Don't say Good Bye

65 12 2
                                    

Calum terengah engah saat Ia tiba dirumah Oddie yg kosong dan terkunci. Tak lelah Ia memanggil Oddie meski Ia sudah tau tak ada orang dirumah itu.

"Kau mencari siapa? Keluarga Mr. Kenan sudah pindah, karena anaknya sakit" seorang yg merasa risih dengan teriakan Calum keluar dari rumahnya memberitahu, lagi lagi Calum menangis kakinya lemas tak mampu Ia berdiri lagi, hatinya remuk haruskah Ia tak bertemu lagi dengan Oddie, Calum teriak sekeras kerasnya berharap Tuhan mau memberitahu keberadaan kekasihnya.

"Hey Nak,, Mr. Kenan pergi ke Singapore untuk menjalani teraphy anaknya, apa kau tak tau?" Pria itu gusar Calum tak kunjung berhenti ribut.

"Terima kasih,, aku akan menyusulnya" Calum segera pergi pulang kerumah lalu akan berangkat ke Singapore menemui Oddie.
****

"Kau benar ingin pergi Cal?" Mom menghampiri Calum yg sedang menyiapkan bajunya.

"Yes Mom," Calum tak menoleh sibuk dengan pakaiannya, tak lupa dengan kotak kecil berwarna coklat itu.

"Sampaikan pada Oddie, kami disini mendoakannya,, berhati hatilah, pakai ini jika matamu mulai lelah" Mom Joy dengan suara bergetar memberikan obat tetes mata.

"Mom mengijinkanku pergi?" Calum tercekat mendengar ucapan Ibunya,

"Aku tak bisa melarangmu jika kau sudah berbenah, hanya 2 hari tak lebih Cal, aku tak mau kau disana sendiri" Joy mencoba tersenyum meski air mata mulai terasa mengalir melewati pipinya.

"Thanks Mom" Calum segera memeluk Ibunya.
****

"Yah,, aku takut" Oddie berada dirumah sakit menunggu untuk pengobatannya, Ayahnya tersenyum menenangkan. Kuharap Oddie tau jika Calum datang sekarang.

Tibalah saat Oddie mulai menjalani pemeriksaan, Ia berbaring dimana Oddie akan dimasukkan kedalam lab untuk melihat perkembangan otaknya yg kian rusak.

Oddie menangis mendengar jika tak ada yg bisa dokter lakukan selain menunggu keajaiban Tuhan, kanker otak yg ganas sudah 99% merusak jaringan otaknya dan ini membuat Oddie berharap membiarkannya bertemu dengan Calum meski hanya sesaat.

"Ayo kita pulang, bahkan dokter yg sangat ahlipun angkat tangan dengan penyakitku Yah, jangan sakiti aku" Oddie memohon, lagi lagi Ayahnya menggeleng menolak permintaan anaknya, Ia merasa pilu melihat Oddie yg semakin pucat dan kurus, rambutnya sudah habis, ya Oddie tak memiliki rambut sehelaipun, Oddie tak peduli dengan semuanya, Ia pasrah seakan Oddie bisa menghadapi masalahnya dengan tegar, Oddie memang wanita yg kuat.

"Oddie, Calum ada disini" Gerald datang menemui Ayahnya dan Oddie.

"Caa-calum?" Oddie tak percaya dengan penglihatannya melihat seorang pria yg sangat dikenalnya berdiri disamping Gerald dengan mata yg mulai berkaca kaca.

"Oddie,," Calum tercekat melihat Oddie yg sangat berbeda, Ia menangis, menangis cukup keras merasa kasihan dan sakit dengan keadaan kekasihnya kini.

"Bolehkah aku memelukmu Oddie?" Calum mendekat, namun Oddie yg duduk dikursi roda mendorongnya menjauh, ini tak seperti yg dibayangkan, ada apa dengan Oddie.

"Kumohon kau terima dengan keadaanku sekarang, aku tak lama lagi akan pergi meninggalkan dunia ini dan aku tak mau orang yg aku sayangi menangis karena aku,"

"Jangan berucap seperti itu Oddie, aku benar benar mencintaimu" Calum mengusap wajahnya takut Oddie tak menerimanya kembali.

"Apa kau baik baik saja? Aku benar benar merindukanmu" Oddie menatap Calum lalu air matanya mulai menetes,

"Aku tak baik tanpamu,, biarkan aku memelukmu Oddie" Calum memohon Ia sangat ingin Oddie berada dalam dekapannya.

"Aku tak ingin kau mengingatku,, kumohon!! kau dan aku sudah bertemu sekarang, aku senang kau baik baik saja, sekarang kau bisa pulang dan lupakan aku" entah apa yg membuat Oddie berbicara seperti itu, Ayahnya pun ikut heran Oddie berubah, padahal Ia merajuk sangat ingin menemui Calum tapi sekarang Calum sudah ada dihadapannya dan dia mengusirnya, How funny.

Long Damn Relationshit // Calum HoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang