PART16

4.1K 259 4
                                    

NIKEN POV

Munafik.Sejujurnya kata itu lebih pantas untukku saat ini.Aku masih memekirkan Reyhan.Aku merindukannya.Menyesal.Iya sedikit tapi.Gak usah ngeledek.Iya aku ngaku deh,aku memang terlalu munafik.Entah sentan mana yang berhasil mempengaruhiku waktu itu,hingga aku bersikap jual mahal pada Reyhan.

Mama yang tadinya terus bertanya-tanya alasan mengapa aku menolak Reyhan,akhirnya mengetahui semua masa laluku bersama Reyhan dulu.Pada akhirnya Mamah memberikan keputasan padaku,Yah memang sudah seharusnya begitu bukan,aku bukan anak SD yang masih harus diatur-atur,aku ini seorang Guru.Guru sekali lagi.Tapi aku tahu sebenarnya Mamah mengharapkan aku bisa memberikan kesempatan kembali pada Reyhan.

Aku hanya takut.Takut jika Reyhan tidak pernah mencintaiku.Begini kah,yang dirasakan Aziz dulu,dia lebih memilih meninggalkan aku,daripada harus menunggu aku membalas cintanya sepenuhnya.Aku mengerti sekarang.Sekarang aku tidak akan sedikitpun menyalahkan keputusan Aziz,karena akupun memilih cara yang sama dengannya.Memilih pergi.

Tokk.....tokkk

"Siapa yang datang malam-malam begini".Aku yang sedang duduk diruang tamu bersama laptopku mau tak mau aku berjalan membuka pintu.

Cklekkkk.....

"Bu Niken...."Aku baru membuka sedikit,tapi sang tamu sudah menyetakkan pintu dengan kasar hingga terbuka lebar.

"Silvi,ada apa?,mala-.."

"Kak Reyhan sekarat,Silvi mohon sekali ini saja Bu Niken temui Kak Reyhan.".katanya dengan nada memelas.

Jantungku seperti dipatuk ular berkali-kali,bagaimna Reyhan bisa sekarat,apa yang terjadi padanya,aku ingin menangis.Jangan!!!!! tidak penting menangis sekarang.Aku harus melihat Reyhan.

"Ayo Bu,jangan buang-buang waktu,"desak Silvi,yang langsung kubalas dengan anggukan kepala dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Silvi menuntunku menuju mobilnya,hebat anak jaman sekarang sudah bisa menyetir mobil sendiri.tidak sepertiku aku dulu, jangankan menyetir mobil,mengendari motor saja aku masih kesusahan.

Aku duduk dikursi depan bersebelahan dengan Silvi,dia sudah konsentrasi dengan setirnya.Sedangkan aku memikirkan bagaimana keadaan Reyhan .Aku duduk dengan hati yang cemas dan gusar.

Kenapa mobil ini bergerak begitu lambat sih,dan kenapa rasanya rumah Reyhan begitu jauh padahal yang kutahu jarak rumah Reyhan dengan rumahku tidak terlalu jauh.

Tunggu....aku merasa aneh dengan jalan ini,walau aku baru sekali datang kerumah Reyhan tapi aku tidak lupa sedikitpun jalan-jalan yang dilewati,dan apa ini?.Jalan ini serasa asing bagiku.

"Vi,ini bukan arah menuju rumahmu,kamu akan membawa saya kemana?"tanyaku akhirnya.

"Kak Reyhan sedang tidak ada dirumah,dia di Apartementnya,jadi sekarang kita harus ke Apartement Kak Reyhan."jawab Silvi tidak menengok kearahku sama sekali,mungkin dia sedang benar-benar kosentrasi dengan setirnya.

"Apartement,bagaimana bisa.Katamu.."

"Iyah,tadi waktu Silvi mengunjungi Kak Reyhan dia sudah tidak berdaya,aku tidak tahu apa penyebabnya yang jelas kondisi Kak Reyhan saat ini memprihatinkan sekali."jelasnya yang memotong omonganku.

Mesaki penjelasannya terdengar aneh ditelingaku,tapi tetap saja membuat hatiku tidak tenang malahan semakin gusar,rasanya ingin sekali menjedodkan kepalaku ketembok cina sana, agar aku tahu ini hanyalah mimpi.

Selama perjalanan aku tidak bisa duduk dengan tenang,aku selalu memutar tubuhku kekanan dan kekiri,untuk menghilangkan rasa yang tidak enak dihati ini,sesekali aku juga menggigit bibir bawahku,aku tahu kadang Silvi juga melihatku aneh,tapi aku yang harus aneh padanya,Kakaknya sedang sekarat kenapa dia bisa setenang itu.

CLBKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang