See You Again

68 12 2
                                    

Calum terbangun dengan keadaan yg menurutnya sangat berbeda, Ia membuka matanya yg sudah tak tertutup perban, menatap sekeliling, perlahan pandangan yg mulanya kabur kini terlihat dengan jelas, Ia benar benar tak percaya dengan apa yg dilihatnya, apakah Ia bermimpi bisa menatap Ibunya yg tersenyum lebar menantikan ucapan Calum yg akan Ia lontarkan. Calum masih tertegun di ranjang tempat tidur, Ia benar benar tak percaya, seakan semua berakhir dengan indah Calum berlari memeluk Ibunya erat tangisnya pecah seketika mendapati Ia bisa melihat lagi, Ibunya membalas pelukan hangat anaknya itu dengan berbicara seperti ini "kau bisa melihat dengan baik sekarang, kau harus menerima ini, harus"

"Mom,, benarkah ini? Aku bisa melihatmu lagi, Shit,, betapa bahagianya aku sekarang," Calum menatap wajah Ibunya yg basah mengusapnya perlahan.

"I love you Mom" Calum kembali memeluk Ibunya sangat bahagia bisa melihat lagi, terutama bisa melihat Oddie, Calum tak sabar ingin bertemu dengannya.

"Kau tau,, Oddie menunggumu sangat lama," Joy tersenyum melihat Calum yg sudah bersiap siap untuk berangkat pulang ke Sydney, Ia benar benar merindukan kekasihnya itu.

"Ohh,, berapa lama kita disini Mom,, kenapa lama sekali, bisakah kita cepat?" Calum menatap Ibunya yg masih asik memasukkan baju kedalam koper.

Didalam pesawat Calum gelisah benar benar tak sabar ingin bertemu dengan Oddie, wanita yg sangat Ia cintai.

"Kau gugup?" Joy seakan tau perasaan anaknya sekarang, Ia tersenyum menenangkan. Andai saja ini tak terjadi pasti Ia sudah bertemu dengan Oddie, huh,, sungguh ini diluar dugaan.
****

"Yah,,aku tau aku mengidap kanker otak dan sebentar lagi akan pergi menyusul Ibu, apakah Ayah masih menyembunyikan ini dariku?" Oddie menangis melihat sikap Ayahnya yg berbeda, Mr. Kenan terdiam menatap wajah Oddie yg sangat mirip dengan Ibunya penuh kasih.

"Kau mengetahuinya?" Suara Mr. Kenan pelan hampir tak terdengar, Ia hanya berusaha untuk tak menangis.

"Aku tau ini semua, karena akulah yg akan menjalani, aku yg akan merasakan sakitnya, kau tak bisa merahasiakannya dariku" air mata  Oddie dengan perlahan mendesak ingin keluar, hatinya cukup sakit menerima kenyataan.

"Bantu aku mendonorkan mataku untuk Calum" Oddie menghela nafas untuk sekian detik, pikirannya kacau, Mr. Kenan mendelik menolak permintaan anaknya.

"Kau akan sembuh Oddie percayalah Tuhan akan membantumu, jangan mengambil keputusan secara sepihak" Kini Mr. Kenan melemas, jantungnya seakan ditarik keluar mendengar permintaan anaknya. Astaga Oddie kau baik sekali.

"Stadium 3 Yah, ini artinya aku sekarat, tak ada jalan keluar selain menunggu kematian,," Semua diam tak ada lagi perdebatan diantara anak dan Ayah tersebut.
****

Calum tersenyum saat kakinya menapak di lapangan Airport Sydney, Ia menghirup udara memasukkannya kedalam paru parunya lalu dihembuskannya perlahan.

"Oddie, aku pulang" Calum bergumam Ia masih saja menyimpan kotak kecil berwarna coklat itu dalam tasnya, sudah beberapa kali Ia gagal memberikannya pada Oddie, dan kali ini Ia yakin kotak ini akan ada di tangan Oddie.

"Kau bisa melihatku dengan jelas?" Mali berteriak sesaat Calum tak sadar melewatinya seakan tak kenal.

"Astagah,, Ayah Mali, kalian ada disini? Sungguh aku tak menyadarinya" Calum berbalik terkejut melihat keluarganya sudah berada disana menunggunya.

"Kau hanya ingat kekasihmu sajakah?" Mali kesal sikap Calum tetap saja seperti itu.

"Bagaiamana bisa, aku benar benar merindukannya Mali, begitupun dengan kalian" Calum tersenyum segera memeluk ayahnya dan kakaknya yg hanya bersungut malas.

"Matamu indah sekali Cal,, jujur mata itu cantik" Mali menatap kedua mata Calum yg berwarna hitam kelam tak ada cacat sedikitpun.

"Aku ingin bertemu Oddie, bisakah kalian mengantarku?" Calum menghindar dari tatapan kakaknya, Ia sangat risih ditatap seperti itu.

Keluarganya saling pandang diam beberapa saat dan ini membuat Calum kesal menunggu.

"Ayolah, atau aku akan pergi!!!" Calum teriak ternyata Ia lebih dulu pergi melihat keluarganya hanya terpaku membuat Calum curiga, ada yg disembunyikan, Tentu.

"Maaf Cal,, Oddie tak disini sekarang, maksudku tak dirumahnya,, ohh lebih tepatnya tak dikota ini" Mali cukup kikuk memberitahu Calum soal Oddie, Ia gelisah melihat Calum hanya terpaku, Shit,, haruskah Ia tau semuanya?

"Haha,, pergi lagi? Oddie pergi??? LAGI? hmmm oke baiklah, aku tak apa lagi pula aku sudah terbiasa dengan ini,," Calum tersenyum senyum yg sangat berbeda senyum yg coba Ia buat menutupi sakit hatinya,,  perih dan pilu, matanya memerah menahan tangis, dan Calum berusaha untuk tegar.

"Aku mengerti apa yg kau rasakan Cal, maafkan aku" Mali mengusap punggung Calum yg perlahan bergetar, akhirnya tangisnya keluar juga meski Calum selalu mengusapnya. Mali segera memeluk Calum, Ia juga menangis karena tau jika Oddie, Oddie tak ada didekat Calum sekarang, awalnya Oddie ingin menunggu hingga Calum datang, namun Ia merasa akan sangat sakit jika mengingat dirinya tak akan bisa kuat menatap Calum karena Ia akan pergi dan tak bisa menjadi pendamping hidupnya.

"Aku benar benar membutuhkan Oddie sekarang, dimana dia Mali,, bantu aku menemuinya, biarkan aku menatapnya meski hanya sebentar, biarkan aku memeluknya meski hanya sesaat, biarkan aku melihat senyumnya Mali, aku mencintainya, BENAR BENAR MENCINTAINYA, APA AKU TAK BISA MERASAKAN YG NAMANYA BAHAGIA??" Calum murka berbalik memarahi kakaknya yg hanya bisa menangis, inilah akibatnya jika kau memberitahu Calum, tapi akhirnya semua akan terbongkar.

"Biarkan aku yg berbicara" David Ayah Calum datang membiarkan Calum sendiri, Mali benar benar tak kuat berada disana, meskipun hanya mendengar apa yg akan diucapkan oleh Ayahnya.

"Dimana Oddie, Dad tolong biarkan aku menemuinya" Calum mengusap wajahnya kasar menoleh kearah Ayahnya.

"Oddie mengidap penyakit kanker otak" Mr. David akhirnya bisa mengeluarkan kata katanya meski sempat tersendat.

"Haah??" Calum terpaku nafasnya seakan terhenti entah apa yg Ia pikirkan Calum pergi dari hadapan Ayahnya, tak tau pergi kemana Ia berlari tak menghiraukan teriakan Ayahnya.

Pergi menemui Oddie meski tak tau keberadaannya sekarang.

Long Damn Relationshit // Calum HoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang