PART 8

4.2K 287 1
                                    

Dia adalah bayangan putih

Tak terlihat tapi nyata

Bukan di ikuti

Tapi aku yang selalu membawanya

Ada masanya kepompong berubah menjadi kupu-kupu

Harusnya aku bisa,

Menjadi seokor kupu-kupu dengan sayap yang indah

Terbang bebas kepenjuru dunia

Bukan kupu-kupu,

Yang menyembunyikan sayapnya dibalik sebuah kain,

Sungguh kain itu masih layaknya kapas

Ringan dan mudah dihancurkan,

Tapi kenapa harus ada takdir yang menjerat tanganku,

Jika bukan tanganku sendiri yang melepasakan,

Apakah akan ada tangan lain?..

Niken menutup buku diary,bukan lebih tepatnya buku catatan pribadinya,entah sejak kapan Niken suka menulis,terlalu jelek jika disebut dengan sebuah puisi,Niken lebih suka menyebutnya dengan catatan alay.

Minggu ini Niken memilih menghabiskan waktunya untuk berlama-lama dikamarnya,sejak pagi dia sibuk mengoreksi PR Matematika yang baru 2 hari yang lalu ia terima dari para muridnya.

Tok....tok....tok

Niken meletakan buku catatannya diatas koleksi novelnya,dia berjalan kerah pintu kamarnya dan segera membuka pintu "Niken,kamu tuh ya,hari Minggu jangan ndekem ajah dikamar",kata Bu Kusuma setelah namak wajah Niken dihadapannya.

"Aduh,Mah,Niken tuh sibuk,banyak PR siswa yang harus Keke koreksi,"

"Gaya kamu kaya murid kamu seribu aja,udah sana cepet turun,Reyhan udah nunggu dibawah"

"Hah,Reyhan?"tanya Niken dengan mata yang sedikit lebar karena cukup kaget,karena dia tidak merasa ada janji dengan Reyhan.

"Itu mata biasa aja,ketahuan sih,gak pernah diapelin"

"Ihh mamah,perasaan Keke gak punya janji sama Reyhan".

"Emang kalau pacar mau ketemu harus bikin janji dulu?".

"Pacar,siapa yang pacar aku si,aku sama Reyhan gak ada apa-apa Mah,kita udah sepakat buat melupakan perjodohan konyol mamah,dan mulai dengan pertemanan."Jelas Niken,

"Ya sudah kalau begitu calon pacar,sudah kamu cepat turun yah,jangan buat Reyhan nunggu lama,mamah mau buat minuman dulu buat calon mantu,".Bu Kusuma langsung pergi menuju dapur,sedangkan Niken masih dengan tampang setengah sebalnya.Niken kembali menutup pintu dan segera ia melihat tampangnya disebuah cermin hiasnya,Niken sedikit merapikan rambutnya dia berpikir untuk mengganti pakaian,tapi kemudian dia urungkan.

"Reyhan"sapa Niken, setelah dia turun dari tangga rumahnya dan berdiri dihadapan Reyhan yang sedang duduk disofa dengan bungkusan plastik putih dipangkuannya.

"Keke"

"Ada apa Rey,?"

"Ada apa"tanya Reyhan bingung dengan pertanyaan Niken

"Iyah ada apa,tumben sekali datang kemari".tanya Niken,dia jelas tahu sejak dia mengenal Reyhan dari SMA tak pernah sekalipun Reyhan datang kerumahnya,mungkin barangkali tahupun tidak.

"Tadi saya disuruh mamah nganter martabak ini"jawan Reyhan sambil menujukkan bungkusan putih yang ia pegang."Mamah bilang,aku harus ngasih ini ketemennya,dia Cuma ngasih aku alamatnya ajah,tapi ternyata temen mamah itu mamah kamu".

CLBKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang