chapter 3

283 37 9
                                    

Aku benar benar bersyukur karena langit kota London sangat cerah pagi ini. Kalau hujan, mood bekerjaku biasanya akan langsung hilang. Tapi coba lihat cahaya matahari itu.

Sekarang aku sedang menyusuri jalanan kota London. Yes, i'm on my way to tea blends.

Hari pertama bekerja.

Semua orang selalu gugup di hari bertama bekerja. Setidaknya itulah yang kubaca di majalah. Bertemu orang baru dan lingkungan baru. Dan yang pasti, dengan membawa misi baru.

Kepala kompartemenku mengatakan kalau tea blends London tidak begitu jauh dari big ben, tapi nyatanya, aku belum bisa menemukannya.

"Seharunya aku sudah dekat," batinku.

Aku terus saja melihat kesekeliling. "Dimana tempat itu?" gumamku sambil menatap big ben yang ada tepat di belakangku.

"Butuh bantuan, Miss?" tanya sebuah suara dari sampingku.

Aku langsung membalikkan badan dan menatap pria yang ada di depanku.

Oh my.

Pria itu berwajah arab dengan tatapan hangat yang sedang menatapku sambil menaikkan alis. Dia punya garis wajah tegas yang membuatku menahan nafas sejenak. Kulihat dia memakai setelan jas yang sangat pas di tubuhnya. Satu kata untuk menggambarkannya.

Tampan.

"Ti---tidak," ujarku mencoba tidak menatap mata pria itu. Dia bahkan terlalu tampan untuk dilihat.

"Kau yakin?" tanyanya lagi.

"Umm," aku menimbang nimbang sejenak sebelum akhirnya bicara. "Aku sedang mencari caffee tea blends. Apa kau tau tempat itu ada dimana?"

"Ohh, tea blends tidak jauh dari sini, biar kuantar," ujarnya.

Aku melihat pria itu sambil memiringkan kepala. Seakan tersadar, dia mengulurkan tangannya.

"Namaku Zayn. Zayn Malik. Dan kau?"

"Elisabeth Novanta Delancey. Panggil aku Elis," jawabku sambil menyambut uluran tangannya.

"Sepertinya aku pernah mendengar namamu," gumam Zayn lalu terdiam sejenak. "Tapi aku tidak ingat."

Aku tertawa kecil mendengar jawaban polosnya.

"Baiklah, ayo," ajaknya setelah melepaskan tanganku.

Sepertinya pria ini pria yang baik. Bisa kulihat dari kerapihannya dan wajahnya. Dia juga sopan dan baik. Rasanya dia bisa dipercaya.

◆◆◆

Papan nama disini lebih kecil dari yang ada di tea blends Holland. Tea blends London memang cukup strategis, tapi suasananya sangat jauh berbeda dari tempat kerjaku dulu. Bangunan ini diapit oleh sebuah Hotel dan toko boneka teddy bear yang membuatnya benar benar ada "ditengah".

Kukira Zayn hanya mengantarku, tapi sekarang dia membukakan pintu untukku dan ikut masuk kedalam.

Mungkinkah dia...

"Kau membawa siapa, Zayn?" tanya seorang gadis yang datang dengan memakai pakaian kantor dan riasan wajah yang membuatnya tampil begitu cantik. Berbeda sekali denganku yang memakai skater skirt hitam diatas lutut dan atasan tanpa lengan.

"Namanya Elis," jawab Zayn singkat. Dia kemudian melihatku dan bertanya, "Kau pasti ingin bertemu seseorang kan?"

"Aku harus bertemu Harry, manager disini," ujarku.

"Panggilkan Harry, Layla."

"Naik saja sendiri," jawab Layla yang bagiku terdengar agak angkuh.

"Elis itu tamu kita. Cepat panggilkan."

a cup of tea [h.s]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang