chapter 4

254 34 4
                                    

"Tolong panggilkan mereka semua," ujarku pada Harry.

Harry mengangguk dan berjalan kearah tangga. Sebenarnya Harry adalah sosok manager yang semua gadis ingin miliki. Dia tampan, kaya, muda, dan jujur saja, aku suka stylenya. Kuperhatikan dia sangat friendly dengan anak buahnya sendiri. Bahkan bisa dibilang dia berteman dengan mereka semua. Sangat...

"Jangan harap dia akan mendekatimu, Elis," ujar sebuah suara dari belakangku yang langsung membuatku tersentak.

Layla.

Bagus, dia memergokiku sedang memperhatikan Harry. Dari nada bicaranya aku tau dia tidak suka padaku.

"Aku tidak pernah berharap," jawabku tenang.

Layla memutar bola matanya dan duduk di depanku. "Ingat ini, Elis. Jangan pernah naik ke atas."

"Aku tidak pernah berpikiran untuk naik kesana," jawabku sambil melihat kearah tangga kelantai tiga.

"Kalian sedang membicarakan apa?"

Itu suara Zayn. Aku tau itu.

Kulihat Zayn duduk sambil melihatku dan Layla dengan tatapan heran. Dia pasti bingung apa yang kubicarakan dengan assistant manager Harry.

"Tidak ada," jawab Layla.

Aku hanya melihat Zayn dan menggeleng sambil tersenyum.

"Hai Elis," ujar Niall saat dia baru datang. "Ini untukmu."

Kulihat Niall membawa nature tea hangat dengan tambahan daun mint diatasnya.

"Untukku?" tanyaku memastikan.

"Tentu," jawabnya sambil menyodorkan cangkir itu ke hadapanku.

That's sweet.

"Thanks, Niall," jawabku. "I like your tea."

"My pleasure," ujar Niall dengan senyuman lebar terhias di wajahnya.

Tidak lama kemudian Louis, Liam dan Harry naik ke atas dengan membawa hasil hari ini.

"Aku sudah menghitungnya dan hasilnya adalah $876,5," ujar Liam saat telah bergabung dengan kami di meja.

Harry terlihat bingung. Dia lalu melihat kearahku. "Bagaimana ini, Elis?"

"Di Holland, aku bisa mendapat $2500 per hari."

Aku melihat kearah Louis. "Lou, bisa kau membuat cake baru untuk dijual?"

"Tentu, tapi aku tidak tau harus membuat apa," jawab Louis.

Aku mencoba mengingat buku resep yang kubawa kesini dari Belanda. Semoga aku memasukkannya ke dalam koper.

"Besok aku akan membawakanmu resep baru," ujarku pada Louis.

"Akhirnya!" ujar Louis bersemangat.

"Kau juga Niall, besok akan kuajari membuat tea lain dari Jepang," ujarku pada Niall.

"Yes, kali ini dia tidak bersamamu, Zayn," goda Niall sambil tertawa. Zayn hanya melihatnya dengan tatapan malas.

"Akan kubuat beberapa menu baru disini lalu aku mau ini dipasarkan. Kita bisa membuat brosur dan membagikannya," ujarku pada Harry. "Dan aku juga mau ada beberapa perubahan dekorasi di tempat ini."

"Berarti kau mau membuat menu baru dulu dan setelah itu kau mau membagikan brosur?" tanya Harry antusias.

"Right," jawabku. "Do you know what? Caffee disini kurang hangat. Mengerti?"

a cup of tea [h.s]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang