makananku dengan garpu ditangan kananku.
"Maafkan aku, Key." Ibu menggengam tanganku kemudian menunjukan wajah penuh penyesalannya. Aku paling tidak bisa melihat Ibu sedih walaupun hanya kesedihan kecil karena aku mengingat betapa terpukulnya Ibu saat Josh, ayah kandungku meninggal dunia.
Aku menarik nafas panjang dan berusaha menenangkan diriku dan mencoba mencerna semua ucapan mereka barusan. "Baiklah. Satu bulan." Dengan lemah aku bersuara dan membuat Ibu dan Brad tersenyum lega.
London City Airport
**"Sampai jumpa, jaga dirimu baik-baik." Ibu terus memelukku dengan erat
"Telpon aku jika kau membutuhkan sesuatu, jika kau kesulitan aku akan menelpon Bibi Jessie untuk membantumu."
"Oh tidak aku baik-baik saja. Aku akan mengurus semuanya. Ingatlah untuk menjaga kesehatan kalian dan lekaslah kembali." Ucapku sambil memeluk Brad dan Ibu secara bergiliran.
Dan sekarang, aku di London dan sendirian tanpa orang tua!
Aku berjalan keluar dari bandara dan memberhentikan taksi dan mengarahi sang supir untuk menuju alamat rumahku yang langsung diketahui oleh sang supir tanpa banyak bertanya lagi.
To : Carly
Dimana kau sekarang? Ibu dan Ayahku sudah berangkat ke NYC. Bisakah kita bertemu?—
From : Carly
Hei Anderson! Baiklah. Aku dan Jason akan menjemputmu nanti. Kita akan keapartemeny Harry! Xx
KAMU SEDANG MEMBACA
TEARS | COMPLETED
FanfictionKey Anderson is just a poor girl who met with a nice guy named Louis Tomlinson and then she fell in love with him and Harry Styles is an asshole and a jerk who accidentally fell in love with Key. How come it be so complicated like that? [ Disclaimer...