Hey baby even though I hate ya!
I wanna love ya
I want you!
And even though I can't forgive you
I really want ya
I want you!Tell me, tell me baby
Why can't you leave me?
Cause even though I shouldn't want it
I gotta have it
I want you!Head in the clouds
Got no weight on my shoulders
I should be wiser
And realize that I've gotAku terbatuk batuk karena pada dasarnya suaraku tidak akan pernah seperti seorang ariana yang tinggi dan luar biasa sofrant itu. Kulilitkan handuk ditubuhku dan bergegas keluar dari kamar mandi. Tanganku langsung meraih gelas berisi air yang ada diatas meja dan segera meminumnya.
Hari ini aku mau ke mall. Refreshing, membeli dress, wedges dan merelaksasikan kepalaku dengan creambath. Aku juga mau ke cafe. Tapi bukan tea blends pastinya. Banyak sekali hal yang mau kulakukan sebelum ke Milan.
Entahlah, aku kan seorang perempuan. Bukankah semua perempuan mau kelihatan cantik saat ada di suatu pesta? Ah, aku juga harus membeli make up! Demi Tuhan, untung saja honor dari Mr. Pal masih sangat banyak.
Tok tok tok
"Elis, boleh aku masuk?" seru suara dari luar pintu.
Pasti itu Deby. Aku sengaja mengajaknya juga agar tidak sendirian. Lagipula berdua lebih baik, iya kan?
Saat baru masuk, Deby melihatku lalu berkacak pinggang. "Kau baru mandi?" tanyanya.
"Baru selesai lebih tepatnya," ujarku sambil tertawa.
"Ayo cepat pilih baju!" ujar Deby. Dia lalu mendorongku kearah lemari dan memilihkan baju untukku. Sebuah kaos merah pucat dan celana pendek. Pilihan yang minimalis untuk saat saat seperti ini.
Setelah berpakaian, Deby langsung menarikku untuk keluar dari kamar. Aku melihat kalau dia sudah memarkir motornya tepat di depan kompartemen.
"Kita akan naik ini?" tanyaku tidak percaya.
"Ya, memangnya kenapa?"
"Are you sure?"
"Of course," jawabnya sambil merentangkan tangan. "Jangan bilang kau phobia pada motor."
Akupun mendengus dan membuatnya tertawa. Sebenarnya aku tidak takut menaiki motor itu. Yang aku takutkan adalah karena Deby yang mengendarainya. Tapi, ya sudahlah. Akhirnya aku menaiki motornya dan pergi ke Mall. Aku sangat bersyukur karena Deby membawaku ke mall dengan selamat. Bahkan syukurlah jantungku tidak apa apa.
Pemberhentian pertama : Creambath
"Kau harus membawakanku oleh oleh dari Milan, Elis," ujar Deby saat kami sedang menunggu pegawai salon melakukan pekerjaannya.
"Tapi aku kesana bukan untuk liburan," ujarku sambil terkekeh.
"Pasti Harry memberimu waktu untuk jalan jalan, Elis. Aku yakin," ujar Deby dengan nada memelas.
"Maaf, miss," ujar dua orang gadis pegawai salon. "Kalian mau aroma apa?"
"Gingseng," ujarku.
"Coklat," jawab Deby. Dia kembali melihat kearahku. "Please, please, please," ujarnya lagi.
"Kita lihat nanti, okay?"
◆◆◆
Harry's POV
Demi Tuhan! Tidak bisa kah seseorang beristirahat dengan tenang?
KAMU SEDANG MEMBACA
a cup of tea [h.s]
FanfictionElisabeth Novanta Delancey tidak pernah menyangka kalau ia akan dipindahkan ke cabang cafenya yang baru di London. Semuanya baik baik saja sampai ia bertemu dengan keempat rekan barunya yang tampan dan managernya yang sangat "don juan" itu. Written...